Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[KALEIDOSKOP 2019] Deretan Kasus Pembunuhan yang Hebohkan Jakarta dan Sekitarnya

Kompas.com - 24/12/2019, 12:58 WIB
Dean Pahrevi,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

Berbagai cara pembunuhan sudah dilakukan seperti santet dan menggunakan senjata api. Namun, kedua cara itutidak membuahkan hasil yang diinginkan.

Pada akhirnya Aulia menyewa jasa pembunuh bayaran untuk menghabisi nyawa suami dan anak tirinya. Dia menemukan dua pembunuh bayaran asal Lampung berinisial S dan A.

"Yang dijanjikan saudara Aulia Rp 200 juta untuk masing-masing, S dan A. Aulia baru memberikan Rp 10 juta (kepada A dan S) untuk pulang ke Lampung (setelah Edi dan Dana dibunuh)," kata Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Suyudi Ario Seto dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, Senin (2/9/2019).

Pada Jumat (23/8/2019), Aulia beserta S dan A mulai beraksi melancarkan rencananya.

Baca juga: 3 Pengakuan Aulia Kesuma, Otak Pembunuhan dan Pembakaran Suami dan Anak Tiri

 

Dibantu keponakannya berinisial KV, Aulia yang juga bersama S dan A memasukkan obat tidur ke minuman Edi dan Dana yang sedang berada di kediamannya, kawasan Lebak bulus, Jakarta Selatan.

Usai meminuman yang telah diberi obat tidur, Edi dan Dana tertidur. Mereka kemudian dibekap di dua kamar yang berbeda hingga tewas.

Kedua korban yang sudah tewas lalu diikat dan dipindahkan ke garasi.

"Perencanaan berikutnya adalah membakar rumah seolah-olah meninggal karena terbakar. Dibuatlah tiga komponen pembakar dengan obat nyamuk spiral dan diletakkan kain yang sudah disiram bensin di samping obat nyamuk," ujar Suyudi.

Saat obat nyamuk sudah terbakar dan api hampir melahap tubuh kedua korban, tanpa sepengetahuan Aulia, salah satu pembunuh bayaran memadamkan api tersebut.

“Namun saat obat nyamuk dibakar, S berubah pikiran, timbul ketidaktegaan. Obat nyamuk di garasi dan di kamar ED dimatikan dengan cara diludahi," ujar Suyudi.

Kecewa rencananya gagal, Aulia langsung menyusun rencana kembali. Kali ini jenazah kedua korban dibawa ke Sukabumi dan dibakar di dalam mobil.

Pada 25 Agustus 2019, Aulia bersama KV membawa kedua jenazah korban ke Sukabumi menggunakan mobilnya.

Mobil tersebut nantinya akan di parkirkan di tepi jurang kawasan Sukabumi, lalu dibakar. Namun, lagi-lagi rencana itu gagal karena KV alami luka bakar saat membakar mobil tersebut.

“KV diperintahkan untuk membakar mobil yang berisi korban dan mobil sudah mengarah ke jurang. Jadi, seolah-olah terbakar karena masuk jurang. Setelah membakar menggunakan 8 botol pertalite, saat itu KV masih dalam kemudi, mobil pun meledak dan mengenai KV," ujar Suyudi.

Aulia memilih melarikan diri dan membawa KV ke Rumah Sakit Pertamina. Singkat cerita, Aulia berhasil ditangkap polisi tak sampai 24 jam di Jakarta.

Sedangkan KV yang dirawat di rumah sakit dalam pengawasan polisi, kemudian S dan A juga ditangkap polisi di kawasan Lampung Timur.

Keempatnya kini telah ditahan di Mapolda Mtero Jaya dan dijerat pasal 340 KUHPidana tentang pembunuhan berencana dengan ancaman hukuman mati.

5. Penemuan Jenazah Dalam Koper di Bogor

Warga Bogor dihebohkan dengan penemuan jenazah dalam koper di yang ditemukan di bawah jurang hutan pinus, Kampung Teluk Waru, Desa Curug Bitung, Kecamatan Nanggung, Bogor, Minggu (10/11/2019) siang.

Koper itu pertama kali ditemukan oleh seorang tukang ojek bernama Adang.

Saat itu dia yang sedang berada di lokasi melihat koper tersebut berada di bawah jurang dalam kondisi dikerumuni lalat dan mengeluarkan bau tak sedap.

Curiga dengan isi koper tersebut, Adang memanggil warga lainnya bernama Didi Suswandi yang juga berada di lokasi.

Saat memeriksa koper, mereka kaget karena dari sela-sela slteing koper terlihat kaki manusia.

Mereka pun lanjut memeriksa dan membongkar koper itu. Ditemukan jenazah memakai jas hitam dibungkus plastik hitam, dilapisi selimut dan sekujur tubuh dililit plester putih.

"Jadi pas dibuka itu matanya sudah enggak ada dan membusuk, mungkin karena sudah lama di sana (hutan pinus)," ucap saksi mata Didi Suswandi kepada Kompas.com saat ditemui di TKP, Senin (11/11/2019).

Polisi yang tiba di lokasi langsung membawa jenazah ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati untuk diperiksa.

Berdasarkan hasil pemeriksaan forensik, jenazah itu berjenis kelamin pria dan diperkirakan sudah meninggal dunia satu minggu sebelum ditemukan, selain itu diduga kuat juga jenazah merupakan korban kejahatan sebab ditemukan sejumlah luka pada tubuhnya.

Kondisi jenazah yang sudah sangat membusuk membuat identitas jenazah tidak dapat teridentifikasi.

Polisi juga berupaya membuat sketsa wajah korban dan disebarkan ke masyarakat. Hal itu guna mencari identitas mayat yang belum teridentifikasi, meski sudah dicoba menggunakan alat dan data e-KTP.

"Kita masih berupaya semaksimal mungkin mencari identitas korban yang belum ditemukan. Memang terkait sketsa ini juga menjadi pertimbangan kita supaya mempermudah mencari pelaku," kata Benny di Mapolres Bogor, Cibinong, Kamis (28/11/2019).

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com