Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembunuhan Noven, Kasus yang Belum Tuntas pada 2019

Kompas.com - 31/12/2019, 14:10 WIB
Ramdhan Triyadi Bempah,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Sejumlah kasus pembunuhan terjadi di wilayah Kota Bogor, Jawa Barat, sepanjang 2019. Beberapa di antaranya dilakukan secara sadis.

Namun, dari sederet kasus itu, sorotan publik tertuju pada peristiwa pembunuhan seorang siswi sekolah menengah kejuruan (SMK) bernama Andriana Yubelia Noven Cahya.

Peristiwa kelam yang telah merenggut nyawa gadis cantik berusia 18 tahun itu terjadi pada 8 Januari 2019. Ia ditusuk oleh seseorang seusai pulang sekolah di sebuah gang kecil, tak jauh dari lokasi sekolahnya.

Berbagai upaya telah dilakukan kepolisian untuk mengusut kasus tersebut. Olah TKP, pemeriksaan saksi, memeriksa rekaman CCTV, hingga melibatkan Federal Bureau Investigation (FBI) pun telah dilakukan.

Baca juga: Kronologi Penusukan Noven, Siswi SMK di Bogor

Namun, hingga 11 bulan kasus itu bergulir, polisi belum dapat mengungkap misteri pembunuhan itu.

Awal September 2019, polisi pun merilis perkembangan terbaru dari kasus itu.

Polisi telah mengidentifikasi dua hingga tiga orang sebagai terduga pelaku pembunuh Noven.

Kepala Polresta Bogor Kota Komisaris Besar Hendri Fiuser mengatakan, mereka diduga kuat mengenal korban dan mengetahui peristiwa pembunuhan itu.

Meski begitu, untuk membuktikannya, polisi masih membutuhkan data pendukung.

"Beberapa orang sudah kami identifikasi. Itu belum pernah tersentuh sebelumnya. Untuk mengaitkan kepada yang bersangkutan, kita butuh data pendukung dulu. Tapi orang-orang ini sudah kita tapping keberadaannya," ungkap Hendri, Selasa (3/9/2019).

Beberapa temuan dan fakta pun telah diungkap pihak kepolisian sebelumnya. Dirangkum dari artikel Kompas.com, berikut lima data perkembangan kasus pembunuhan Noven.

1. Korban ditusuk di bagian dada kiri

Andriana Yubelia Noven Cahya Rejeki tewas ditusuk oleh orang tak dikenal di sebuah gang seusai pulang sekolah. Dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP), korban ditusuk di bagian dada yang menyebabkannya meninggal dunia.

"Ditusuk di bagian dada sebelah kiri dengan menggunakan senjata tajam yang mengakibatkaan korban meninggal dunia dengan luka tusuk senjata tajam lebar kurang lebih 3 cm dalam luka 22 cm," kata Kasubag Humas Polresta Bogor Kota Yuni Astusi, dalam keterangannya, Selasa (8/1/2019).

Baca juga: Dalam Sebulan, FBI Janji Selesaikan Identifikasi Rekaman Penusukan Siswi SMK di Bogor

Yuni menambahkan, petugas masih melakukan penyelidikan atas kasus tersebut.

Sejumlah saksi, sambung Yuni, sudah dimintai keterangan termasuk melakukan olah tempat kejadian perkara.

"Kami masih dalami kasus ini untuk mengungkap identitas pelaku penusukan," tuturnya.

Dari hasil rekaman CCTV yang terpasang di lokasi kejadian, terlihat pelaku adalah seorang pria.

2. Motif awal karena sakit hati

Kepolisian Resor Bogor Kota masih mendalami kasus penusukan terhadap siswi SMK Baranangsiang, Andriana Yubelia Noven Cahya Rejeki (18).

Kepala Polresta Bogor Kota Komisaris Besar Hendri Fiuser menduga, motif pelaku menusuk korban dilatarbelakangi karena dendam dan sakit hati.

"Pelakunya belum ketangkap, tapi pada umumnya kasus pembunuhan seperti ini pasti ada motifnya. Sementara, dugaan awal karena dendam dan sakit hati," ujar Hendri, Rabu (9/1/2019).

Baca juga: Polisi Serahkan Rekaman CCTV Penusukan Siswi SMK di Bogor ke FBI

Hendri menambahkan, sejauh ini polisi sudah mengumpulkan sejumlah barang bukti dari lokasi kejadian, yaitu pisau, baju seragam korban, serta rekaman CCTV.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Megapolitan
“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

Megapolitan
Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Megapolitan
Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Megapolitan
Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Megapolitan
Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Megapolitan
Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Megapolitan
Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Megapolitan
Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Megapolitan
Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi 'Start' dan Ragu-ragu

Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi "Start" dan Ragu-ragu

Megapolitan
Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Megapolitan
Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Megapolitan
Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Megapolitan
Saat Pedagang Kecil Jaga Marwah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran meski Sudah Jadi Pemenang

Saat Pedagang Kecil Jaga Marwah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran meski Sudah Jadi Pemenang

Megapolitan
Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com