Ia mengatakan, bahwa sebelum tewas, Noven sempat mampir ke toko membeli kado untuk acara ulang tahun temannya.
"Setiap hari, berangkat ke sekokah maupun pulang selalu bareng. Tapi pas kejadian, dia pulang duluan. Saya kaget banget setelah dapat kabar itu," tutur dia.
"Padahal, kami punya mimpi yang sama. Kalau nanti sudah sukses mau join bisnis bareng. Kamu punya hotel, saya punya butik, jadi kalau ada orang nikah, nikahnya di hotel kamu dan bajunya bikin sama aku," tiru Vanessa, seperti ucapan Noven.
Sepekan lebih kasus penusukan terhadap Andriana Yubelia Noven Cahya Rejeki (18), siswi SMK Baranangsiang, Kota Bogor, belum terungkap. Meski begitu, polisi terus bergerak mencari identitas pelaku.
Untuk mempermudah melacak keberadaan pelaku, polisi segera menyebar sketsa wajahnya.
Kepala Polsek Bogor Timur Komisaris Polisi Marsudi Widodo mengatakan, pembuatan sketsa wajah pelaku dilakukan berdasarkan keterangan para saksi dan hasil digital forensik rekaman CCTV.
"Sketsa wajah dilakukan di Mabes Polri," kata Marsudi, Rabu (16/1/2019).
Baca juga: Polisi Segera Sebar Sketsa Wajah Pelaku Penusukan Siswi SMK di Bogor
Marsudi menambahkan, saat ini polisi masih menunggu hasil laboratorium forensik sidik jari pelaku.
Sebab, kata Marsudi, sidik jari merupakan salah satu instrumen penting dalam proses penyelidikan untuk pengungkapan suatu kasus.
"Yang akurat itu sidik jari, darah, rambut. Ada nggak yang ditinggalin sama pelaku di lokasi kejadian. Yang jelas, segala upaya kita lakukan," sebutnya.
Sejauh ini, kata dia, polisi sudah memeriksa 20 orang saksi, termasuk teman korban dan orang-orang yang terekam dalam kamera CCTV.
"Dari keterangan yang mereka (saksi) berikan, tidak ada yang mengenal pelaku," pungkas dia.
Kepolisian meminta bantuan Federal Bureau of Investigation (FBI) untuk mengungkap kasus pembunuhan terhadap Andriana Yubilea Noven Cahya (18), siswi SMK Baranangsiang, Kota Bogor, yang ditusuk oleh orang tak dikenal.
Kepala Polda Jawa Barat Agung Budi Maryoto mengatakan, FBI memiliki alat digital yang bisa memperjelas hasil rekaman kamera pengawas CCTV.
Agung menyebut, hal itu diperlukan untuk mempermudah polisi mengenali wajah pelaku penusukan tersebut.
"Iya, kita akan bekerjasama dengan FBI untuk minta bantuan dari digitalnya, dari teknologinya. Kita akan minta bantu," ucap Agung, usai bersilaturahmi bersama para ulama, di Bogor, Selasa (19/2/2019).
Baca juga: Ungkap Kasus Penusukan Siswi SMK di Bogor, Polisi Minta Bantuan FBI
Sebelum meminta bantuan FBI, sambung Agung, pihaknya terlebih dulu akan mengirim surat kepada Mabes Polri meminta persetujuan.
Setelah disetujui, lanjut dia, Mabes Polri akan mengirimkan surat permohonan kepada badan investigasi negeri Paman Sam itu.
"Untuk bisa membuka yang ada di CCTV itu kan dimungkinkan di Amerika punya alat itu. Jadi kalau sekarang kita sulit karena memang kabur (gambar tidak jelas), jadi kita tidak bisa berandai-andai, kita harus utamakan digital forensik," sebutnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.