Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembunuhan Noven, Kasus yang Belum Tuntas pada 2019

Kompas.com - 31/12/2019, 14:10 WIB
Ramdhan Triyadi Bempah,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

Ia mengatakan, bahwa sebelum tewas, Noven sempat mampir ke toko membeli kado untuk acara ulang tahun temannya.

"Setiap hari, berangkat ke sekokah maupun pulang selalu bareng. Tapi pas kejadian, dia pulang duluan. Saya kaget banget setelah dapat kabar itu," tutur dia.

"Padahal, kami punya mimpi yang sama. Kalau nanti sudah sukses mau join bisnis bareng. Kamu punya hotel, saya punya butik, jadi kalau ada orang nikah, nikahnya di hotel kamu dan bajunya bikin sama aku," tiru Vanessa, seperti ucapan Noven.

4. Segera sebar sketsa wajah pelaku

Sepekan lebih kasus penusukan terhadap Andriana Yubelia Noven Cahya Rejeki (18), siswi SMK Baranangsiang, Kota  Bogor, belum terungkap. Meski begitu, polisi terus bergerak mencari identitas pelaku.

Untuk mempermudah melacak keberadaan pelaku, polisi segera menyebar sketsa wajahnya.

Kepala Polsek Bogor Timur Komisaris Polisi Marsudi Widodo mengatakan, pembuatan sketsa wajah pelaku dilakukan berdasarkan keterangan para saksi dan hasil digital forensik rekaman CCTV.

"Sketsa wajah dilakukan di Mabes Polri," kata Marsudi, Rabu (16/1/2019).

Baca juga: Polisi Segera Sebar Sketsa Wajah Pelaku Penusukan Siswi SMK di Bogor

Marsudi menambahkan, saat ini polisi masih menunggu hasil laboratorium forensik sidik jari pelaku.

Sebab, kata Marsudi, sidik jari merupakan salah satu instrumen penting dalam proses penyelidikan untuk pengungkapan suatu kasus.

"Yang akurat itu sidik jari, darah, rambut. Ada nggak yang ditinggalin sama pelaku di lokasi kejadian. Yang jelas, segala upaya kita lakukan," sebutnya.

Sejauh ini, kata dia, polisi sudah memeriksa 20 orang saksi, termasuk teman korban dan orang-orang yang terekam dalam kamera CCTV.

"Dari keterangan yang mereka (saksi) berikan, tidak ada yang mengenal pelaku," pungkas dia.

5. Minta bantuan FBI

Kepolisian meminta bantuan Federal Bureau of Investigation (FBI) untuk mengungkap kasus pembunuhan terhadap Andriana Yubilea Noven Cahya (18), siswi SMK Baranangsiang, Kota Bogor, yang ditusuk oleh orang tak dikenal.

Kepala Polda Jawa Barat Agung Budi Maryoto mengatakan, FBI memiliki alat digital yang bisa memperjelas hasil rekaman kamera pengawas CCTV.

Agung menyebut, hal itu diperlukan untuk mempermudah polisi mengenali wajah pelaku penusukan tersebut.

"Iya, kita akan bekerjasama dengan FBI untuk minta bantuan dari digitalnya, dari teknologinya. Kita akan minta bantu," ucap Agung, usai bersilaturahmi bersama para ulama, di Bogor, Selasa (19/2/2019).

Baca juga: Ungkap Kasus Penusukan Siswi SMK di Bogor, Polisi Minta Bantuan FBI

Sebelum meminta bantuan FBI, sambung Agung, pihaknya terlebih dulu akan mengirim surat kepada Mabes Polri meminta persetujuan.

Setelah disetujui, lanjut dia, Mabes Polri akan mengirimkan surat permohonan kepada badan investigasi negeri Paman Sam itu.

"Untuk bisa membuka yang ada di CCTV itu kan dimungkinkan di Amerika punya alat itu. Jadi kalau sekarang kita sulit karena memang kabur (gambar tidak jelas), jadi kita tidak bisa berandai-andai, kita harus utamakan digital forensik," sebutnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Tangkap Sopir Grab yang Culik dan Peras Penumpangnya Rp 100 Juta

Polisi Tangkap Sopir Grab yang Culik dan Peras Penumpangnya Rp 100 Juta

Megapolitan
Wanita Tewas Bersimbah Darah di Bogor, Korban Terkapar dan Ditutup Selimut

Wanita Tewas Bersimbah Darah di Bogor, Korban Terkapar dan Ditutup Selimut

Megapolitan
Ada Obeng di TKP, Diduga Jadi Alat Suami Bunuh Istri di Bogor

Ada Obeng di TKP, Diduga Jadi Alat Suami Bunuh Istri di Bogor

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Kota Bekasi Hari Ini, Jumat, 29 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Kota Bekasi Hari Ini, Jumat, 29 Maret 2024

Megapolitan
Diduga Korban Pelecehan Seksual oleh Eks Ketua DPD PSI Jakbar Mengaku Diintimidasi agar Tak Lapor Polisi

Diduga Korban Pelecehan Seksual oleh Eks Ketua DPD PSI Jakbar Mengaku Diintimidasi agar Tak Lapor Polisi

Megapolitan
Wanita Tewas Dibunuh Suaminya di Bogor, Pelaku Dilaporkan Ayah Kandung ke Polisi

Wanita Tewas Dibunuh Suaminya di Bogor, Pelaku Dilaporkan Ayah Kandung ke Polisi

Megapolitan
Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Megapolitan
Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Megapolitan
Cerita Ridwan 'Menyulap' Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Cerita Ridwan "Menyulap" Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Megapolitan
Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Megapolitan
Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Megapolitan
Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Megapolitan
Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Megapolitan
KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com