Untuk mengetahui penyebab anjloknya kereta, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) pun telah membentuk tim investigasi untuk melakukan proses identifikasi.
Kepala Komite Nasional Keselamatan Transportasi Soerjanto Tjahjono mengatakan, diperkirakan proses identifikasi membutuhkan waktu hingga dua bulan dengan melakukan uji laboratorium.
"Mungkin kalau ada yang perlu kita periksa ke laboratorium waktunya dua bulan" kata Soerjanto.
Dirinya menambahkan, sejauh ini pihaknya belum mengetahui pasti penyebab anjloknya kereta tersebut.
Sebab itu, sambungnya, proses identifikasi akan dimulai dengan melakukan pengecekan pada roda dan rel kereta.
"Nanti roda diukur, rel kita ukur secara detil," sebutnya.
Sementara itu, Direktur PT Kereta Api Indonesia (KAI) Edi Sukmoro memastikan, proses evakuasi KRL anjlok akan terus dilakukan hingga malam ini.
Edi berharap, sterilisasi jalur KA dapat selesai malam ini sehingga besok kereta dapat beroperasi normal kembali.
"Besok sudah masuk hari kerja, semoga bisa kembali normal semuanya," tutur Edi.
Lanjut dia, setelah evakuasi selesai, tahap selanjutnya adalah meneliti penyebab anjloknya kereta.
"Proses investigasi tergantung dari tim KNKT-nya. Mereka akan menyelidiki dan menyatakan butuh sekian lama, semoga tidak lama ya," pungkasnya.
Sebuah tiang penyangga proyek pengerjaan jalan tol Bogor Outer Ring Road (BORR) seksi 3A di Jalan Raya Sholeh Iskandar, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, ambruk, Rabu (10/7/2019).
Dua pekerja kontraktor atas nama Acil (25) dan Hanif (25) dari PT PP (Persero) Tbk menjadi korban dalam kejadian itu.
Kepala Polsek Tanah Sareal Komisaris Polisi Syarief Samsu mengatakan, peristiwa itu terjadi pada saat sejumlah pekerja proyek sedang melakukan pengecoran tiang penyangga di P 109.
"Tidak ada korban jiwa. Tapi tidak menutup kemungkinan masih adanya korban dari warga yang melintas atau pekerja lainnya," kata Syarief.
Syarief menambahkan, saat ini kedua korban yang mengalami luka-luka sudah dibawa ke Rumah Sakit Hermina Bogor untuk mendapat perawatan.
Baca juga: Insiden Tiang Ambruk, GM Proyek Tol BORR Diganti
"Saat ini kejadian sudah dimonitor dan dilakukan identifikasi untuk penyelidikan lebih lanjut," sebutnya.
Sementara itu, Wahyu, seorang penjaga warung di sekitar lokasi menyebut, saat kejadian dirinya mendengar suara gemuruh dari arah proyek yang berjarak sekitar 50 meter dari lokasi warungnya.
Tak lama kemudian, ia melihat beberapa pekerja proyek berlarian ke warungnya mengambil air untuk rekannya yang terluka. Tidak lama kemudian, pekerja yang terluka dibawa dengan mobil ambulan ke rumah sakit.
"Ada yang ke warung minta air, katanya temennya ada yang luka-luka berdarah mukanya kena besi-besi. Saya ga berani lihat ngeri," ucapnya.
Saat kejadian, sambungnya, kondisi lalu lintas di Jalan Soleh Iskandar dari arah Bogor menuju Parung masih dalam kondisi sepi. Sehingga, tidak ada pengendara yang menjadi korban peristiwa tersebut.
"Kalau dari Bogor ke Parung lagi sepi sih. Ya untungnya lagi gak ada yang lewat," sebutnya.
PT Marga Sarana Jabar (MSJ) selaku operator jalan tol Bogor Outer Ring Road (BORR) pun terpaksa menghentikan sementara proyek pengerjaan tol BORR.
Direktur Utama PT MSJ Hendro Atmojo mengatakan, pihaknya akan melakukan evaluasi metode pelaksanaan proyek secara menyeluruh bersama Kontraktor PT PP (Persero) Tbk dan Konsultan PT Indec KSO agar kejadian yang sama tidak terjadi di waktu mendatang.
“Saat ini kami juga bekerjasama dengan pihak kepolisian melakukan rekayasa lalu lintas dengan mengalihkan kendaraan yang menuju arah Parung dialihkan ke Simpang Yasmin lalu ke Simpang Semplak (Atang Sanjaya), begitupun sebaliknya. Kami menargetkan siang hari ini arus lalu lintas diupayakan dapat berfungsi normal kembali,” ucap Hendro, usai meninjau lokasi ambruknya tiang penyangga.
Hendro menjelaskan, ambruknya salah satu tiang penyangga di lokasi proyek itu dikarenakan saat proses pengecoran beton berjalan, balok penyangga (formwork/cetakan Pier Head) tidak kuat, sehingga melengkung dan mengakibatkan beton tumpah ke jalan arteri di bawahnya.
“Kejadian tersebut terjadi saat pengecoran pada Truck Mixer yang ke 22 dari total rencana 25 Truck Mixer. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini, sebanyak dua orang pekerja mengalami luka ringan akibat material dan saat ini sudah dalam perawatan,” jelas Hendro.
Lebih lanjut, untuk mengidentifikasi penyebab terjadinya insiden tersebut, tim Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ) akan melakukan peninjauan ke lokasi.
KKJTJ akan melakukan penelitian dan mengevaluasi penyebab kejadian itu. Nantinya, hasil evaluasi tersebut akan diaplikasikan dalam metoda kerja agar kejadian yang sama tidak terulang.
"Jasa Marga dan PT MSJ memohon maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi akibat kejadian ini. Kami akan terus melakukan tindakan preventif dan korektif dengan tetap mengedepankan unsur-unsur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), serta evaluasi untuk memastikan keamanan dan kenyamanan pengguna jalan," tuturnya.
PT Kampung Kurma yang berlokasi alamat di Jalan Pangeran Asogiri, Kelurahan Tanah Baru, Bogor, Jawa Barat, dilaporkan oleh sejumlah orang atas dugaan kasus penipuan investasi bodong.
Irvan Nasrun, salah satu korban penipuan mengatakan, saat ini ia bersama beberapa nasabah lainnya sedang mengumpulkan data dan bukti terkait penipuan itu.
Irvan mengaku, dirinya juga telah mengajukan pengembalian dana (refund) yang telah ia setorkan untuk membeli lahan atau kavling. Namun belum ada hasilnya.
Irfan pun menunggu itikad baik pihak manajemen Kampung Kurma untuk membayar pengembalian dana.