Muharram mengaku telah mengupayakan jajarannya baik tingkat polres dan Polsek untuk menangkap pelaku pelecehan tersebut yang telah dikantongi identitasnya.
Baca juga: Berbulan-bulan Pelaku Remas Payudara di Bintaro Belum Tertangkap, Ini Kendala Polisi
"Namun kendalanya yang kita hadapi hingga saat ini adalah latar belakang dari pelaku ini adalah adalah orang yang punya permasalahan di rumahnya, sehingga pelaku tidak menjalin komunikasi yang baik dengan keluarga," kata Muharram.
Menurut Muharram, anggotanya juga telah mencari ke titik-titik di mana pelaku singgah. Namun pelaku telah melarikan diri ke luar kota Tangerang Selatan.
"Selain itu pelaku juga sudah merubah karakteristik dari fisik. Karena yang pelaku saat setelah kejadian hingga sampai saat ini sudah mengetahui dari media dan informasi yang didapat kalau dia masuk dalam daftar pencarian orang," tuturnya.
Namun, sampai saat ini, kata Muharram, jajarannya masih memantau wilayah-wilayah di mana pelaku berada.
Seorang pria berinisial S tega melakukan pemerkosaan terhadap anak tirinya berinisial H (16) yang merupakan warga Ciputat, Tangerang Selatan.
Aksi bejat tersebut dilakukan sejak korban duduk di bangku sekolah kelas 5 SD atau saat H berusia 12 tahun.
Peristiwa itu bermula saat ibu korban meninggal dunia karena penyakit yang diderita.
Saat itu pelaku S mulai melakukan pemerkosaan terhadap korban dan mengancam dengan menggunakan pisau untuk tidak bercerita.
Merasa perlakuan terhadap anak tirinya tersebut tak terbongkar, pelaku terus melakukan berulang hingga korban hamil dua kali.
Baca juga: Polisi Sebut Ayah Pemerkosa Anak Tiri Kabur ke Luar Tangerang
Namun, saat itu korban yang masih usia belia tak mengetahui tanda-tanda kehamilan pertama hingga mengalami keguguran. Sementara kehamilan kedua dialami awal tahun 2019, korban menjaga kandungan hingga lahir anak perempuan.
Hal tersebut membuat aksi bejat pelaku terkuak. Ditemani neneknya, korban pun melaporkan ke Polres Tangerang Selatan pada Jumat (11/10/2019), lalu.
Terkait kasus tersebut, Muharram mengaku kehilangan jejak pelaku dalam proses penangkapan.
Pelaku yang memiliki profesi sebagai pemulung kerap berpindah-pindah tempat tinggal hingga menyulitkan polisi menangkapnya.
"Profesi si ayah tiri ini adalah pemulung. Kendala kasusnya sekarang karena ciri atau karakter dari tersangka ini adalah hidup secara nomaden, berpindah-pindah tempat," ujar Muharram.
Menurut Muharram, dari sekitar tiga bukan penyelidikan yang dilakukan, informasi terakhir yang didapat pelaku telah melarikan diri ke wilayah Jawa Barat.
"Terakhir yang bersangkutan sudah meninggalkan wilayah Tangerang Selatan. Informasi sudah lebih jauh di sekitar provinsi Jawa Barat," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.