Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Farida Menjaga Anaknya yang Berkebutuhan Khusus saat Banjir Melanda

Kompas.com - 02/01/2020, 18:43 WIB
Tia Astuti,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Hari pertama di awal 2020 sekaligus awal dari dekade baru mewarnai Jakarta dengan banjir. Banjir kali ini tidak hanya menggenangi wilayah yang sering terkena banjir, tetapi juga wilayah yang jarang terkena banjir.

Salah satu kawasan di Jakarta yang langganan banjir adalah Kelurahan Cipinang Melayu, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur.

Salah satu pengungsian yang menampung warga Keluarahan Cipinang Melayu, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur adalah Posko Universitas Borobudur.

Suasana pagi hari pada Rabu (2/1/2020) di posko ini cukup ramai. Pengungsi dewasa banyak yang sedang menjaga adik dan anak-anak mereka.

Selain ramai oleh pengungsi, posko juga ramai oleh Petugas PMI, Petugas Babinsa, Petugas BNPB, dan Petugas dari Kampung Siaga Bencana.

Baca juga: Banjir di Cipinang Melayu Surut, Warga Mulai Bersihkan Rumah

Farida dan anaknya yang berkebutuhan khusus

Salah satu pengungsi, wanita kelahiran 1990 bernama Farida, sedang menahan anaknya yang memiliki kebutuhan khusus (hiperaktif) untuk tidak berlari-larian karena banyak mobil Babinsa dan PMI yang keluar masuk posko.

Ridho (anak Farida) nampak lincah lari ke sana-kemari tanpa mempedulikan suasana sekitarnya yang sedang ramai dan banyak petugas yang sibuk mondar-mandir di dalam posko.

Sambil sesekali menangkap anaknya yang sedang berlari, Farida bercerita kronologi banjir saat masuk ke rumahnya pada sampai ia dan sekeluarga akhirnya bisa diungsikan meski harus menunggu sampai maghrib.

Baca juga: Cerita Pengungsi Banjir Cipinang Melayu: Enggak Bawa Apa-apa, Hanya Menyelamatkan Ijazah

Jaga anak dari banjir selama 10 jam

Hal yang sulit bagi Farida dari cepatnya air yang masuk ke rumah pada Rabu (1/1/2020) membuat ia harus menjaga salah satu anaknya yang berkebutuhan khusus agar tidak keluar dari area lantai 2 rumahnya sampai Tim SAR datang.

"Saya menunggu Tim SAR datang itu lama, pas maghrib saya baru sampai posko. Susahnya selama nunggu Tim SAR itu saya harus jagain Ridho (anaknya yang bekebutuhan khusus) karena dia pengen ke loteng terus. Sama jagain dia biar ga ke lantai bawah," ujar Farida.

Ridho memang masih tidur di lantai dua saat air sudah memasuki rumah Farida pada pukul 03.00 pagi.

Namun ketika Ridho sudah bangun, Farida hanya bisa berharap Tim SAR bisa datang cepat agar tidak terjadi hal buruk karena sulitnya megontrol Ridho di dalam rumah yang sudah tergenang banjir.

Baca juga: Korban Banjir di Cipinang Melayu Butuh Baju Layak Pakai

Banjir masuk ke rumah dengan cepat

"Saya sama anak-anak lagi tidur di lantai atas, terus suami langsung bangunin. Pas saya turun ke bawah air dari sepaha gak sampe berapa menit naik jadi sedada saya," ujar Farida.

Ternyata selain Farida, ada pula Pupu yang juga warga Cipinang Melayu berpendapat sama tentang cepatnya air banjir masuk ke rumah.

"Sadarnya kalau rumah udah banjir itu saya lagi tidur, tau-tau air udah setara kasur. Jadi pas melek punggung udah basah," ujar Pupu.

Pupu mengatakan kalau air naik dengan cepat. Tidak perlu menunggu bermenit-menit air yang awalnya sebetis orang dewasa sudah naik sampai sepaha orang dewasa.

Baca juga: Sejumlah Warga di Cipinang Melayu Memilih Kembali Tidur di Rumah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wanita Tewas Dibunuh Suaminya di Bogor, Pelaku Dilaporkan Ayah Kandung ke Polisi

Wanita Tewas Dibunuh Suaminya di Bogor, Pelaku Dilaporkan Ayah Kandung ke Polisi

Megapolitan
Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Megapolitan
Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Megapolitan
Cerita Ridwan 'Menyulap' Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Cerita Ridwan "Menyulap" Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Megapolitan
Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Megapolitan
Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Megapolitan
Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Megapolitan
Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Megapolitan
KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

Megapolitan
Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Megapolitan
Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Megapolitan
45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

Megapolitan
Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Megapolitan
Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com