JAKARTA, KOMPAS.com - Feri Eko Susanto (28) dan Syifa Fauziah (22) tetap melangsungkan pernikahan meski rumah mereka di kawasan Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara, terkepung banjir.
Ya, rumah mereka memang terendam banjir hingga kedalaman 90 sentimeter akibat hujan deras yang mengguyur Jabodetabek pada Rabu (1/1/2020) kemarin.
Kompas.com lantas berkunjung ke kediaman mereka bersama dengan aparat dari Kelurahan Pegangsaan Dua.
Kami berangkat dari Kelurahan Pegangsaan Dua menggunakan mobil pickup Satpol PP yang bagian belakangnya dipasangi bangku.
Mobil harus menerobos genangan setinggi 30 sentimeter ketika melintas di Jalan Gang Masjid, Pegangsaan Dua menuju Masjid At-Taqwa yang jadi tempat pengungsian.
Baca juga: Terkepung Banjir di Kelapa Gading, Pasangan Ini Tetap Langsungkan Pernikahan
Dari sana, kami harus menggunakan perahu karet yang difungsikan untuk membantu evakuasi warga terdampak banjir.
Kami lantas menelusuri Jalan Inspeksi sejauh 100 meter untuk mencapai lokasi pernikahan. Kedalaman air di Jalan Inspeksi ini cukup bervariasi, mulai dari 20 sentimeter hingga 90 sentimeter.
Ketika di lokasi yang kedalaman banjir cukup rendah, kami terpaksa berjalan kaki sambil mengangkat perahu karet tersebut.
Yang cukup menyeramkan, Jalan Inspeksi ini berada tepat di pinggir Kali Anak Sunter. Karena lokasi itu terendam banjir, tidak bisa dibedakan antara jalanan dan kali yang cukup dalam.
Untuk membantu kami bergerak dengan perahu karet itu, anggota PPSU dan anak-anak sekitar mendorong perahu karet tersebut.
Adapun lokasi pernikahan itu berada di sebuah gang sempit yang hanya bisa dilewati dengan berjalan kaki ataupun sepeda motor.
Jalan gang itu pun juga terendam banjir setinggi lutut. Para aparat Kelurahan Pegangsaan Dua pun mengeluhkan air yang masuk kedalam sepatu boot mereka.
Di ujung gang terlihat dua orang pagar ayu yang menunjukkan bahwa kami sudah sampai di lokasi pernikahan. Untungnya banjir tidak sampai ke tempat pagar ayu tersebut duduk.
Samiih (40) ibunda dari mempelai wanita lantas menyambut kami. Ia pun menceritakan keluh kesahnya mengadakan pesta di tengah kondisi banjir.
Listrik padam dan tidak adanya air bersih cukup menyulitkan mereka melangsungkan acara tersebut.
"Nyuci piring aja kagak ada airnya, mau bikin kue kagak ada air, pakai galon," ujar Samiih.
Meski begitu ia tetap senang bahwa acara tersebut masih bisa terlaksana ditengah-tengah bencana.
Saya kemudian menemui kedua mempelai yang tengah duduk di singgasana mereka. Di luar perkiraan, wajah mereka tetap berbinar meski menikah dengan segala keterbatasan yang ada.
Saat berbincang, keduanya tampak tertawa lepas tanpa beban meski genangan mengelilingi kawasan rumah mereka.
Baca juga: Seorang Warga Karawang Digigit Ular Saat Banjir
"Penginnya sih terang, ya tapi namanya cuaca disyukuri aja," kata Feri
Sementara Syifa berkata pernikahan yang sudah mereka rencanakan sejak tujuh bulan itu sudah tidak bisa lagi ditunda karena undangan sudah disebar.
"Kan kita udah nyebar undangan, jadi (kalau diundur) malu," ujar Syifa sambil tertawa.
Selepas menikmati santapan yang disediakan, kami lantas bersalaman dengan kedua mempelai serta keluarga untuk mengucapkan selamat dan berpamitan.
Sekretaris Kelurahan Pegangsaan Dua Zainul Arifin lantas mendoakan kedua pasangan ini bisa langgeng sampai tutup usia.
Zainul mengatakan, pihaknya akan terus menyiagakan dua perahu karet yang ada bagi undangan-undangan kedua mempelai.
"Karena akses menuju TKP ini kita siapkan dua perahu ya pihak Pemprov DKI, kita harapkan sorean lagi, tamu-tamu akan berdatangan," ucap Zainul.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.