Ida pun menjadi khawatir dengan pencernaan anaknya jika hanya mengonsumsi bahan makanan tersebut.
"Saya juga khawatir sama pencernaan anak. Makanya saya kasih susu sama biskuit daripada mi," tambahnya.
Namun, Ida tetap bersyukur dengan itu semua itu. Ia mengambil hikmah dari kejadian pascabanjir yang menimpanya.
"Sedih sih, tapi mau bagaimana lagi? Ini aja udah dapet tempat ngungsi aja udah bersyukur banget," tambahnya.
Para pengungsi sulit tidur
Selama mengungsi, Ida beserta anak-anaknya mengalami kesulitan tidur. Penuhnya pengungsi di posko membuat ia sulit untuk tidur.
Apalagi mereka hanya tidur di lantai yang beralaskan karpet. Tak hanya itu, cuaca yang dingin semakin menggigit dengan dioperasikannya AC dalam ruangan GOR Cengkareng.
Ida menambahkan, selain cuacanya yang dingin, suasana di dalam GOR Cengkareng sangatlah berisik.
"Berisik banget di dalam, soalnya banyak anak-anak nangis, enggak bisa tidur," ucap dia.
Baca juga: Gara-gara Tak Bisa Tidur, Angga Dwimas Sasongko Bikin Posko Banjir
Selain itu, posisi tidur yang berdesak-desakan membuat Ida dan keluarganya kian sulit tidur.
Begitu juga dengan Siti (59), salah satu warga yang sulit menemukan posisi tidur lantaran para pengungsi hanya bermodalkan karpet. Siti mengaku sulit untuk tidur karena umurnya yang sudah uzur dan mudah meriang.
"Kalau di rumah biasa tidur di kasur, sekarang tidur di lantai. Jadi susah banget buat adaptasinya," tambahnya.
Siti belum ada rencana untuk beristirahat di rumah meskipun banjir sudah surut. Siti terpaksa harus menginap di posko pengungsian karena air dan listrik belum nyala, serta kasur di rumahnya basah akibat terendam banjir.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.