JAKARTA, KOMPAS.com - Menurut penghitungan Rujak Center for Urban Studies, hampir 80 persen di Jakarta tertutupi oleh beton atau bangunan-bangunan komersial.
Sehingga hanya 20 persen tersisa ruang untuk resapan air dan ruang terbuka hijau di kawasan Jakarta.
"Hampir 80 persen bangunan yang terbangun (bangunan komersial maupun permukiman) di Jakarta," ujar Direktur Rujak Center for Urban Studies, Elisa Sutanudjaja saat ditemui di LBH Jakarta, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (6/1/2020).
Elisa menilai, bertambah banyaknya gedung-gedung yang dibangun di Jakarta seolah dibiarkan diizinkan tanpa melihat bagaimana jumlah resapan air dan ruang terbuka hijau dari gedung itu.
Baca juga: Kajian IAP, Butuh 192.513 Sumur Resapan Atasi Banjir Jakarta
Adapun untuk mendirikan bangunan atau perumahan seluas 25 hektare atau luas bangunan lebih dari 10.000 meter per segi harus menyisakan ruang untuk resapan air dan ruang terbuka hijau.
"Ini (perizinan bangunan) dibiarkan bartahun-tahun tanpa pengawasan, akhirnya dia dibiarkan, yaudahlah dibangun biar nanti dikasih denda atau ijin atau bahkan ada yang diputihkan," kata Elisa.
Ia juga mencontohkan, Pulau Reklamasi, Hotel Mulia, Greenvile, Kem Chicks Kemang yang dahulunya kawasan tersebut adalah sumber resapan.
Elisa mengatakan, seharusnya suatu bangunan harus mampu mengelola airnya sendiri.
Sehingga tidak seluruh air langsung dibuang ke sungai atau drainase Jakarta.
"Hampir mustahil jika air di permukaan dan limpasan dari 90 persen tersebut hanya bertumpu pada drainase kota dan badan air Jakarta yang hanya 3 persen dari total luas darat Jakarta," ujar Elisa.
Elisa mendesak para pengelola bangunan untuk memiliki kolam resapan, roof garden, dan tandon untuk menyimpan air yang dihasilkan gedung itu sendiri.
Baca juga: Antisipasi Banjir, Pemprov DKI Keruk Waduk hingga Bangun Sumur Resapan
"Jadi air itu harus dikelola agar tidak semua dijatuhkan ke drainase kota. Sehingga harus memiliki resapan air sendiri gedung-gedung itu agar bisa ditampung dulu lalu dibuang perlahan ke drainase kota," tutur dia.
"Hampir mustahil jika air di permukaan dan limpasan dari 90 persen tersebut hanya bertumpu pada drainase kota dan badan air Jakarta yang hanya 3 persen dari total luas darat Jakarta," ujar Elisa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.