Rodiyah kemudian mengarahkan ponselnya ke wajah Anies dengan senyum semringah. Dia kembali mengulangi ucapan sebelumnya yang memuji sosok Anies.
"Good bener. Gubernur DKI rasa presiden," ujar Rodiyah sambil mengangkat jempolnya.
Baca juga: Anies Hadiri Reuni 212 Pakai Seragam Dinas, BKD: Sebagai Kepala Daerah, Enggak Masalah
Tak lama kemudian, Rodiyah pun menyebut dirinya sebagai "Relawan 212".
Mendengar pujian Rodiyah, Anies yang berada di sampingnya hanya merespons dengan senyum.
Seusai melayani permintaan siaran langsung Rodiyah, Anies dan jajaran DKI lain kembali melanjutkan kerja baktinya.
Reporter Kompas.com pun membuat berita dari kemunculan dan teriakan Rodiyah tersebut karena merupakan peristiwa paling menarik dan paling bernilai berita dalam kegiatan kerja bakti di Kampung Makasar.
Pemilihan judul berdasarkan kutipan Rodiyah yang diambil dari rekaman suara milik reporter Kompas.com.
Setelah pemberitaan Rodiyah beredar, warganet pun berspekulasi tentang sosoknya.
Ada yang mengatakan Rodiyah adalah warga "bayaran" Pemprov DKI untuk meneriakkan kalimat "Gubernur DKI rasa presiden".
Baca juga: Pemprov DKI Akui Sejumlah Pompa Air Tak Beroperasi Saat Banjir Jakarta
Ada pula yang berspekulasi melalui media sosial, sejumlah media online telah dibayar oleh Pemprov DKI untuk menerbitkan berita tentang Rodiyah.
Spekulasi itu tidak cukup berdasar. Berita itu merupakan hasil liputan wartawan Kompas.com di lapangan, bukan press release atau keterangan tertulis yang dibagikan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Spekulasi soal kemiripan judulnya dan kutipannya bisa dijelaskan karena peristiwanya sama dan kejadiannya disaksikan bersama-sama. Reporter di lapangan dari berbagai media melihat nilai berita dari agenda kerja bakti itu terletak di teriakan Rodiyah yang unik.
Di media oline, reporter sudah terbiasa bekerja dengan membuat angle dan judul yang menarik bagi pembaca. Media online juga terbiasa bekerja menyesuaikan kata kunci yang kira-kira akan banyak dicari oleh para pembaca melalui mesin pencari.
Dengan cara berfikir dan logika mencari berita yang sama, maka tidak mengherankan jika angle dan judul berita bisa mirip satu sama lainnya. Hal ini terjadi di banyak berita berbasis peristiwa, terutama berita-berita hardnews.
Kompas.com sering menyuarakan suara dari bawah, tak peduli apakah pendapat tersebut mendukung pemerintahan saat itu atau justru malah mengkritiknya. Contoh berita lain yang merupakan suara dari bawah dan berupa kritik terhadap pemerintahan bisa diklik di berita: Korban Banjir Teluk Gong: Anies Datang Doang ke Sini, Warganya Kelaparan.