Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ustaz Yusuf Mansur Nyatakan Namanya Dicatut Dalam Kasus Perumahan Syariah Fiktif

Kompas.com - 07/01/2020, 07:52 WIB
Singgih Wiryono,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Ustaz Yusuf Mansur menyatakan, namanya telah dicatut dalam kasus penipuan berkedok perumahan syariah di Surabaya, Jawa Timur.

Kompas.com telah menghubungi Yusuf Mansur terkait kasus itu. Dia lalu mengarahkan untuk melihat pernyataanya di akun Instagram miliknya @yusufmansyrnew.

"Saya sudah dikontak kawan-kawan Polrestabes Surabaya, dan siap hadir, siap banget," tulisnya di akunnya itu, Senin (6/1/2020).

Pimpinan Pondok Pesatren Daarul Quran ini juga mengatakan dirinya tidak punya keterlibatan apa pun dengan kasus penipuan properti syariah tersebut.

"Nama saya dan DQ (Daarul Quran) dicatut secara gak jelas," lanjut dia.

Baca juga: Lagi, Perumahan Berkedok Syariah Fiktif Kerugian Rp 1 Triliun

Namun, pria yang akrab disapa UYM itu mengaku pernah bertemu tersangka pelaku dan sempat membicarakan masalah wakaf.

"Sempat ketemuan, ketemuan biasa aja. Alhamdulillah," lanjut dia dalam keterangan di Instagramnya itu.

Yusuf Mansur juga mengklarifikasi bahwa tidak pernah ada ceramah motivasi terkait proyek rumah syariah fiktif tersebut.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Saya sdh dikontak kwn2 Polrestabes Surabaya. Dan siap hadir. Siap banget. . . Saya ga ada keterlibatan apa2. Nama saya dan DQ, dicatut scr ga jelas. Dulu katanya mau wakaf. Sempet ketemuan, ketemuan biasa aja. Alhamdulillaah. . . Tidak ada kerjasama apa2. Dan tidak pernah ada ceramah motivasi di sana. Tidak ada juga aliran dana apa2. . . Saya sdh sampaikan ke kwn2 kepolsian, seperti biasa, saya akan hadir jika dibutuhkan keterangan dari saya. Hal2 begini mencederai gerakan ekonomi syariah yg lagi bagus2nya. . . Ke depan semoga kita semua lebih hati2. . . Soal di BAP, itu kewajiban buat dtg. Sekalian ibadah jg. Ibadah silaturahim. Sekalian ceramah zuhur, hehehe. Biasanya begitu. Kalo ga salah mah, enjoy aja diperiksa. Kalo salah, baru gemeter. Bahkan biasanya sekalian tausiah di masjid deket2 ktr kepolisian lokasi BAP. Dan suka nengokin tahanan2. Ngasih motivasi juga. . . Met al Mulk...

A post shared by Yusuf Mansur (@yusufmansurnew) on Jan 6, 2020 at 7:44am PST

Sebelumnya, Polrestabes Surabaya menangkap pemilik sekaligus Direktur Utama PT Cahaya Mentari Pratama Sidik Sarjono.

Sidik diketahui telah menjalankan bisnis properti perumahan syariah dengan nama Multazam Ismalic Residence di Desa Kalanganyar, Sedati, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.

Menurut Kanit Harda Satreskrim Polrestabes Surabaya Iptu Giadi Nugraha, penangkapan Sidik dilakukan setelah mendapat laporan dari para korban penipuan.

Satreskrim lalu menindaklanjuti laporan tersebut.

Dari hasil penyidikan, terungkap status lahan yang dipasarkan merupakan milik orang lain yang disewa oleh tersangka pelaku. Bahkan sebagian lahan tersebut masih berupa rawa, sementara sisanya sudah dilapisi paving block.

"Tersangka hanya menyewa sebidang tanah itu kemudian dipaving lalu difoto dan dipasarkan ke masyarakat," kata Giadi.

Seorang korban bernama Diah menuturkan, dia tertarik membeli rumah karena tergiur iklan serta konsep properti tanpa riba.

Menurut Diah, dalam salah satu brosur dan poster promosinya, tersangka mencantumkan foto Ustadz Yusuf Mansur.

"Pada 2017 menyewa gedung Jatim Expo satu hall itu. Tapi Ustadz Yusuf Mansur tidak datang, katanya berhalangan," kisah Diah.

Diah membeli satu kavling tanah berukuran 6 x 15 meter dengan harga Rp 123 juta. Dia mengaku sudah melunasi pembayaran itu sejak tahun 2017.

"Kok tahu-tahu sudah ada dengar kalau kami ditipu," ujar Diah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usai Dicopot, Pejabat Dishub DKI yang Pakai Mobil Dinas ke Puncak Tak Dapat Tunjangan Kinerja

Usai Dicopot, Pejabat Dishub DKI yang Pakai Mobil Dinas ke Puncak Tak Dapat Tunjangan Kinerja

Megapolitan
Harga Cabai Rawit di Pasar Perumnas Klender Turun Jadi Rp 40.000 Per Kilogram Setelah Lebaran

Harga Cabai Rawit di Pasar Perumnas Klender Turun Jadi Rp 40.000 Per Kilogram Setelah Lebaran

Megapolitan
Dukung Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Rp 22 Miliar, Fraksi PKS: Biar Nyaman Jadi Kantor Kedua

Dukung Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Rp 22 Miliar, Fraksi PKS: Biar Nyaman Jadi Kantor Kedua

Megapolitan
Harga Bawang Putih di Pasar Perumnas Klender Masih Stabil dari Sebelum Lebaran

Harga Bawang Putih di Pasar Perumnas Klender Masih Stabil dari Sebelum Lebaran

Megapolitan
PSI DKI Ingatkan Heru Budi soal Keberadaan Biro Jasa Pembebasan Lahan Normalisasi Kali Ciliwung

PSI DKI Ingatkan Heru Budi soal Keberadaan Biro Jasa Pembebasan Lahan Normalisasi Kali Ciliwung

Megapolitan
Penampilan Pengemudi Fortuner Arogan Berpelat Palsu TNI yang Kini Berbaju Tahanan

Penampilan Pengemudi Fortuner Arogan Berpelat Palsu TNI yang Kini Berbaju Tahanan

Megapolitan
Gerindra Mulai Jaring Sosok Calon Wali Kota Bogor untuk Pilkada 2024

Gerindra Mulai Jaring Sosok Calon Wali Kota Bogor untuk Pilkada 2024

Megapolitan
DBD di Jaksel Turun Drastis, dari 507 Menjadi 65 Kasus per April 2024

DBD di Jaksel Turun Drastis, dari 507 Menjadi 65 Kasus per April 2024

Megapolitan
Dalam Rapat LKPJ 2023, Heru Budi Klaim Normalisasi Berhasil Atasi Banjir Jakarta

Dalam Rapat LKPJ 2023, Heru Budi Klaim Normalisasi Berhasil Atasi Banjir Jakarta

Megapolitan
Pria di Bekasi Jadi Korban Penipuan Program Beasiswa Doktoral di Filipina

Pria di Bekasi Jadi Korban Penipuan Program Beasiswa Doktoral di Filipina

Megapolitan
Tak Hanya Kader, PKS Juga Usulkan Anies dan Eks Kapolda Masuk Bursa Bacagub DKI

Tak Hanya Kader, PKS Juga Usulkan Anies dan Eks Kapolda Masuk Bursa Bacagub DKI

Megapolitan
Tak Lagi Dapat 'Privilege' KTP Jakarta, Warga: Akses Pendidikan dan Kesehatan Jangan Jomplang

Tak Lagi Dapat "Privilege" KTP Jakarta, Warga: Akses Pendidikan dan Kesehatan Jangan Jomplang

Megapolitan
Warga 'Numpang' KTP DKI: Pelayanan di Jakarta Itu Enak Banget, Administrasinya Enggak Ribet...

Warga "Numpang" KTP DKI: Pelayanan di Jakarta Itu Enak Banget, Administrasinya Enggak Ribet...

Megapolitan
Masuk Bursa Cagub DKI dari PKS, Khoirudin: Saya Kawal dari Dewan Saja...

Masuk Bursa Cagub DKI dari PKS, Khoirudin: Saya Kawal dari Dewan Saja...

Megapolitan
Maju di Pilkada Kota Bogor, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Daftar Lewat Gerindra

Maju di Pilkada Kota Bogor, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Daftar Lewat Gerindra

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com