Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sampah Sisa Banjir Masih Menumpuk, Warga Serpong Utara Keluhkan Bau Tak Sedap

Kompas.com - 07/01/2020, 15:19 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Sampah sisa banjir menumpuk di pelataran rumah warga yang bermukim di Jalan Kayu Gede 1, Paku Jaya, Serpong Utara, Tangerang Selatan.

Dari pantauan Kompas.com di lokasi, sampah menumpuk di beberapa titik, berdekatan dengan anak Kali Angke.

Sampah tersebut terdiri dari perabotan rumah tangga, antara lain kasur, bantal, meja hingga karpet yang telah menimbulkan bau kurang sedap.

Salah satu warga setempat, Parjan (42) mengeluhkan bau yang tidak sedap akibat tumpukan sampah yang sudah empat hari belum dibersihkan.

Baca juga: Bekasi Kerahkan 275 Truk Angkut Sampah Banjir di Perumahan Warga

"Sudah empat hari kalau dihitung dengan pas banjir surut. Ini sudah menimbulkan bau banget. Karena memang deket banget sama rumah," kata Parjan saat ditemui Kompas.com di lokasi, Selasa (7/1/2020).

Padahal, kata Parjan, keberadaan tumpukan sampah ini merupakan permintaan dari pihak kelurahan agar para warga tak membuangnya ke kali yang hanya berjarak sekitar 2 meter dari perumahan warga.

"Kata pihak kelurahan suruh kumpulin agar jangan pada buang ke kali. Kami sudah kumpulin tapi sampai sekarang tidak diangkut juga," tuturnya.

Menurut Parjan, sebelumnya petugas sampah dengan menggunakan truk kecil telah mengangkut sampah sisa banjir di wilayah tersebut.

Namun, sampah-sampah yang diangkut hanya sebagian kecil dan ringan seperti plastik.

"Terkahir itu hari Sabtu kalau tidak salah truk pelat merah itu angkat sampah. Katanya mau balik lagi tapi sampai saat ini belum balik lagi," ucapnya.

Baca juga: Sampah akibat Banjir di Kota Bekasi Diklaim 1.500 Ton Sehari

Warga lainnya, Tati (38) mengeluhkan tumpukan sampah yang dinilainya sudah mebimbulkan bau.

Terlebih pada saat malam hari baunya sampah tersebut hingga masuk ke rumah miliknya.

"Kalau malam itu bau banget. Kalau siang gini mungkin ada angin jadi tidak terlalu tercium," ucapnya.

Tati dan sebagian warga setempat telah melaporkan kondisi sampah dengan ketua RT setempat.

Namun, sampai saat ini tersebut belum juga dibersihkan.

"Katanya sih hari ini mau diangkut. Mungkin volume pasca banjir sampah banyak jadi ssecara bergantian angkatnya," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Megapolitan
Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Saat Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Saat Toko "Saudara Frame" Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Megapolitan
9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com