TANGERANG, KOMPAS.com - Korban terjepit bus Damri di halte shuttle bus TOD Bandara Soekarno-Hatta, Nurlela mengaku belum mendapat kejelasan terkait biaya pengobatan.
Suami Nurlela, Saprudin mengatakan bahwa hingga hari kedua perawatan istrinya, pihak Damri tidak memberikan santunan apa pun.
"Boro-boro, ini sudah siang saya coba telepon, belum ada yang datang ke sini," kata dia saat berbincang dengan Kompas.com di di Klinik patah tulang Hj Ropiah di Jalan KH Hasyim Ashari, Nerogtog, Kecamatan Pinang Kota Tangerang, Selasa (7/1/2020) tempat istrinya dirawat.
Saprudin mengatakan, dirinya pernah bertemu dengan pihak Damri, akan tetapi belum ada kejelasan terkait biaya pengobatan Nurlela.
Baca juga: Trauma, Korban Terjepit Bus Damri: Saya Enggak Mau Ingat, Untung Saya Masih Hidup
"Sudah ketemu, katanya mau ada utusan ke sini, sampai hari ini belum ada," kata dia.
Padahal, lanjut Saprudin, biaya pengobatan istrinya di klinik urut tersebut cukup mahal. Dia mengatakan, satu hari bisa mengabiskan biaya sampai dengan Rp 500.000.
Sedangkan ahli urutnya sendiri, lanjur Saprudin, memperkirakan istrinya harus dirawat intensif minimal 20 hari di klinik tersebut.
"Hitung saja sendiri berapa saya harus keluar uang," kata dia.
Saat Kompas.com berkunjung ke rumah Saprudin di RT 003 RW 03 Kelurahan Poris Jaya, Kecamatan Batuceper Kota Tangerang, terlihat anaknya yang masih berusia 4 sampai 12 tahun.
Saprudin mengatakan, karena kecelakaan yang dialami istrinya, anak-anak mereka tidak masuk sekolah.
"Enggak ada yang urusin, ini yang masuk pondok juga nggak jadi saya antar," kata dia.
Saprudin sendiri bekerja serabutan. Itulah sebabnya dia berharap pihak Damri mau bertanggungjawab atas pengobatan Nurlela.
Adapun sebelumnya, Nurlela terjepit antara tembok jalan halte shuttle bus dengan shuttle bus Damri. Dia berhasil dievakuasi petugas keamanan TOD Bandara Soekarno-Hatta, Banten.
Baca juga: Kronologi Perempuan Terjepit Bus Damri di Halte Soekarno-Hatta
Kasat Reskrim Polres Bandara Soekarno-Hatta Kompol Ahmad Alexander mengatakan, Nurlela warga RT 03 RW 03 Kelurahan Poris Jaya Kecamatan Batuceper awalnya hendak ke kantornya di kawasan Bandara Soekarno-Hatta.
"Pada hari Minggu 5 Januari 2019 sekira pukul 13.25 WIB korban bersama dengan rekan kerja yang bernama Wulandari berangkat kerja," kata dia dalam keterangan tertulis, Senin (6/1/2020).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.