Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Habil Marati Singgung Keluhan Kivlan yang Tak Dibayar Negara Bebaskan 10 Sandera di Filipina

Kompas.com - 07/01/2020, 21:53 WIB
Cynthia Lova,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Terdakwa Habil Marati menyinggung keluhan Kivlan Zen yang tidak dibayar oleh negara meski sudah membantu pembebasan 10 anak buah kapal yang disandera kelompok Abbu Sayyaf di Filipina.

Atas inisiatif Kivlan, kata Habil, mantan Kepala Staf Kostrad itu menjadi salah satu tim negosiasi yang membantu pembebasan sandera.

"Apakah saudara saksi pernah sampaikan ke saya uang saksi belum diganti oleh negara dalam kegiatan pembebasan Moro?" ujar Habil menanyakan ke Kivlan di ruang siang di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Selasa (7/1/2020).

"Benar-benar," jawab Kivlan yang menjadi saksi di sidang Habil.

Baca juga: Pastikan Uang 15.000 Dollar Singapura Miliknya, Kivlan Sebut Telinga Iwan Rusak

Habil menceritakan, karena keluhan tersebut, maka ia mempertemukan Kivlan dengan Menteri Pertahanan pada 7 Maret 2019 lalu.

Namun, Kivlan kembali mengeluh lantaran pertemuannya dengan Menteri Pertahanan yang kala itu dijabat oleh Ryamizard Ryacudu tidak membuahkan hasil.

"Setelah pertemuan itu saksi (Kivlan) keluar dan menelepon saya, saksi tidak dapat uang dari Menhan?" tanya Habil.

"Benar," jawab Kivlan.

Baca juga: Kivlan Zein Minta Habil Marati Dibebaskan dari Jerat Hukum

Habil juga menyinggung pemberian bantuan dana untuk Kivlan ke Pulau Jawa mengikuti diskusi atau seminar komunis.

Hal itu juga dibenarkan oleh Kivlan.

Habil mengaku kalau dirinya dan Kilvan tidak pernah menyinggung soal senjata api ilegal.

"Jadi antara saya dan Kivlan tidak pernah bicara soal senjata," ucap Kivlan.

Baca juga: Jadi Saksi Sidang Kepemilikan Senjata Ilegal, Kivlan Sempat Enggan Jawab Pertanyaan Jaksa

Sebelumnya, Kepala Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Boy Rafli Amar mengatakan, pembebasan 10 anak buah kapal yang disandera kelompok Abu Sayyaf salah satunya karena negosiasi tokoh di Indonesia dan Filipina.

Menurut dia, tim gabungan yang diterjunkan pemerintah untuk membebaskan sandera Abu Sayyaf didukung oleh tokoh yang memiliki kedekatan dengan Pemerintah Filipina.

Tokoh itu di antaranya mereka yang pernah melakukan aktivitas di Filipina.

Boy mengatakan, salah satu yang berperan adalah Mayjen (Purn) Kivlan Zen.

"Kalau yang saya tahu Pak Kivlan Zen. Kan Purnawirawan TNI yang dulu ketika MILF (Front pembebasan Islam Moro) beberapa belas tahun lalu, termasuk tim yang dikirim pemerintah untuk ikut dalam proses perdamaian di sana (Filipina)," ujar Boy di Mabes Polri, Jakarta, Senin (2/5/2016).

Boy mengungkapkan, hal ini dijadikan modal saat negosiasi dengan otoritas Filipina.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

2 Pria Dikepung Warga karena Diduga Transaksi Narkoba, Ternyata Salah Paham

2 Pria Dikepung Warga karena Diduga Transaksi Narkoba, Ternyata Salah Paham

Megapolitan
Hasil Tes Urine Negatif, Anggota Polres Jaktim Dibebaskan Usai Ditangkap dalam Pesta Narkoba

Hasil Tes Urine Negatif, Anggota Polres Jaktim Dibebaskan Usai Ditangkap dalam Pesta Narkoba

Megapolitan
Terungkap, Wanita Hamil Bersimbah Darah di Kelapa Gading Tewas akibat Menggugurkan Janinnya Sendiri

Terungkap, Wanita Hamil Bersimbah Darah di Kelapa Gading Tewas akibat Menggugurkan Janinnya Sendiri

Megapolitan
Ketakutan Pengemudi 'Online' Antar-Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Ketakutan Pengemudi "Online" Antar-Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Megapolitan
Akibat Pipa Bocor, Warga BSD Alami Gangguan Air Mati sejak Senin Dini Hari

Akibat Pipa Bocor, Warga BSD Alami Gangguan Air Mati sejak Senin Dini Hari

Megapolitan
KPU Buka Pendaftaran PPK Buat Pilkada DKI 2024, Ini Tahapan dan Syaratnya

KPU Buka Pendaftaran PPK Buat Pilkada DKI 2024, Ini Tahapan dan Syaratnya

Megapolitan
Serangan Mendadak ODGJ pada Pemilik Warung di Koja, Korban Kaget Tiba-tiba Didatangi Orang Bergolok

Serangan Mendadak ODGJ pada Pemilik Warung di Koja, Korban Kaget Tiba-tiba Didatangi Orang Bergolok

Megapolitan
Polisi: Pria yang Ditemukan Tewas di Apartemen Tebet Diduga karena Sakit

Polisi: Pria yang Ditemukan Tewas di Apartemen Tebet Diduga karena Sakit

Megapolitan
Tanda Tanya Tewasnya Wanita Hamil di Ruko Kelapa Gading...

Tanda Tanya Tewasnya Wanita Hamil di Ruko Kelapa Gading...

Megapolitan
Waswas Penonaktifan NIK Warga Jakarta, Jangan Sampai Bikin Kekisruhan

Waswas Penonaktifan NIK Warga Jakarta, Jangan Sampai Bikin Kekisruhan

Megapolitan
Mau Jadi Cawalkot Depok, Sekda Supian Suri Singgung Posisinya yang Tak Bisa Buat Kebijakan

Mau Jadi Cawalkot Depok, Sekda Supian Suri Singgung Posisinya yang Tak Bisa Buat Kebijakan

Megapolitan
Menguak Penyebab Kebakaran Toko 'Saudara Frame' yang Memerangkap Tujuh Penghuninya hingga Tewas

Menguak Penyebab Kebakaran Toko "Saudara Frame" yang Memerangkap Tujuh Penghuninya hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Bocah yang Setir Mobil Pameran hingga Tabrak Tembok Mal di Kelapa Gading Berujung Damai

Kasus Bocah yang Setir Mobil Pameran hingga Tabrak Tembok Mal di Kelapa Gading Berujung Damai

Megapolitan
Tak Beda Jauh Nasib Jakarta Setelah Jadi DKJ, Diprediksi Masih Jadi Magnet Para Perantau dan Tetap Macet

Tak Beda Jauh Nasib Jakarta Setelah Jadi DKJ, Diprediksi Masih Jadi Magnet Para Perantau dan Tetap Macet

Megapolitan
Terpeleset Saat Mandi di Sungai Citarum, Jasad Nelayan Muaragembong Ditemukan Mengapung di Kepulauan Seribu

Terpeleset Saat Mandi di Sungai Citarum, Jasad Nelayan Muaragembong Ditemukan Mengapung di Kepulauan Seribu

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com