BEKASI, KOMPAS.com - Wakil Wali Kota Bekasi Tri Adhianto meminta warga korban banjir agar proaktif membereskan sampah banjir yang menumpuk di gang-gang perumahan mereka.
Ia beranggapan, cara ini membuat pengangkutan sampah dapat dilakukan lebih cepat.
"Harapannya, warga ikut peduli, tidak lagi membuang sampah hanya di depan rumah. Kalau perlu didorong keluar menggunakan gerobak," ujar Tri ketika ditemui wartawan di Perumahan Pondok Hijau Permai, Rawalumbu, Selasa (7/1/2020) sore.
"Sehingga, si pengangkut sampah tidak perlu harus masuk menemui dari rumah ke rumah," imbuhnya.
Apalagi, sampah sisa banjir kebanyakan bukan sampah yang bisa dimasukkan ke dalam tong sampah.
Baca juga: Wakil Wali Kota Bekasi Jamin Puluhan Pompa yang Rusak Terendam Banjir Segera Berfungsi Lagi
Sampah banjir yang menumpuk di gang perumahan warga sebagian besar merupakan bekas perabot rumah.
Sampah-sampah ini belum semuanya terangkut sejak banjir menerjang perumahan warga Kota Bekasi pada Rabu (1/1/2020).
Ukurannya besar-besar, mulai dari meja-kursi, sofa, kasur, hingga lemari.
Itu sebabnya, sebagian besar warga yang ditemui Kompas.com dan Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi pada Senin (6/1/2020) justru meminta agar Pemerintah Kota Bekasi menjemput langsung sampah di perumahan mereka dengan armada pengangkut sampah yang dimiliki.
"Memang, tetapi (sebaiknya) ada satu tempat yang warga masyarakat menyepakati. Nanti dibuang di situ, jadi (sampah banjir) adanya di jalan utama," kata Tri.
Baca juga: Banjir di Bekasi dan Masalah Sampah yang Tersisa
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi Yayan Yuliana memperkirakan total timbunan sampah bekas banjir yang bakal berakhir di TPA Sumur Batu bakal mencapai belasan ribu ton.
Jumlah ini diperoleh berdasarkan penghitungan adanya 200 truk sampah milik Pemkot Bekasi dan 65 truk sewaan yang mengangkut sampah tiap hari. Volume sampah yang diangkut mencapai 1.500 ton per hari.
Yayan menyebutkan, pengangkutan sampah banjir yang mayoritas menumpuk di perumahan warga akan fokus di titik-titik yang dilanda banjir paling parah, seperti wilayah Jatiasih.
Baca juga: Dalam 5 Hari, Volume Sampah Banjir di Bekasi Naik Hampir 100 Persen
"Kondisi banjir ini merata di semua wilayah, artinya kita tetap konsentrasi juga di setiap wilayah. Tetapi, prioritas adalah yang benar-benar terparah," ujar Yayan, Senin.
Jika dikalkulasikan, akan ada 18.000 ton sampah yang diangkut ke TPA Sumur Batu selama 12 hari masa tanggap darurat bencana terhitung sejak Kamis (2/1/2020) sampai Selasa (14/1/2020).
Kondisi ini membuat volume sampah di TPA Sumur Batu meningkat. Berdasarkan pengamatan Kompas.com di TPA Sumur Batu sejak Selasa siang hingga sore, setiap truk sampah butuh waktu lebih dari 30 menit untuk antre membuang sampah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.