Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pedagang di Pasar Baru Metro Atom Bingung Cari Pengganti Plastik Sekali Pakai

Kompas.com - 09/01/2020, 15:48 WIB
Cynthia Lova,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melarang penggunaan kantong plastik sekali pakai agar masyarakat mengurangi limbah plastik.

Kebijakan ini menimbulkan pro dan kontra di masyarakat. Ada yang mendukung, tetapi ada juga yang merasa direpotkan dengan peraturan ini lantaran bingung cari pengganti plastik sekali pakai

Salah satu pedagang plastik di Pasar Baru Metro Atom, Tanza (50), mengaku ragu dengan kebijakan Pemprov DKI soal larangan menggunakan plastik akan efektif diterapkan.

Baca juga: DPRD Minta Pemprov DKI Gencar Sosialisasikan Larangan Penggunaan Kantong Plastik

Sebab, menurut dia, hingga kini Pemprov belum memberikan informasi pengganti plastik kepada pedagang-pedagang.

"Kami, pedagang, belum diedukasi (hingga) ke pasar-pasar tradisional. Kalau tidak boleh nih plastik digunakan, lalu gantinya apa?" ujar Tanza di Pasar Baru Metro Atom, Jakarta Pusat, Kamis (9/1/2020).

Tanza menyebutkan, plastik adalah barang pokok di pasar tempatnya berjualan. Sehingga sulit untuk menghilangkan kebiasaan masyarakat menggunakan kantong plastik sekali pakai.

Apalagi, lanjut Tanza, kantong plastik sangat berguna bagi penjual daging dan ikan.

"Misalnya oke tidak diperbolehkan menggunakan plastik, lalu nanti pembeli yang mau beli ikan atau ayam kalau pakai kantong yang bahan kertas otomatis netes-netes," ucapnya.

Baca juga: Ada Larangan Gunakan Plastik, Ritel di Sarinah Sudah Lebih Dulu Mengganti dengan Cassava Bag

Sama halnya dengan Surya, pedagang sayur di Pasar Atom ini mengatakan, jika penggunaan plastik dilarang maka pabrik plastik itu sendiri harus berhenti beroperasi.

"Musnahin plastik itu bukan mudah, saat ini kan serba plastik ya. Itu harus pengawasan ke pencetak plastiknya, jadi berkurang penggunaannya," ujar Surya.

Surya bahkan menilai larangan plastik ini digulirkan tanpa memikirkan solusi terbaik.

"Saya itu ragu peraturan itu diterapkan ya, apalagi belum tahu juga penggantinya apa terus kami beli di mana," ujarnya.

Beda pendapat dua pedagang sebelumnya, Tata Sihombing setuju akan kebijakan Pemprov.

Pedagang sembako tersebut menilai kebijakan Pemprov sudah tepat. Sebab, kata Tata, dalam sehari ia bisa menggunakan ratusan plastik untuk pembeli dagangannya.

Baca juga: Alfamart Siap Tidak Sediakan Plastik Belanja di Jakarta

"Ya kalau saya setuju-setuju aja, baguslah kalau mau kurangi plastik. Saya bersedia," ucap Tata.

Meski setuju, ia menyarankan pemerintah untuk lebih dahulu menyiapkan pengganti plastik. Ia pun berharap pemerintah dapat mendistribusikannya ke pedagang-pedagang dengan harga murah.

"Kami dikasih dulu nih pengganti plastiknya gimana, terus baru kami bisa distribusikan ke pembeli sih. Mudah-mudahan dijual murah ya ke pedagang," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pria Terseret 150 Meter saat Pertahankan Mobil dari Begal di Bogor

Pria Terseret 150 Meter saat Pertahankan Mobil dari Begal di Bogor

Megapolitan
Mangkirnya Terduga Penipu Beasiswa S3 Filipina, Terancam Dijemput Paksa Apabila Kembali Abai

Mangkirnya Terduga Penipu Beasiswa S3 Filipina, Terancam Dijemput Paksa Apabila Kembali Abai

Megapolitan
Apesnya Anggota Polres Jaktim: Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi, padahal Tengah Antar Mobil Teman

Apesnya Anggota Polres Jaktim: Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi, padahal Tengah Antar Mobil Teman

Megapolitan
Tak Kapok Pernah Dibui, Remaja Ini Rampas Ponsel di Jatiasih dan Begal Motor di Bantargebang

Tak Kapok Pernah Dibui, Remaja Ini Rampas Ponsel di Jatiasih dan Begal Motor di Bantargebang

Megapolitan
14 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari Per 24 April 2024

14 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari Per 24 April 2024

Megapolitan
BPBD DKI: Waspada Banjir Rob di Pesisir Jakarta pada 25-29 April 2024

BPBD DKI: Waspada Banjir Rob di Pesisir Jakarta pada 25-29 April 2024

Megapolitan
Bocah 7 Tahun di Tangerang Dibunuh Tante Sendiri, Dibekap Pakai Bantal

Bocah 7 Tahun di Tangerang Dibunuh Tante Sendiri, Dibekap Pakai Bantal

Megapolitan
Tiktoker Galihloss Terseret Kasus Penistaan Agama, Ketua RW: Orangtuanya Lapor Anaknya Ditangkap

Tiktoker Galihloss Terseret Kasus Penistaan Agama, Ketua RW: Orangtuanya Lapor Anaknya Ditangkap

Megapolitan
Warga Rusun Muara Baru Antusias Tunggu Kedatangan Gibran Usai Penetapan KPU

Warga Rusun Muara Baru Antusias Tunggu Kedatangan Gibran Usai Penetapan KPU

Megapolitan
Pembatasan Kendaraan Dianggap Bisa Kurangi Macet Jakarta, Asalkan Transportasi Publik Baik

Pembatasan Kendaraan Dianggap Bisa Kurangi Macet Jakarta, Asalkan Transportasi Publik Baik

Megapolitan
Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Megapolitan
Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Megapolitan
Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Megapolitan
Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com