Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Derita Warga Pondok Gede Permai: Banjir 6 Meter Surut, Kini Berjibaku Hadapi Lumpur dan Sampah

Kompas.com - 10/01/2020, 06:20 WIB
Vitorio Mantalean,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Warga Pondok Gede Permai, Jatiasih, Kota Bekasi dilanda bencana bertubi-tubi setelah banjir menerjang rumah mereka saat memasuki Tahun Baru 2020, Rabu (1/1/2020) lalu.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bekasi mencatat, Perumahan Pondok Gede Permai jadi satu dari sekian perumahan yang terendam banjir setinggi 6 meter di Kecamatan Jatiasih.

Di saat yang sama, Jatiasih merupakan kecamatan dengan kedalaman banjir paling parah seantero Kota Bekasi.

Baca juga: Sepekan Lebih Pascabanjir, Lumpur di Pondok Gede Permai Bekasi Masih Sebetis

Jejak-jejak banjir parah itu masih tampak jelas hingga hari ini. Atap rumah warga, bahkan rumah dua lantai pun, lapuk. Dindingnya kusam kecokelatan mengandung sisa-sisa lumpur.

Dahan-dahan pohon tinggi bukan hanya didominasi warna hijau, tetapi jadi warna-warni. Pohon-pohon tersebut dihiasi sampah plastik yang dibawa banjir dan tersangkut di sana.

Satu jejak petaka yang tak dapat ditampik di perumahan yang terletak persis di tepi Kali Bekasi itu adalah: lumpur.

Berjibaku hadapi lumpur

Perumahan Pondok Gede Permai (PGP) terletak dekat titik nol kilometer Kali Bekasi, yakni pertemuan dua arus sungai besar dari Kabupaten Bogor: Sungai Cileungsi dan Cikeas.

Kedua arus sungai itu menyatu tak jauh dari PGP, menjadi aliran Kali Bekasi.

Di sekitar PGP, tanggul tinggi sudah dibangun untuk mencegah arus pertemuan dua sungai itu merangsek ke perumahan. Tingginya sekitar 4-5 meter, selevel dengan atap rumah satu lantai warga.

Kompas.com beberapa kali menyusuri PGP selepas diterjang banjir, baik gang-gangnya maupun dari atas tanggul.

Besarnya daya hancur arus sungai saat itu terlihat jelas. Pohon-pohon di sempadan Kali Bekasi rebah. Air sungai meluap, melampaui tanggul. Luapan air itu membawa lumpur.

Kamis (9/1/2020) kemarin, sepekan lebih usai banjir melanda, lumpur tak kunjung lenyap dari perumahan warga PGP.

Di RW 008, yang terletak persis di sisi tanggul, lumpur masih berkedalaman sebetis orang dewasa. Becek.

Endapan lumpur masih merendam wilayah RW 008 Pondok Gede Permai, Jatiasih, Kota Bekasi sepekan lebih setelah Banjir Tahun Baru 2020, Kamis (9/1/2020).KOMPAS.COM/VITORIO MANTALEAN Endapan lumpur masih merendam wilayah RW 008 Pondok Gede Permai, Jatiasih, Kota Bekasi sepekan lebih setelah Banjir Tahun Baru 2020, Kamis (9/1/2020).

Acapkali rendaman lumpur masuk ke sela-sela sepatu bot. Lantaran tak nyaman, Kompas.com berulang kali melepas sepatu untuk menumpahkan lumpur tersebut dengan jari.

Insting manusia mendorong Kompas.com mendekatkan jari itu ke arah hidung. Penyesalan pun muncul. Lumpur-lumpur itu berbau busuk.

Sampah-sampah warga juga banyak yang belum diangkut. Sepekan setelah jadi rongsokan, sampah-sampah seperti kasur, sofa, lemari, dan berbagai benda lain yang basah itu sudah berjamur dan jadi sarang bakteri.

Bau busuk menguar ke mana-mana. Belum lagi ada bangkai-bangkai hewan.

Sejumlah warga tampak kelelahan kerja bakti mendorong lumpur dengan peralatan seadanya ke selokan. Namun selokan mampet karena sudah penuh lumpur.

Baca juga: Warga Pondok Gede Permai Bekasi Keluhkan Minimnya Alat Berat Atasi Lumpur Banjir

"Tolong bantuin siramin lumpur ini saja, dong," rajuk Erlina, warga RT 001 RW 008 yang rumahnya tepat berhadapan dengan tanggul Kali Bekasi kepada wartawan yang ia kira aparat Pemerintah Kota Bekasi.

Endapan lumpur masih merendam wilayah RW 008 Pondok Gede Permai, Jatiasih, Kota Bekasi sepekan lebih setelah Banjir Tahun Baru 2020, Kamis (9/1/2020).KOMPAS.COM/VITORIO MANTALEAN Endapan lumpur masih merendam wilayah RW 008 Pondok Gede Permai, Jatiasih, Kota Bekasi sepekan lebih setelah Banjir Tahun Baru 2020, Kamis (9/1/2020).

Banjir merendam sampai tingkat dua rumahnya. Erlina berujar, keadaan lumpur yang masih merendam gang membuat akses bantuan tidak dapat masuk. Sampah pun tak dapat terangkut.

Di kejauhan, seorang pria menumpuk rongsokan dan menyulutnya dengan api. Membakar sampah jadi jalan pintas di tengah lambannya gerak pemerintah memulihkan kawasan perumahan mereka.

"Orang-orang kan malas lewat sini, masuk pun susah kalau kayak gini. Sudah pada gatal-gatal," ujar Erlina.

Seorang pria paruh baya di RT 004 RW 008 yang enggan menyebutkan namanya juga mengeluhkan hal senada.

Ia mengaku sudah kelelahan membereskan lumpur yang seolah tiada habisnya.

"Capek banget, dari hari pertama surut enggak sudah-sudah," kata dia.

Jumlah alat berat tak memadai

Kota Bekasi merupakan wilayah terparah yang terdampak banjir se-Jabodetabek pada awal tahun ini. Di Kota Bekasi, Jatiasih jadi wilayah yang paling banyak titik banjirnya, dengan PGP dan sekitarnya menjadi perumahan paling tinggi banjirnya.

RW 008 PGP disebut sebagai RW paling "luka" karena letaknya yang berbatasan langsung dengan Kali Bekasi yang mengamuk.

Upaya rehabilitasi yang didengung-dengungkan Pemkot Bekasi bagaikan lelucon. Pasalnya, hanya ada satu alat berat yang beroperasi di RW 008 PGP yang dihuni lebih dari 300 keluarga itu.

"Ekskavator belum keliatan (banyak), cuma satu yang kelihatan hari ini, kemarin ada dua tapi ternyata cuma dari ujung sini. Ujung sana belum. Minim banget, dengan kondisi yang banyak sampah dan lumpur seperti itu," ujar Oonk (52), warga RT 007 RW 008 di rumahnya, Kamis sore.

"Sekarang lihat saja, got dari sini sampai ke ujung sana rata. Lumpur semua," imbuhnya.

Dari pantauan Kompas.com, sebanyak 6 RT di sana masih dipenuhi lumpur yang masuk hingga rumah warga. Selama menyusuri perumahan itu, Kompas.com hanya berjumpa dengan satu unit ekskavator.

Ekskavator tersebut pun bukan mengangkut lumpur, melainkan sekadar mendorong lumpur itu ke selokan agar akses jalan dapat terbuka.

Warga berharap, bencana lumpur itu segera teratasi dengan pengerahan alat berat dalam jumlah yang memadai.

"Jadi ya kalau bisa sih terutama alat berat, alat penyedot lumpur, damkar yang katanya akan turun. Saya sempat dengar 'nanti turun kok, Bu damkar'," ujar Oonk.

"Damkarnya enggak kecil-kecil saja agar bisa ke sini. Dia kan punya air, dia bisa semprot," imbuhnya.

Sementara itu, Irvan Nurdin (36) warga RT 003 RW 008 berharap, alat berat yang dikerahkan tidak hanya mengatasi lumpur, tetapi  juga sampah.

Sebab, hanya segelintir sampah yang telah diangkut dari RW 008 8 hari sejak banjir melanda. Bau busuk sudah amat mengganggu.

"Kalau sampahnya diangkat, langsung disemprot (lumpurnya), sudah selesai itu," ujar Irvan, kemarin.

Lumpur di gang perumahan warga Pondok Gede Permai, Jatiasih, Kota Bekasi selepas banjir menenggelamkan perumahan itu sedalam 6 meter pada Rabu (1/1/2020).KOMPAS.COM/VITORIO MANTALEAN Lumpur di gang perumahan warga Pondok Gede Permai, Jatiasih, Kota Bekasi selepas banjir menenggelamkan perumahan itu sedalam 6 meter pada Rabu (1/1/2020).

" Yang enggak kalah hebat kan sampah. Sampah sudah banyak tapi alat beratnya kan kurang," imbuhnya.

Ditinggalkan penghuni

Sebagian rumah warga di RW 008 PGP ditinggalkan penghuninya.

"Jadi banyak orang-orang di belakang (RT 001, RT 002, dan RT 005, tepat di tepi tanggul Kali Bekasi) memilih ngontrak. Pak RW (008) sendiri pindah," ujar Oonk.

Kebanyakan pilih mengontrak rumah sembari menunggu rehabilitasi PGP. Tak hanya itu, Irvan yang mendampingi Kompas.com dan awak media lain pun menunjukkan sebagian rumah warga yang telah ditinggal pergi secara permanen.

"Kebanyakan memang ngontrak di (wilayah perumahan) yang lebih tinggi. Jadi pagi dan siang dia beres-beres sampai sore, malamnya dia ke atas, ke kontrakan," ujar Irvan.

"Jadi kontrakan di atas itu sementara ini laku karena banjir ini," imbuhnya.

Irvan mengatakan, selain karena terendam lumpur dan hancur, sebagian warga RW 008 meninggalkan rumah mereka lantaran mesin token listrik terendam banjir. Sehingga, listrik belum mengalir ke rumah mereka.

"Sampai saat ini sih masih ada pengaduan, mungkin sudah masuk 75 persen warga yang mesin token listriknya terendam," kata dia.

"Yang (mesin token listriknya) belum diganti (oleh PLN) ya masih mati listrik," tambah Irvan.

Pemkot klaim angkut 60 persen sampah dan lumpur

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi, Yayan Yuliana mengklaim bahwa pengangkutan lumpur dan sampah imbas banjir telah mencapai 60 persen.

"Sudah 12 ribu ton lebih sampah yang dibuang ke TPA. Targetnya (pengangkutan sampah dan lumpur) selesai akhir pekan," kata Yayan, Kamis.

Yayan menyebut, Pemkot Bekasi berupaya sekuat tenaga mempercepat pengangkutan sampah dan lumpur akibat banjir.

Total, ada 307 truk yang dikerahkan untuk melakukannya, 65 di antaranya truk sewaan.

Wilayah RW 008, Perumahan Pondok Gede Permai, Jatiasih, Bekasi masih terendam lumpur setinggi betis orang dewasa sepekan lebih usai Banjir Tahun Baru 2020, Kamis (9/1/2020).KOMPAS.COM/VITORIO MANTALEAN Wilayah RW 008, Perumahan Pondok Gede Permai, Jatiasih, Bekasi masih terendam lumpur setinggi betis orang dewasa sepekan lebih usai Banjir Tahun Baru 2020, Kamis (9/1/2020).

"Terbantu juga karena sekarang sudah bisa membuang ke TPST Bantargebang," ujar Yayan.

Pembuangan sampah dan lumpur ke TPST Bantargebang milik Pemprov DKI Jakarta cukup membantu mengurangi antrean truk sampah di TPA Sumur Batu, lokasi pembuangan akhir Kota Bekasi.

Sebab, TPA Sumur Batu saja sudah mengalami kenaikan buangan sampah nyaris 2 kali lipat, hanya dalam kurun 5 hari awal setelah banjir melanda.

Proses bersih-bersih ini dialokasikan hingga Selasa pekan depan, batas akhir masa tanggap darurat bencana banjir di Kota Bekasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

98.432 Pemudik Sudah Kembali ke Jakarta Naik Kereta Api via Stasiun Pasar Senen

98.432 Pemudik Sudah Kembali ke Jakarta Naik Kereta Api via Stasiun Pasar Senen

Megapolitan
Dishub DKI: 80 Persen Pemudik Sudah Pulang, Lalu Lintas Jakarta Mulai Padat

Dishub DKI: 80 Persen Pemudik Sudah Pulang, Lalu Lintas Jakarta Mulai Padat

Megapolitan
Wanita di Jaksel Sempat Cekcok dengan Kekasih Sebelum Gantung Diri

Wanita di Jaksel Sempat Cekcok dengan Kekasih Sebelum Gantung Diri

Megapolitan
Perempuan di Jaksel Bunuh Diri Sambil 'Live' Instagram

Perempuan di Jaksel Bunuh Diri Sambil "Live" Instagram

Megapolitan
Alibi Pejabat Dishub DKI Pakai Mobil Dinas ke Puncak: Jenguk Teman yang Sakit

Alibi Pejabat Dishub DKI Pakai Mobil Dinas ke Puncak: Jenguk Teman yang Sakit

Megapolitan
Pejabat Dishub DKI Dicopot Usai Pakai Mobil Dinas ke Puncak dan Buang Sampah Sembarangan

Pejabat Dishub DKI Dicopot Usai Pakai Mobil Dinas ke Puncak dan Buang Sampah Sembarangan

Megapolitan
Cerita Porter Berusia 73 Tahun di Terminal Kampung Rambutan: Kadang Makan Nasi Cabai Saja...

Cerita Porter Berusia 73 Tahun di Terminal Kampung Rambutan: Kadang Makan Nasi Cabai Saja...

Megapolitan
Heru Budi Pastikan ASN Pemprov DKI Bolos Usai Libur Lebaran Akan Disanksi Tegas

Heru Budi Pastikan ASN Pemprov DKI Bolos Usai Libur Lebaran Akan Disanksi Tegas

Megapolitan
Heru Budi: Pemprov DKI Tak Ada WFH, Kan Sudah 10 Hari Libur...

Heru Budi: Pemprov DKI Tak Ada WFH, Kan Sudah 10 Hari Libur...

Megapolitan
Mulai Bekerja Usai Cuti Lebaran, ASN Pemprov DKI: Enggak Ada WFH

Mulai Bekerja Usai Cuti Lebaran, ASN Pemprov DKI: Enggak Ada WFH

Megapolitan
Suami di Jaksel Terjerat Lingkaran Setan Judi 'Online' dan Pinjol, Istri Dianiaya lalu Ditinggal Kabur

Suami di Jaksel Terjerat Lingkaran Setan Judi "Online" dan Pinjol, Istri Dianiaya lalu Ditinggal Kabur

Megapolitan
Jalan Gatot Subroto-Pancoran Mulai Ramai Kendaraan, tapi Masih Lancar

Jalan Gatot Subroto-Pancoran Mulai Ramai Kendaraan, tapi Masih Lancar

Megapolitan
KRL Jabodetabek Gangguan di Manggarai, Rute Bogor-Jakarta Terhambat

KRL Jabodetabek Gangguan di Manggarai, Rute Bogor-Jakarta Terhambat

Megapolitan
Menikmati Hari Libur Terakhir Lebaran di Ancol Sebelum Masuk Kerja

Menikmati Hari Libur Terakhir Lebaran di Ancol Sebelum Masuk Kerja

Megapolitan
Jalan Sudirman-Thamrin Mulai Ramai Kendaraan Bermotor, tapi Masih Lancar

Jalan Sudirman-Thamrin Mulai Ramai Kendaraan Bermotor, tapi Masih Lancar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com