BEKASI, KOMPAS.com - Sejarawan Bekasi Ali Anwar sepakat dengan wacana relokasi warga Pondok Gede Permai (PGP) Jatiasih yang disodorkan Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi kepada Presiden RI Joko Widodo.
Relokasi itu ia anggap tepat, sebab wilayah PGP sejak awal merupakan daerah resapan air berupa rawa-rawa.
"Relokasi itu amat tepat agar yang tadinya daerah resapan air, kembali lagi fungsinya jadi seperti rawa," ujar Ali ditemui Kompas.com di kedai kopi bilangan Margahayu, Bekasi Timur, Jumat (10/1/2020).
Ali mengatakan, tak mungkin pemerintah terus-menerus mengandalkan tanggul guna melindungi PGP dari banjir Kali Bekasi.
Dari dekade ke dekade, tanggul terus diperkuat dan selalu dibuat makin tinggi hingga kini ketinggiannya setara dengan rumah dua lantai.
Baca juga: Alasan Wali Kota Bekasi Minta Presiden Relokasi Warga Pondok Gede Permai
Namun, toh, pada banjir Rabu (1/1/2020) lalu, volume air Kali Bekasi tetap melampaui tanggul kemudian luber dan merendam perumahan warga hingga lebih dari 4 meter.
"Air kan enggak mau tahu. Di mana daerah paling rendah, dia akan masuk. PGP ini tadinya rawa, dan bagaimana pun caranya dia akan kembali 'menjadi rawa'," ungkap Ali.
Namun, relokasi ini menurut Ali, hanya mungkin dilakukan seandainya Pemerintah Pusat turun tangan.
Pasalnya, Kota Bekasi tak mungkin punya dana cukup buat menebus tanah dan rumah warga PGP yang terbilang perumahan semi-elit.
"Harus pemerintah pusat yang bayarin semua bangunan dan lahan di situ," kata wartawan senior itu.
Sebelumnya diberitakan, Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengajukan permintaan relokasi warga Pondok Gede Permai ke Presiden RI Joko Widodo dalam rapat pencegahan dan penanganan banjir di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (8/1/2020).
Baca juga: Bantah Warga, BPBD Bekasi Sebut Bantuan Banjir di Pondok Gede Permai Dikirim Lewat RT
Pepen beralasan, relokasi ini didasari atas pertimbangan keamanan warga Kota Bekasi dan warga Pondok Gede Permai itu sendiri dari ancaman banjir.
Perumahan tersebut memang amat rentan diterjang banjir, karena bertempat di cekungan yang berdekatan dengan pertemuan dua arus sungai besar dari Bogor, yakni Sungai Cikeas dan Sungai Cileungsi.
"Ini bukan persoalan respons warga. Ini persoalan safety, (wilayah PGP) memang harus ada tandon," ujar Pepen.
Tandon tersebut, menurut dia, harus dibangun berkesinambungan dari arah hulu di Bukit Hambalang hingga Kali Bekasi. Dengan begitu, wilayah tangkapan air banjir kiriman makin banyak.
Wilayah PGP jadi salah satu kawasan yang menurut Pepen, mestinya dialihfungsikan menjadi tandon.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.