Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Rukmayadi, Berjibaku dengan Baunya Sampah Pasca Banjir

Kompas.com - 10/01/2020, 21:35 WIB
Bonfilio Mahendra Wahanaputra Ladjar,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pasca banjir, sampah bermunculan dan terkumpul di pinggiran jalan sejumlah wilayah.

Salah satunya tumpukan sampah tampak di Tempat Pembuangan Sampah (TPS) yang berada di Jalan Inpeksi Mookevart, Daan Mogot, Jakarta Barat, Jumat (10/1/2020).

Sampah yang dikumpulkan nantinya diangkut ke Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang, Bekasi.

Di sini, peran sopir truk sampah sangat berarti.

Baca juga: Sampah TPA Rawa Kucing Kota Tangerang Luber ke Tepi Jalan

Salah satunya adalah Rukmayadi (39), sopir truk dari Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Barat yang mengaku bekerja sejak subuh hingga sore hari.

"Saya biasa keluar dari rumah jam 5 subuh, pulang jam 2 namun ini dua kali mas. Subuh berangkat pulang jam 5 sore," ucap Yadi saat ditemui di jalan Inpeksi Mookevart, Daan Mogot, Jakarta Barat, Jumat.

Kebetulan rumah Yadi tidak kebanjiran pasca hujan mengguyur Jakarta, sebab rumahnya di Rusun Kalideres.

"Rumah bapak kebanjiran kalau rumah (saya) enggak, kalau jalan atau akses sih iya (banjir)," ujar Yadi.

Baca juga: Sampah akibat Banjir Masih Menumpuk di Jalan Duri Kosambi

Sejak banjir melanda, Yadi sudah punya bayangan bagiamana sibuknya hilir mudik mengangkut sampah dari Jakarta Barat ke Bantar Gebang.

Istri Yadi memaklumi pekerjaan Yadi yang bisa dibilang tidak kenal waktu berangkat subuh, pulang malam hari.

"Di sini sudah kerja biasa sih mas, paling kalau ada apa-apa misal pulang terlambat bisa ngebel (hubungi) istri. Istri juga mendukung kan ini bekerja bantu orang," kata Yadi.

Berangkat dari situ, Yadi menjadi semangat dalam bekerja. Jauhnga jarak Daan Mogot-Bekasi tidak begitu dihiraukannya.

Baca juga: Pemkot Bekasi Klaim Sudah Angkut Lumpur dan Sampah Banjir 60 Persen

Bahkan, aroma sampah yang terendam banjir juga tidak dihiraukannya. Menurut dia, selama masih bisa membantu orang pasti segala jalan dimudahkan.

"Memang difokusin ini dari tanggal 1 Januari Rabu lalu, Kamis, dan Jumat airnya di sini sudah surut. Sampah kasur yang paling banyak, karena sudah 1 minggu juga kan belum diangkut. Soal bau atau aroma ya saya udah biasa, Mas," ujar Yadi sambil bercanda gurau.

Sembari menunggu truknya terisi sampah, terkadang Yadi juga ikut membantu mengatur lalu lintas.

Sebab, tempat pemungutan sampah berada di dekat permukiman warga yang ramai aktivitasnya.

Setelah truk penuh barulah, Yadi membawa sampah ke Bantar Gebang.

Beruntung, sampah hasil banjir menurut Yadi lebih diutamakan di Bantar Gebang, jadi tidak ada antrian yang begitu panjang.

"Enggak begitu macet mendingan lah klau di Bantar Gebang, karena diutamakan sampah banjir itu duluan masuk," kata Yadi yang biasa piket di kawasan Palmerah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com