JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Staf Presiden, Jendral TNI (Purn) Moeldoko memahami kondisi warga yang mengungsi karena musibah banjir.
Moeldoko menceritakan masa kecilnya sewaktu di kampung halaman.
Mantan Panglima TNI itu tahu suasana banjir karena sungai yang berada di belakang rumahnya tanggulnya jebol.
"Saya keingat waktu kecil saat tinggal di kampung di belakang rumah saya ada sungai, lebih besar dari kali di depan. Suatu saat tanggulnya jebol," ucap Moeldoko di Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat, Jumat (10/1/2020).
"Saya beserta keluarga mengungsi," tambah dia.
Baca juga: Moeldoko: Sebenarnya Banjir karena Lingkungan Luar Jakarta
Tidak sampai disitu, Moeldoko menceritakan saat SD, gedung sekolahnya kebanjiran dan dirinya harus belajar di kantor lurah setempat.
"Waktu saya kecil, waktu SD dan sering sekolah saya kena banjir. Sehingga saya harus belajar di kantornya pak lurah. Saya bisa merasakan betapa ibu-ibu dan keluarga menghadapi bencana banjir ini, tidak nyaman," ucap Moeldoko.
Itu sebabnya Moeldoko tahu bagaimana rasanya tinggal di pengungsian dan menghadapi bencana banjir.
Namun, pengalaman itu tidak membuat Moeldoko patah semangat.
Usai bercerita, Moeldoko memberi semangat kepada warga RW 011.
Diberitakan sebelumnya, Moeldoko meminta penanganan sampah pascabanjir yang berada di pinggir jalan kawasan Rawa Buaya, Jakarta Barat, dipercepat.
Hal itu disampaikan Moeldoko setelah melihat langsung kondisi di lapangan ketika iring-iringan mobil terkena macet.
Saat itu, Moeldoko hendak memberi bantuan kepada korban banjir di wilayah RW 11, Rawa Buaya, Cengkareng, Jumat (10/1/2020).
Baca juga: Lihat Tumpukan Sampah di Rawa Buaya, Moledoko Minta Segera Diangkut
"Saya lihat di sepanjang jalan ada tumpukan sampah yang perlu segera ditertibkan," kata Moeldoko di lokasi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.