Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Datangi Warga Rawa Buaya, Moeldoko Cerita Masa Kecilnya yang Pernah Kebanjiran

Kompas.com - 11/01/2020, 07:06 WIB
Bonfilio Mahendra Wahanaputra Ladjar,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Staf Presiden, Jendral TNI (Purn) Moeldoko memahami kondisi warga yang mengungsi karena musibah banjir.

Moeldoko menceritakan masa kecilnya sewaktu di kampung halaman.

Mantan Panglima TNI itu tahu suasana banjir karena sungai yang berada di belakang rumahnya tanggulnya jebol.

"Saya keingat waktu kecil saat tinggal di kampung di belakang rumah saya ada sungai, lebih besar dari kali di depan. Suatu saat tanggulnya jebol," ucap Moeldoko di Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat, Jumat (10/1/2020).

"Saya beserta keluarga mengungsi," tambah dia.

Baca juga: Moeldoko: Sebenarnya Banjir karena Lingkungan Luar Jakarta

Tidak sampai disitu, Moeldoko menceritakan saat SD, gedung sekolahnya kebanjiran dan dirinya harus belajar di kantor lurah setempat.

"Waktu saya kecil, waktu SD dan sering sekolah saya kena banjir. Sehingga saya harus belajar di kantornya pak lurah. Saya bisa merasakan betapa ibu-ibu dan keluarga menghadapi bencana banjir ini, tidak nyaman," ucap Moeldoko.

Itu sebabnya Moeldoko tahu bagaimana rasanya tinggal di pengungsian dan menghadapi bencana banjir.

Namun, pengalaman itu tidak membuat Moeldoko patah semangat.

Usai bercerita, Moeldoko memberi semangat kepada warga RW 011.

Diberitakan sebelumnya, Moeldoko meminta penanganan sampah pascabanjir yang berada di pinggir jalan kawasan Rawa Buaya, Jakarta Barat, dipercepat.

Hal itu disampaikan Moeldoko setelah melihat langsung kondisi di lapangan ketika iring-iringan mobil terkena macet.

Saat itu, Moeldoko hendak memberi bantuan kepada korban banjir di wilayah RW 11, Rawa Buaya, Cengkareng, Jumat (10/1/2020).

Baca juga: Lihat Tumpukan Sampah di Rawa Buaya, Moledoko Minta Segera Diangkut

"Saya lihat di sepanjang jalan ada tumpukan sampah yang perlu segera ditertibkan," kata Moeldoko di lokasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gandeng Swasta, Pemprov DKI Renovasi 10 Rumah Tak Layak Huni di Kamal Muara

Gandeng Swasta, Pemprov DKI Renovasi 10 Rumah Tak Layak Huni di Kamal Muara

Megapolitan
Singgung 'Legal Standing' MAKI, Polda Metro Jaya Sebut SKT sebagai LSM Sudah Tak Berlaku

Singgung "Legal Standing" MAKI, Polda Metro Jaya Sebut SKT sebagai LSM Sudah Tak Berlaku

Megapolitan
Penyidikan Aiman Witjaksono Dihentikan, Polisi: Gugur karena Tak Berkekuatan Hukum

Penyidikan Aiman Witjaksono Dihentikan, Polisi: Gugur karena Tak Berkekuatan Hukum

Megapolitan
Belum Tahan Firli Bahuri, Kapolda Metro Terapkan Prinsip Kehati-hatian

Belum Tahan Firli Bahuri, Kapolda Metro Terapkan Prinsip Kehati-hatian

Megapolitan
Dishub DKI Jaga Trotoar di Jakpus yang Dimanfaatkan Sekelompok Orang Tarik Bayaran Pengendara Motor

Dishub DKI Jaga Trotoar di Jakpus yang Dimanfaatkan Sekelompok Orang Tarik Bayaran Pengendara Motor

Megapolitan
Oknum Anggota TNI Pengeroyok Warga Sipil di Depan Polres Jakpus Bukan Personel Kodam Jaya

Oknum Anggota TNI Pengeroyok Warga Sipil di Depan Polres Jakpus Bukan Personel Kodam Jaya

Megapolitan
Polisi: Sopir Truk Ugal-ugalan di GT Halim Bicara Melantur

Polisi: Sopir Truk Ugal-ugalan di GT Halim Bicara Melantur

Megapolitan
Kronologi 4 Warga Sipil Dianiaya Oknum TNI di Depan Mapolres Jakpus, Bermula Pemalakan Ibu Tentara

Kronologi 4 Warga Sipil Dianiaya Oknum TNI di Depan Mapolres Jakpus, Bermula Pemalakan Ibu Tentara

Megapolitan
Polisi Amankan 4 Remaja yang Bawa Senjata Tajam Sambil Bonceng 4 di Bogor

Polisi Amankan 4 Remaja yang Bawa Senjata Tajam Sambil Bonceng 4 di Bogor

Megapolitan
Wacana Sekolah Gratis, Emak-emak di Pasar Minggu Khawatir KJP Dihapus

Wacana Sekolah Gratis, Emak-emak di Pasar Minggu Khawatir KJP Dihapus

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Libatkan BRIN dalam Pengembangan 'Food Estate' di Kepulauan Seribu

Pemprov DKI Bakal Libatkan BRIN dalam Pengembangan "Food Estate" di Kepulauan Seribu

Megapolitan
Mengenang 9 Tahun Kematian Akseyna, Mahasiswa UI Berkumpul dengan Pakaian Serba Hitam

Mengenang 9 Tahun Kematian Akseyna, Mahasiswa UI Berkumpul dengan Pakaian Serba Hitam

Megapolitan
Pengeroyokan Warga oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus Mencekam, Warga Ketakutan

Pengeroyokan Warga oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus Mencekam, Warga Ketakutan

Megapolitan
'Update' Kecelakaan Beruntun di Gerbang Tol Halim Utama, Total 9 Mobil Terlibat

"Update" Kecelakaan Beruntun di Gerbang Tol Halim Utama, Total 9 Mobil Terlibat

Megapolitan
Oknum TNI Diduga Keroyok Warga Sipil di Depan Polres Jakpus, Warga: Itu Darahnya Masih Ada

Oknum TNI Diduga Keroyok Warga Sipil di Depan Polres Jakpus, Warga: Itu Darahnya Masih Ada

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com