Meski begitu, tak sedikit pula masyarakat yang mengapresiasi pekerjaan mereka.
Baca juga: Lihat Tumpukan Sampah di Rawa Buaya, Moledoko Minta Segera Diangkut
"Ada kebanggaaan ya, saya juga bingung bangganya di mana. Ya biasa saja sih bekerja," ucap Yadi sembari bersenda gurau.
Tak terasa sudah 1,5 jam Yadi menunggu bongkar muat sampah.
Truknya sudah penuh, dan Yadi pun bergegas menuju Bantargebang.
Di balik musibah banjir ini, Yadi masih merasa bersyukur.
Sebab, rumahnya yang berada di rusun Kalideres tidak kebanjiran.
Sang istri pun mengizinkannya kerja lebih dari waktu normal. Penanganan sampah di Bantargebang pun cepat tanpa harus menunggu antrean.
"Istri tahu, ya mau gimana lagi kalau terlambat kan tinggal ngebel (hubungi). Sudah sampai di TPST tidak begitu macet mendingan. Karena diutamakan sampah banjir itu duluan masuk," kata Yadi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.