Ia bisa berbagi suka dan duka dengan tetangganya.
“Kami semua akrab dan saling menolong. Kalau saya tidak ada uang, kadang tetangga saya yang kasih makan. Ya sudah kita makan ramai-ramai di sini, ya kebersamaanlah,” ucap Andi.
Andi mengatakan, setiap malam ia hanya tidur beralaskan karpet tebal. Angin malam sudah menjadi temannya saat tidur.
Bahkan menurut dia, angin malam terasa bagai pendingin ruangan. Meski dingin menusuk tulang, ia tetap tidur terlelap dengan balutan sarung.
“Nyenyak aja si mbak, kan saya pakai sarung. Udah kebal angin kali ya,” kata Andi sambil becanda.
Tidak hanya itu, rupanya Andi juga kerap beberapa kali diusir oleh Satpol PP.
Ia pun harus kucing-kucingan dengan Satpol PP ketika mereka menertibkan tempat tinggalnya.
Baca juga: Perjuangan Kakek Kosmas, Meski Buta Jadi Pemulung untuk Nafkahi Keluarga
“Jadi saya harus lari dulu yang jauh agar tidak ketangkap Satpol PP, namun kami tetap kembali untuk tidur di sini (di pinggir kali),” ucap Andi.
Andi akui lebih memilih tinggal di pinggir kali dibanding di kontrakan lantaran lebih murah.
Sebab, saat ini di Jakarta kontrakan sudah seharga Rp 300.000 hingga Rp 500.000.
“Bayangin aja dengan penghasilan saya Rp 50.000 per hari mana sanggup saya bayar kontrakan. Apalagi saya harus simpan buat anak dan istri di kampung,” ucap dia.
Ingin sekolahkan anak hingga sukses
Laki-laki kelahiran tahun 1984 ini mengatakan, semua ia lakukan demi anaknya.
Sebab ia berharap bisa menyekolahkan puterinya hingga lulus kuliah kelak.
Bagi Andi, anak merupakan harta yang paling berharga. Sehingga ia harus memastikan jika nantinya anaknya itu sukses.
“Apasih yang diinginkan orangtua, ya cuma mau lihat dia sukses. Saya mah tidak apa-apa susah,” ucap Andi.
Ia mengatakan, dengan anaknya sukses, anaknyalah yang kelak mengangkat derajatnya dalam keluarga.
“Biar saya aja yang susah, anak saya jangan. Kalau dia sukses berarti saya juga sukses mengurus dia,” tuturnya dengan seyum tipis.
Baca juga: Paidi, Pemulung Beromzet Miliaran berkat Porang, Kini Didatangi Banyak Orang yang Ingin Belajar (1)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.