JAKARTA, KOMPAS.com - Sampah masih menggunung di Banjir Kanal Barat, Kali Ciliwung, tepatnya di kawasan Karet, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat, pada Senin (14/1/2020).
Pantauan Kompas.com, gunungan sampah itu berisi kayu-kayu pepohonan, kasur, sofa, dan sampah rumah tangga lainnya.
Para petugas Penyedia Jasa Lainnya Perorangan (PJLP) UPK Badan Air Pintu Air Karet tampak bahu membahu mengangkat tumpukan sampah yang menggenang di kali ke darat.
Ada yang bertugas mengangkat sampah menggunakan eksavator, ada pula yang bertugas mengambil sampah menggunakan jepitan besi.
Bahkan, ketika sampah itu sulit untuk diambil, petugas tidak segan-segan untuk menceburkan diri dan menyelam untuk mengambil sampah di dalam air kali yang coklat dan penuh sampah.
Meski kala itu terik matahari campur gerimis hujan jatuh, tidak tampak sekalipun mereka berhenti bekerja.
Mereka tetap mengeruk kali itu, seolah sampah-sampah itu merupakan bongkahan berlian yang harus diselamatkan.
Baca juga: Disidak Anggota DPRD, Petugas Keluhkan Banyaknya Sampah yang Tersangkut di Pompa
Para petugas tampak semangat memunguti sampah-sampah itu dan meletakkannya di daratan.
Setelah sampah itu diletakkan di daratan, kemudian ada satu truk besar pengangkut sampah.
Nantinya sampah akan dikeringkan dan dibawa ke Bantar Gebang.
Sampah diangkut 20 truk
Tepat pukul 12.00 WIB saat jam istirahat, Solihin, salah satu petugas PJLP UPK Badan Air bercerita, sampah sisa banjir ini memang lebih banyak berkali-kali lipat dari biasanya.
Biasanya, sampah yang diangkut dari kali hanya tiga mobil truk sampah.
Namun, pascabanjir awal tahun 2020 ini, ada 20 truk sampah yang mengangkut sampah-sampah tersebut.
“Lebih banyak ini mah sampahnya, orang ini sampah kiriman dari Bogor, Manggarai, dan kawasan Kali Ciliwung,” ujar Solihin, Senin.
Pria umur 54 tahun ini mengaku, butuh tenaga ekstra untuk mengangkut sekitar ratusan ton sampah pasca banjir ini.
Sebab, ia bekerja dari pukul 08.00 WIB hingga 16.00 WIB.
Meskipun sudah menggunakan ekstra, sampah-sampah itu masih nampak menumpuk setiap hari.
Apalagi ada sampah-sampah yang sudah mengendap di dalam air.
“Ini belum semua bersih banget, kita udah bersihin, masih ada lagi masih ada lagi (sampahnya),” ujar Solihin sambil bercanda.
Baca juga: Sampah Penuhi Pintu Air Karet karena Kondisi Pintu yang Rusak
Air kotor dan sampah jadi makanan sehari-hari
Bapak enam anak ini mengatakan, air kotor dan sampah itu sudah menjadi temannya sehari-hari. Sebab, setiap harinya ia harus berenang untuk mencari sampah itu.
Bekerja lima tahun jadi PJLP UPK Badan Air ini memang diakui Solihin harus tahan menyium bau sampah.
Memang, awalnya ia ragu-ragu untuk turun menyelam mencari sampah. Namun lambat laun sampah dan air itu menjadi temannya setiap hari.
Bahkan, untuk menghilangkan bau sampah dari tubuhnya butuh waktu sekitar dua hari.
“Awal mah saya ragu banget liat air kotor begitu, kalau sekarang mah udah tidak terpikir lagi bau. Semua seperti sama aja gitu loh. Saya pakai pewangi baju saya sama aja baunya, tapi ya namanya juga kerjanya begini sehari-hari, ya jalani aja,” kata Solihin.
Bahkan saat banjir ini, ia sering menemukan sampah binatang tikus yang mengapung di kali menyentuh wajahnya.
“Sering temuin bangkai tikus yang tiba-tiba nempel. Awal mah jijik aja gitu, tapi kelamaan udah biasa juga,” tambah dia.
Baca juga: Jumlah Sampah Sisa Banjir di DKI Sudah Lebih dari 61.000 Ton
Ia prihatin dengan masyarakat yang membuang sampah rumah tangganya ke kali.
Sebab, beberapa kali dilihat, kebanyakan sampah di kali ini adalah sampah rumah tangga.
Bahkan terkadang warga tak segan-segan membuang sampah di kali meski melihat petugas sedang membersihkan kali itu.
“Kadang sampah main lempar aja ke kali. Apalagi ada juga yang buang sampah kaya sofa begitu ke sungai, padahal kita aja evakuasinya aja berat kan ke darat. Belum lagi kasur yang dibuang,” ucap Solihin.
Solihin berharap warga Jakarta memiliki kesadaran untuk membuang sampah pada tempatnya. Sehingga tidak banyak sampah yang menumpuk di kali itu dan membuat aliran air lancar.
“Kalau air kali lancar kan bisa menghindari dari banjir juga, ya berharapnya warga Jakarta punya kesadaran tinggi,” tutir dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.