Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Kubu Pro dan Kontra Anies Baswedan Berkumpul di Balai Kota

Kompas.com - 14/01/2020, 18:34 WIB
Rindi Nuris Velarosdela,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Halaman depan gedung Balai Kota DKI Jakarta dipenuhi demonstrans yang mengatasnamakan sebagai massa pro dan kontra Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Ada dua kubu yang berunjuk rasa. Mereka menyampaikan tuntutan berbeda terkait kebijakan Anies dalam menghadapi banjir di Jakarta.

Kubu pertama diperkirakan berjumlah 200 orang. Mereka mendesak agar Anies mundur dari jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta.

Mereka memprotes dan menilai kebijakan Anies tidak efektif dalam menghadapi banjir.

Padahal, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah memberikan peringatan soal banjir.

Baca juga: Kelompok Pendukung dan Pengkritik Anies Demo Berhadap-hadapan, Hanya Dipisahkan Pagar Balai Kota

Sementara itu, kubu kedua diperkirakan berjumlah 250 orang yang mendukung Anies Baswedan. Mereka merupakan perwakilan dari Bang Japar.

Mereka membela Anies karena menilai bencana banjir telah terjadi sejak dahulu di Jakarta.

Bang Japar merupakan organisasi masyarakat (ormas) yang muncul pertama kali di masa Pilkada DKI 2017 putaran kedua.

Bang Japar merupakan kependekan dari Kebangkitan Jawara dan Pengacara.

Tahun 2017, sebanyak 5.000 orang bergabung sebagai anggota Bang Japar yang terdiri dari warga asli DKI Jakarta atau dari kawasan sekitar Jakarta, misalnya Bekasi.

Aksi demo di Balai Kota itu dijaga oleh polisi untuk mencegah terjadinya bentrokan antarkedua kubu.

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengatakan, sebanyak 650 personel diterjunkan untuk mengamankan aksi demo tersebut.

Selain itu, polisi juga membedakan lokasi demo antarkedua kubu dan memisahkannya menggunakan sekat.

Baca juga: Bawa Sejumlah Pendemo di Balai Kota, Polisi: Untuk Dipulangkan

Kendati demikian, polisi tidak memberlakukan rekayasa lalu lintas di sekitar gedung Balai Kota.

"Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan nanti pada saat teknis pelaksanaanya di tengah-tengah jalan, di depan kantor Balai Kota kita juga akan pasang barrier yang agak tinggi dan juga tengah-tengah dipasang rantis," kata Yusri di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Selasa (14/1/2020).

Trending Twitter

Aksi demo di depan Balai Kota ramai diperbincangkan di media sosial, salah satunya Twitter.

Bahkan, dua tanda pagar (tagar) merajai pencarian di Twitter, yakni #JagadanKawalAnies dan ##JKTBergerakTurunkan4nies.

Hingga pukul 17.45 WIB, tagar #JagadanKawalAnies telah dicari lebih dari 48.000 kali.

Sementara itu, tagar #JKTBergerakTurunkan4nies dicari lebih dari 29.000 kali dan menduduki peringkat lima pencarian di Twitter.

Demo memanas

Kedua kubu menggelar aksi demo di halaman gedung Balai Kota DKI Jakarta, namun dipisahkan oleh sekat.

Pantauan Kompas.com di lokasi, kubu pembela Anies duduk di dalam area Balai Kota.

Baca juga: Demo Anies, Massa Lempari Pria Bertopeng Pakai Tomat Busuk

Sementara itu, kubu pengkritik Anies berkumpul di luar gedung Balai Kota. Mereka bahkan sempat bergeser ke Jalan Silang Merdeka Barat Daya, tepatnya di luar area kawasan Monas, seberang Patung Arjuna Wiwaha atau Patung Kuda.

Demo antardua kubu itu sempat memanas ketika kubu pembela Anies meminta polisi membubarkan kubu pengkritik Anies.

Ketegangan antarkubu itu juga sempat mengganggu arus lalu lintas di sekitar Jalan Merdeka Selatan.

Saat itu, kubu pengkritik Anies tengah berorasi di Jalan Silang Merdekat Barat Daya atau seberang Patung Kuda.

"Bubarkan mereka. Mereka bubar, kami bubar. Kalau mereka enggak dibubarkan, ini kampung kami, kami berhak membubarkan," kata seorang pendukung Anies.

Sejumlah aparat kepolisian tampak menghalau kubu pembela Anies untuk mendekati kubu pengkritik Anies.

Bahkan, polisi juga meminta salah satu tokoh dari kubu pembela Anies untuk naik ke atas mobil komando dan menenangkan massa yang mulai memanas.

Wakapolres Metro Jakarta Pusat AKBP Susatyo Purnomo Condro yang berada di lokasi juga berusaha menenangkan ketegangan antarkedua kubu itu.

Dia meminta kubu pembela Anies kembali ke gedung Balai Kota.

Adapun, kubu pengkritik Anies diminta tidak terprovokasi oleh kubu pembela Anies.

"Kembali ke Balai Kota. Kita ingin Jakarta damai. Jangan terprovokasi. Yang masih ingin ke Patung Kuda tidak cinta Jakarta. Kami ingin Jakarta damai. Percayakan kepada kami," kata Susatyo.

Kubu pendukung Anies akhirnya memilih mundur dan kembali ke Balai Kota. Mereka kemudian membubarkan diri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Buka Pendaftaran PPK Pilkada DKI 2024, KPU Butuh 220 Orang untuk TPS di 44 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK Pilkada DKI 2024, KPU Butuh 220 Orang untuk TPS di 44 Kecamatan

Megapolitan
2 Pria Dikepung Warga karena Diduga Transaksi Narkoba, Ternyata Salah Paham

2 Pria Dikepung Warga karena Diduga Transaksi Narkoba, Ternyata Salah Paham

Megapolitan
Hasil Tes Urine Negatif, Anggota Polres Jaktim Dibebaskan Usai Ditangkap dalam Pesta Narkoba

Hasil Tes Urine Negatif, Anggota Polres Jaktim Dibebaskan Usai Ditangkap dalam Pesta Narkoba

Megapolitan
Terungkap, Wanita Hamil Bersimbah Darah di Kelapa Gading Tewas akibat Menggugurkan Janinnya Sendiri

Terungkap, Wanita Hamil Bersimbah Darah di Kelapa Gading Tewas akibat Menggugurkan Janinnya Sendiri

Megapolitan
Ketakutan Pengemudi 'Online' Antar-Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Ketakutan Pengemudi "Online" Antar-Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Megapolitan
Akibat Pipa Bocor, Warga BSD Alami Gangguan Air Mati sejak Senin Dini Hari

Akibat Pipa Bocor, Warga BSD Alami Gangguan Air Mati sejak Senin Dini Hari

Megapolitan
KPU Buka Pendaftaran PPK Buat Pilkada DKI 2024, Ini Tahapan dan Syaratnya

KPU Buka Pendaftaran PPK Buat Pilkada DKI 2024, Ini Tahapan dan Syaratnya

Megapolitan
Serangan Mendadak ODGJ pada Pemilik Warung di Koja, Korban Kaget Tiba-tiba Didatangi Orang Bergolok

Serangan Mendadak ODGJ pada Pemilik Warung di Koja, Korban Kaget Tiba-tiba Didatangi Orang Bergolok

Megapolitan
Polisi: Pria yang Ditemukan Tewas di Apartemen Tebet Diduga karena Sakit

Polisi: Pria yang Ditemukan Tewas di Apartemen Tebet Diduga karena Sakit

Megapolitan
Tanda Tanya Tewasnya Wanita Hamil di Ruko Kelapa Gading...

Tanda Tanya Tewasnya Wanita Hamil di Ruko Kelapa Gading...

Megapolitan
Waswas Penonaktifan NIK Warga Jakarta, Jangan Sampai Bikin Kekisruhan

Waswas Penonaktifan NIK Warga Jakarta, Jangan Sampai Bikin Kekisruhan

Megapolitan
Mau Jadi Cawalkot Depok, Sekda Supian Suri Singgung Posisinya yang Tak Bisa Buat Kebijakan

Mau Jadi Cawalkot Depok, Sekda Supian Suri Singgung Posisinya yang Tak Bisa Buat Kebijakan

Megapolitan
Menguak Penyebab Kebakaran Toko 'Saudara Frame' yang Memerangkap Tujuh Penghuninya hingga Tewas

Menguak Penyebab Kebakaran Toko "Saudara Frame" yang Memerangkap Tujuh Penghuninya hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Bocah yang Setir Mobil Pameran hingga Tabrak Tembok Mal di Kelapa Gading Berujung Damai

Kasus Bocah yang Setir Mobil Pameran hingga Tabrak Tembok Mal di Kelapa Gading Berujung Damai

Megapolitan
Tak Beda Jauh Nasib Jakarta Setelah Jadi DKJ, Diprediksi Masih Jadi Magnet Para Perantau dan Tetap Macet

Tak Beda Jauh Nasib Jakarta Setelah Jadi DKJ, Diprediksi Masih Jadi Magnet Para Perantau dan Tetap Macet

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com