JAKARTA, KOMPAS.com - Area gedung Balai Kota DKI Jakarta dipenuhi demonstran yang mengatasnamakan massa pro dan kontra Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Selasa (14/1/2020).
Massa kontra-Anies yang menamakan diri "Jakarta Bergerak, Suara Rakyat Bersatu" berkumpul di luar area Balai Kota.
Mereka menilai Anies tidak becus menangani banjir Jakarta. Mereka juga mendesak Anies mundur dari jabatannya sebagai gubernur.
Sementara massa pro-Anies berkumpul di halaman Balai Kota.
Mereka berasal dari organisasi kemasyarakatan (ormas) Bang Japar, yakni Kebangkitan Jawara dan Pengacara, yang dibentuk pada masa Pilkada DKI Jakarta 2017.
Baca juga: Kelompok Pendukung dan Pengkritik Anies Demo Berhadap-hadapan, Hanya Dipisahkan Pagar Balai Kota
Mereka membela Anies karena menilai bencana banjir telah terjadi sejak dahulu di Jakarta.
Kedua kubu hanya dipisahkan pagar Balai Kota.
Aksi demo ini dijaga oleh aparat polisi untuk mencegah terjadinya bentrokan kedua kubu.
Kubu pembela Anies yang semula duduk-duduk di halaman Balai Kota, tiba-tiba mendekat menuju pagar Balai Kota.
Mereka meneriaki kubu kontra-Anies dan sempat melempar botol.
Massa kontra-Anies akhirnya diarahkan polisi menuju Jalan Silang Merdeka Barat Daya, Monas, Jakarta Pusat.
Tujuannya untuk menghindari bentrokan kedua kubu.
Saat itu, sejumlah orang dari kubu pro-Anies yang berada di halaman Balai Kota tampak memanjat pagar menuju luar area Balai Kota.
Orator dari massa pro-Anies terdengar menenangkan kubunya dan meminta massa tidak mengejar kubu kontra-Anies yang bergerak ke arah Monas.
Baca juga: Demo Anies, Massa Lempari Pria Bertopeng Pakai Tomat Busuk
Orator itu meminta massa kembali masuk untuk mengikuti kegiatan maulid nabi yang sedang berlangsung di Masjid Fatahillah di dalam area Balai Kota.