Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebagian Warga Pondok Gede Permai Bekasi Tolak Direlokasi

Kompas.com - 15/01/2020, 16:52 WIB
Vitorio Mantalean,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Sebagian warga Pondok Gede Permai, Jatiasih, Kota Bekasi tak sepakat dengan wacana relokasi yang digagas Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi.

Erick Timor (43), warga RT 004/RW008 misalnya, menolak direlokasi karena rumahnya tak begitu parah terdampak banjir.

Ia menganggap wilayah Pondok Gede Permai merupakan "aset" karena wilayahnya strategis, kendati sering kebanjiran.

"Tata letaknya strategis, karena akses ke mana-mana dekat. Jakarta dekat, Bogor dekat, Bekasi dekat. Makanya banyak yang merasa di sini nyaman," ujar Erick ketika ditemui Kompas.com, Rabu (15/1/2020) siang.

"Kalau namanya banjir kan musibah. Banjir pun nyaman-nyaman saja, sudah adaptasi," imbuhnya.

Baca juga: Paling Parah Terdampak Banjir, Perumahan Pondok Gede Permai Bekasi Mulanya Rawa

Erick menganggap, jika serius ingin melindungi warga Pondok Gede Permai dari banjir, pemerintah mestinya membenahi aliran Kali Bekasi di balik komplek perumahan itu agar kapasitasnya tak semakin dangkal.

Sementara itu, warga RT 003/RW 008, Irvan Nurdin (36) mengaku tak yakin bila ongkos ganti rugi yang dibayarkan pemerintah sesuai dengan ekspektasi warga.

Apalagi, beberapa rumah warga yang agak jauh dari tanggul Kali Bekasi tak begitu parah dampak banjirnya.

Hitungan kasar, banderolnya tentu lebih tinggi ketimbang rumah di tepi tanggul.

"Memang, dibandingkan perumahan lain, masih murahan di sini. Tapi, kalau dibayar NJOP (nilai jual objek pajak), kami enggak mau lah. Paling NJOP-nya Rp 300 juta, Rp 500 juta boleh lah," jelas Irgan kepada Kompas.com, Rabu siang.

"Atau kalau dikasih duit, terus dikasih rumah, nah itu baru cocok. Soalnya rumah di luaran kan sudah mahal juga. Jangan seperti di Jakarta malah dipindah ke rusun, awalnya gratis, terus jadi bayar," ia menambahkan.

Baca juga: Wali Kota Bekasi: 75 Persen Warga Pondok Gede Permai Menolak Direlokasi

Namun, Erlina, warga RT 001/RW 008 justru getol ingin buru-buru direlokasi. Menurut dia, warga yang menolak direlokasi punya rumah yang masih layak ditempati.

Sementara rumahnya yang terletak persis di titik terendah Pondok Gede Permai, di depan tanggul Kali Bekasi, sudah reyot diterjang banjir Rabu (1/1/2020) lalu.

"Pengin lah (direlokasi). Rumah saya sudah mau rubuh begitu. Saya kan dari Medan, 4 tahun tinggal di sini langsung pertama kali ngalamin banjir sebesar kemarin," ujar Erlina kepada Kompas.com, Rabu siang.

"Cuma kan warga juga banyak yang enggak setuju. Itu mah warga yang rumahnya bagus-bagus," imbuhnya.

Baca juga: Masih Terbenam Lumpur Banjir, Warga Pondok Gede Permai Bekasi Berharap Hujan

Rahmat Effendi sebelumnya mengajukan permintaan relokasi warga Pondok Gede Permai ke Presiden RI, Joko Widodo dalam Rapat Pencegahan dan Penanganan Banjir di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (8/1/2020).

Pria yang akrb Pepen itu beralasan, relokasi didasari atas pertimbangan keamanan warga Kota Bekasi dan warga Pondok Gede Permai itu sendiri dari ancaman banjir.

Perumahan tersebut memang amat rentan diterjang banjir, karena bertempat di cekungan yang berdekatan dengan pertemuan dua arus sungai besar dari Bogor, yakni Sungai Cikeas dan Sungai Cileungsi.

"Ini bukan persoalan respons warga. Ini persoalan safety, (wilayah PGP) memang harus ada tandon," ujar Pepen saat itu.

Tandon tersebut, menurut dia, harus dibangun berkesinambungan dari arah hulu di Bukit Hambalang hingga Kali Bekasi.

Dengan begitu, wilayah tangkapan air banjir kiriman makin banyak. Wilayah PGP jadi salah satu kawasan yang menurut Pepen, mestinya dialihfungsikan menjadi tandon.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com