JAKARTA, KOMPAS.com - Bencana Banjir besar yang melanda Jakarta pada awal tahun 2020 bukan pertama kali terjadi.
Banjir memang kerap merendam wilayah Jakarta sejak masa pemerintahan Hindia Belanda. Banjir pada awal tahun juga pernah melumpuhkan Jakarta pada tahun 1996.
Catatan Harian Kompas tanggal 7 Januari 1996, bencana banjir merendam Ibu Kota.
Tercatat puluhan ribu rumah di Kelurahan Bidara Cina, Kampung Melayu, Bukit Duri, dan Kebon Baru terendam akibat meluapnya Sungai Ciliwung.
Selain itu, hujan yang turun secara terus menerus juga memperparah kondisi banjir di Jakarta.
Bahkan, banjir tahun 1996 disebut sebagai banjir terburuk sejak tahun 1987.
Baca juga: Kilas Balik Masa Pemerintah Hindia Belanda: Banjir Terbesar Jakarta Terjadi Tahun 1621 dan 1918
Banjir itu juga mengakibatkan satu mushola ambruk dan satu jembatan betok yang diperuntukkan untuk pejalan kaki, hanyut terbawa air.
Ketinggian air di wilayah Kampung Melayu mencapai 4 meter 35 sentimeter. Ketinggian air itu melebihi ketinggian banjir yang melanda Depok pada tahun 1987 dan 1993.
Menurut warga bernama Daeng Husein Umar yang tinggal di kelurahan Bidaracina kala itu, ketinggian banjir yang merendam wilayah itu pada tahun 1987 mencapai 2,8 meter, sedangkan pada tahun 1993 ketinggian air mencapai 3,5 meter.
"Tahun 1996 ini ketinggian air di Depok tercatat 4,35 meter. Ini betul-betul banjir terburuk," kata Husein Umar yang pernah menjabat Lurah Bidaracina (1986-1993) itu kepada Kompas.
Petaka banjir masih terus membayangi warga Ibu Kota pada 1996. Pasalnya, warga Jakarta harus rela diterjang banjir selama dua bulan berturut-turut.
Jika pada awal Januari 1996, banjir hanya merendam bantaran Sungai Ciliwung dan Banjir Kanal Barat, maka pada Februari 1996, banjir mendadak menerjang seluruh penjuru Jakarta.
Baca juga: Cerita Ali Sadikin Tongkrongi Pintu Air Manggarai dan Upaya Atasi Banjir Jakarta
Banjir Februari 1996 bahkan turut merendam Bandara Soekarno-Hatta, wilayah Grogol, Jatinegara, Petogokan, Petamburan, Karet Tengsin, Serdang, Sumur Batu, dan Gandaria Selatan.
Pada April 1996, Jakarta kembali terendam banjir akibat meluapnya Kali Cipinang dan Kali Pesanggrahan yang melintasi wilayah Jakarta Timur dan Jakarta Selatan.
Bahkan, banjir tersebut sempat melumpuhkan arus lalu lintas di depan Plaza Cipulir di samping Kali Pesanggrahan.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.