Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Wacana Relokasi Warga Pondok Gede Permai Ditolak Warga

Kompas.com - 16/01/2020, 06:18 WIB
Vitorio Mantalean,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

Tandon tersebut, menurut dia, harus dibangun berkesinambungan dari arah hulu di Bukit Hambalang hingga Kali Bekasi. Dengan begitu, wilayah tangkapan air banjir kiriman makin banyak.

Wilayah PGP jadi salah satu kawasan yang menurut Pepen mestinya dialihfungsikan menjadi tandon.

Baca juga: Tolak Relokasi, Warga Sebut Pondok Gede Permai Banjir karena Pemerintah Teledor

Jika tak kesampaian merelokasi seluruh warga PGP, menurut Pepen, opsi paling realistis adalah membebaskan sebagian rumah warga yang terletak dekat tanggul Kali Bekasi.

"Minimal 20 meter dari bibir sungai itu dijadikan area tangkapan air. Jadi kalau (Kali Bekasi) melimpasi tanggul, itu kita bisa bikin tanggul lagi, sehingga bisa dipompa keluar. Semacam dam," ujar Pepen.

"Itu mungkin paling visible. Tapi itu opsi kedua sebetulnya," tambah dia.

Pemerintah dinilai hanya cari gampang

Namun Pepen menyadari bahwa warga tidak mudah menerima wacana itu. Ia menyebutkan,  sebagian besar warga PGP yang ia temui ogah direlokasi.

"Semalam (Senin, 13/1/2020) saya sampai jam 23.00 di Pondok Gede Permai, kayanya 75 persen enggak mau direlokasi," kata Pepen, Selasa.

Menurut Pepen, mayoritas warga enggan direlokasi karena sudah puluhan tahun menetap di sana. Ditambah lagi, proses relokasi, terutama terkait ganti rugi, sering kali berbelit dan memakan waktu.

"Orang mereka enjoy kok. Ngobrol biasa, seolah-olah enggak terjadi apa-apa. Mereka sudah tahu semua," tambah Pepen.

Namun, Erick Timor tak sependapat soal alasan dirinya tak mau digusur. Selain karena soal aset, menurut dia, relokasi bukan solusi atasi banjir kerap terjadi di lokasi itu.

"Kalau hanya relokasi mah, (pemerintah) mau cara gampang saja. Dari dulu yang kami minta adalah normalisasi Kali Bekasi. Dikeruk, karena kan makin dangkal," ujar Erick Timor.

"Penanggulan (banjir) itu dari kali. Kalau kali dinormalisasi dengan baik, kemungkinan debit air yang meluap ke sini kan berkurang. Kalau dijadikan tandon tidak efektif," imbuhnya.

Erick yakin, pendapatnya diamini sebagian besar warga Pondok Gede Permai yang sudah sejak dulu meminta pemerintah mengeruk Kali Bekasi.

Menurut dia, usulan relokasi itu menunjukkan bahwa pemerintah hanya ingin cari gampang dalam mengatasi masalah yang ada.

Sejak dekade 1970-an, Kali Bekasi tak pernah dikeruk.

Senada dengan Erick, Irvan Nurdin menganggap bahwa pemerintah teledor mengurus tata ruang Kali Bekasi. Hal itu tampak dari berjubelnya pabrik-pabrik di tepi Kali Bekasi yang berseberangan dengan Pondok Gede Permai.

"Mereka membangun (tanggul) lebih tinggi di seberang. Jadi ketika Kali Bekasi banjir, air ke sini semua," kata Irvan.

"Dulu kan tanah kosong, jadi kalau banjir kebagi kanan dan kiri sungai. Sejak sekitar 2014 tuh di sana dibangun pabrik macam-macam. Harusnya mereka (pemerintah) kalau mau membangun, dihitung dong buangan airnya. Di sini kan perumahan padat," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Megapolitan
Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Megapolitan
Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Megapolitan
Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Megapolitan
Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Megapolitan
Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Megapolitan
Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Megapolitan
Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Megapolitan
Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Megapolitan
Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Megapolitan
Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Megapolitan
Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com