Toto yang saat itu menjabat sebagai Dewan Wali Amanat Panitia Pembangunan Dunia Wilayah Nusantara Jogja DEC pernah menjanjikan dana sebesar 100-200 dollar Amerika yang akan diberikan setiap bulan kepada anggota yang telah memiliki NIK.
Uang tersebut diperoleh dari lembaga keuangan tunggal dunia bernama Esa Monetary Fund yang berpusat di Swiss.
"Kami akan berikan uang pada anggota yang sudah terdaftar sebesar 100-200 dollar per bulan dalam bentuk dana kemanusiaan melalui koperasi yang akan kami bentuk. Namun semua program tadi akan kami mulai tahun 2017 nanti karena sekarang masih dalam proses perizinan," ujar Toto di Ndalem Pujokusuman Keparakan Mergangsan, Yogyakarta, Jumat (11/3/2016).
Salah satu anggota Jogja Dec, Sri Utami bahkan mengaku sempat membayar iuran sebesar Rp 15.000 untuk kartu tanda anggota (KTA). Dia juga membayar uang sebesar Rp 3.000.000 untuk mendapatkan seragam.
Sri Utami kemudian memutuskan keluar dari Jogja Dec karena ketidakjelasan kegiatan.
"Selain iuran KTA suruh bayar seragam juga senilai Rp 3.000.000. Seragamnya itu dulu seperti army atau militer loreng-loreng," kata Sri Utami, Selasa (14/1/2020).
Statusnya sebagai Raja Keraton Agung Sejagat dan pimpinan Jogja Dec berbanding terbalik dengan kehidupannya di Jakarta. Berdasarkan alamat KTP, Toto merupakan warga Ancol, Jakarta Utara.
Baca juga: Raja Keraton Agung Sejagat 6 Tahun Tinggal di Rumah Bedeng Ilegal di Pinggir Rel Ancol
Dia pernah tinggal di Kampung Bandan, Ancol, Jakarta Utara. Dia tinggal di bedeng kayu berukuran 2x3 meter di pinggir kereta Stasiun Kampung Bandan.
"Dia tinggal di bedeng kayu semi permanen ukuran 2x3 di bantaran rel," kata Lurah Ancol Rusmin di Kampung Bandan, Ancol, Rabu (15/1/2020) malam.
Sementara itu, Ketua RT 012/RW 005 Kelurahan Ancol Abdul Manaf mengatakan, Toto tinggal di sana sejak 2011.
Kepada Abdul, Toto mengaku berprofesi sebagai wirausahawan di kawasan Angke, Jakarta Barat. Selama menjadi warga Kampung Bandan, Totok tak begitu menyita perhatian warga sekitar.
Dia hanya bertegur sapa dengan warga sekitar. Toto kemudian pindah dari daerah Kampung Bandan setelah rumah yang ditinggalinya terbakar pada tahun 2016.
"Namun, demikian yang bersangkutan hanya singgah sebentar biar mempunyai KTP Kelurahan Ancol. Dia termasuk numpang alamat doang," ujar Abdul.
Baca juga: Raja Keraton Agung Sejagat Tak Pernah Sebarkan Pengaruh Selama Tinggal di Ancol
Saat ini, rumah Toto telah rata dengan tanah karena rumah itu berdiri ilegal di pinggiran rel kereta api.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.