Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Halusinasi Seorang Warga Pinggiran Rel sebagai Raja Keraton Agung Sejagat

Kompas.com - 17/01/2020, 08:28 WIB
Rindi Nuris Velarosdela,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pekan ini, publik dihebohkan dengan kemunculan sebuah kerajaan yang konon disebut penerus Kerajaan Majapahit.

Kerajaan itu bernama Keraton Agung Sejagat. Namanya pun mendadak viral dan menjadi perbincangan publik.

 

Siapa raja dan ratu Keraton Agung Sejagat?

Layaknya sebuah kerajaan, Keraton Agung Sejagat juga dipimpin oleh seorang raja dan ratu.

Istana kerajaan ini berpusat di Desa Pogung Juru Tengah, Kecamatan Bayan, Purworejo, Jawa Tengah.

Sang Raja biasa dipanggil Sinuwun Toto Santoso Hadiningrat.

Sedangkan Sang Ratu dikenal dengan panggilan Kanjeng Ratu Dyah Gitarja.

Padahal, Sang Ratu memiliki nama asli Fanni Aminadia.

Baca juga: Fakta Keraton Agung Sejagat dan Kehidupan Sang Raja di Pinggir Rel KRL Stasiun Kampung Bandan

 

Lalu, mengapa kemunculannya bisa viral?

Alasannya, Sang Raja menyebut Keraton Agung Sejagat adalah induk dari semua negara di dunia.

Bahkan, kekuasaannya tidak terbatas hanya di daerah Purworejo.

Sang Raja berani mengatakan bahwa kekuasaan Keraton Agung Sejagat tersebar hingga ke seluruh penjuru dunia.

Tak hanya itu, keberadaan kerajaan yang memiliki pengikut sebanyak 450 orang itu juga konon telah diakui oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Baca juga: Kapolres Jakut: Raja Keraton Agung Sejagat Pinjam Rp 1,3 Miliar Sewaktu Tinggal di Ancol 

Sang Raja bahkan dengan lantang mendeklarasikan dirinya sebagai juru damai di dunia. 

 

Memangnya kerajaan itu memiliki apa saja?

Keraton Agung Sejagat memiliki sebuah prasasti yang dibanggakan pengikutnya.

Batu prasasti kerajaan bertuliskan huruf Jawa yang disebut Prasasti Bumi Mataram.

Pada bagian kiri prasasti terdapat tanda dua telapak kaki, sedangkan pada bagian kanan terdapat sebuah simbol.

Di dekat istana di Purworejo, kerajaan juga memiliki sebuah kolam yang disakralkan oleh pengikutnya.

Sekarang, kenapa sang raja dan ratu ditangkap polisi?

Merespons viralnya keberadaan kerajaan tersebut, polisi pun turun tangan untuk mengklarifikasi.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo juga angkat bicara terkait keberadaan kerajaan tersebut.

Menurut Ganjar, perlu dilakukan pengujian secara ilmiah terkait keberadaan Keraton Agung Sejagat.

"Syukur-syukur ada perguruan tinggi yang mendampingi. Baik juga untuk didiskusikan," kata Ganjar, Senin (13/1/2020).

Baca juga: Ini Sumber Uang Keraton Agung Sejagat, Setoran Pengikut hingga Ratu Miliki Salon dan Rumah Makan

Polisi bergerak cepat menyelidiki keberadaan kerajaan yang dinilai meresahkan masyarakat itu.

Sang Raja dan Ratu akhirnya diamankan Polda Jawa Tengah.

Pemeriksaan terhadap keduanya menggandeng tiga guru besar dari Universitas Dipenogoro (Undip).

Alasannya, polisi akan mendalami keberadaan keraton itu dari sejumlah aspek, yakni aspek yuridis, filosofis, nilai kebangsaan, ideologis, dan historis.

Nantinya, tiga guru besar Undip akan membantu penelusuran kasus tersebut dari sisi kesejarahan dan hukum pidana.

 

Apakah mereka dijadikan tersangka?

Setelah menjalani pemeriksaan, polisi menetapkan Toto dan Fanni, Sang Raja dan Ratu Keraton Agung Sejagat, sebagai tersangka.

Kapolda Jateng Irjen Rycko Amelza Dahniel mengatakan, polisi memiliki bukti permulaan adanya motif penarikan dana dari masyarakat.

Mereka menarik dana dengan cara menipu melalui penggunaan simbol-simbol kerajaan palsu.

Berdasarkan pemeriksaan sementara, Toto dan Fanni juga diketahui bukan sepasang suami istri.

Rycko mengatakan, keduanya hanya berstatus sebagai teman.

Baca juga: Pengikut Keraton Agung Sejagat Setor Uang Rp 110 Juta, Berharap Dapat Jabatan dan Gaji Dollar

"Sementara Fanni Aminadia yang diakui sebagai permaisuri ternyata bukan istrinya, tetapi hanya teman wanitanya," kata Rycko.

Atas perbuatannya, Toto Santoso dan Fanni Aminadia dijerat Pasal 14 UU RI Nomor 1 Tahun 1946 tentang menyiarkan berita atau pemberitaan bohong dengan sengaja menerbitkan keonaran. Keduanya juga diancam Pasal 378 KUHP tentang Penipuan.

 

Cara raja dan ratu menipu korban

Sebagai Raja, Toto berani memerintahkan pengikutnya untuk membayar iuran hingga puluhan juta rupiah.

Bagi pengikutnya yang tak membayar, dia mengancam akan mendapatkan malapetaka jika tidak mengikuti aturan keraton.

"Berbekal penyebaran keyakinan dan paham apabila bergabung dengan kerajaan akan bebas dari malapetaka dan perubahan nasib ke arah yang lebih baik. Jika tidak bergabung, akan berlaku sebaliknya," ujar Rycko.

Baca juga: Lokasi yang Pernah Dijadikan Tempat Ritual Keraton Agung Sejagat: Dieng hingga Gunung Tidar

 

Siapa sosok sebenarnya Toto Santoso Hadiningrat?

Toto merupakan warga Kampung Bandan, Ancol, Jakarta Utara.

Menurut Lurah Ancol Rusmin, kehidupan Toto berbanding terbalik dengan statusnya sebagai Raja Keraton Agung Sejagat.

Dulu, dia hanya tinggal di rumah bedeng di pinggir rel kereta api Stasiun Kampung Bandan.

"Dia tinggal di bedeng kayu semipermanen ukuran 2x3 di bantaran rel," kata Lurah Ancol Rusmin di Kampung Bandan, Ancol, Rabu (15/1/2020) malam.

Sementara itu, Ketua RT 012 RW 005 Kelurahan Ancol Abdul Manaf mengatakan, Toto tinggal di sana sejak 2011.

Dia pindah dari Kampung Bandan sejak rumahnya terbakar pada tahun 2016.

Baca juga: [VIDEO] Menelusuri Jejak Toto, Si Raja Keraton Agung Sejagat di Jakarta Utara

Walaupun jarang berinteraksi, masyarakat sekitar mengetahui Toto berprofesi sebagai wiraswasta.

"Namun demikian, yang bersangkutan hanya singgah sebentar biar mempunyai KTP Kelurahan Ancol. Dia termasuk numpang alamat doang," ujar Abdul.

Tak hanya itu, polisi juga mengungkapkan fakta bahwa Toto pernah meminjam uang senilai Rp 1,3 miliar saat tinggal di Kampung Bandan.

Dia menjadikan rukonya di kawasan Angke, Jakarta Barat, sebagai jaminan.

"(Kepemilikan ruko) ini sedang kami telusuri karena kami sendiri baru tahu dan baru melakukan penyelidikan setelah kejadian ini ramai," tutur Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Budhi Herdi Susianto, Kamis (16/1/2020).

 

Mengapa Toto berpikir dirinya seorang raja?

Berdasarkan perilaku Toto yang mengaku sebagai raja, dia diduga menderita gejala gangguan waham, skizofrenia paranoid, gangguan kepribadian skizotipal, atau bipolar.

Psikolog Alexandra Gabriella mengatakan, perlu pemeriksaan lebih lanjut untuk mendiagnosis alasan perilaku Toto jika dilihat dari sisi psikologis.

Baca juga: Melacak Fakta tentang Toto Santoso, Raja Keraton Agung Sejagat yang Jadi Viral

"Memang perlu ada pemeriksaan lebih lanjut, tidak bisa ada diagnosa sebelum diperiksa dan diobservasi," kata Alexandara saat dihubungi Kompas.com, Jumat (17/1/2020).

Alexandra menjelaskan, seseorang menderita gangguan awam jika dia memiliki keyakinan yang tidak realistis atau irasional bahwa dirinya mempunyai sebuah peran tertentu.

Sementara, skizofrenia paranoid adalah gejala yang menunjukkan seseorang berhalusinasi sampai orang tersebut benar-benar terpengaruh atas apa yang mereka alami.

Toto juga diduga menderita gangguan kepribadian skizotipal.

Alasannya, dia sering mengaitkan sesuatu dengan hal mistis.

Bahkan, terkadang pengidap gangguan kepribadian skizotipal juga memiliki keyakinan tertentu bahwa mereka adalah titisan atau utusan dari kekuatan yang lebih besar.

Adapun gangguan bipolar sering terjadi pada seseorang yang mengalami waham kebesaran karena mereka merasa sangat hebat, kuat, dan bersemangat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute Mikrotrans JAK99 Pulogadung-Lampiri

Rute Mikrotrans JAK99 Pulogadung-Lampiri

Megapolitan
Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Megapolitan
Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Megapolitan
Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Megapolitan
Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Megapolitan
Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Megapolitan
Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Megapolitan
Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Megapolitan
Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Megapolitan
Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Megapolitan
Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Megapolitan
Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com