BEKASI, KOMPAS.com - Seorang ibu rumah tangga di Desa Pantai Bakti, Muaragembong, Kabupaten bernama Tonisih (40) jadi sasaran amuk tawon ndas atau tawon Vespa affinis.
Peristiwa itu terjadi pada Rabu (15/1/2020) lalu ketika Tonisih sedang asyik ngobrol ngobrol dengan para ibu rumah tangga lain di depan rumahnya.
"Saat ngobrol-ngobrol dengan tetangga sekitar rumahnya, ada satu tawon yang menghampiri, akhirnya tawon tersebut berusaha dipukul oleh korban," kata Adhi Nugroho, Kepala Regu Penyelematan dan Evakuasi Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Bekasi, Kamis (16/1/2020) malam.
Baca juga: Tawon Vespa Affinis, Berbahaya dan Mematikan
Akan tetapi, gerombolan tawon Vespa yang bersarang di atap rumah tetangganya justru langsung keluar semua.
Gerombolan tawon itu pun menyerang ibu-ibu yang tengah berkumpul bersama Tonisih.
Tonisih jadi orang yang mengalami luka sengatan cukup banyak di area tubuh dan kepala.
"Meskipun sempat lari, tapi tetap ada mungkin belasan tawon yang menyengat dia," ujar Adi.
"Korban lalu ditangani bidan di desa setempat, karena jauh dari klinik kesehatan dan rumah sakit," lanjut dia.
Baca juga: Kakek Sutarma di Bekasi Tewas Disengat Tawon, Ada Lebih dari 50 Sengatan di Tubuhnya
Lantaran kurangnya fasilitas kesehatan untuk memgobati luka di kepala Tonisih, ia coba disembuhkan dengan dibaluri lumpur.
Mendapat laporan peristiwa ini, Adhi mengatakan, Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Bekasi langsung mengevakuasi sarang tawon Vespa itu.
Sebagai informasi, tawon Vespa affinis juga pernah menewaskan tujuh orang warga di Klaten, Jawa Tengah dalam rentang 2017-2018.
Tawon dengan spesies yang sama pun pernah membunuh Sutarma, seorang kakek di Muaragembong, Kabupaten Bekasi, medio Desember 2019 silam.
Peneliti Biologi LIPI Rosichon Ubaidillah mengatakan bahwa tawon Vespa affinis menjadi berbahaya jika menyerang secara berkelompok.
Baca juga: Populasi Sarang Tawon di Jakarta Timur Meningkat, Diduga karena Musim Hujan
Sengatannya dapat membunuh manusia dalam waktu singkat.
"Apabila sengatan cukup banyak dan orangnya sensitif atau alergi dengan racun (venom) sengat, tidak akan lama bertahan hidup," kata Rosichon ketika dihubungi, Selasa (2/7/2019).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.