JAKARTA, KOMPAS.com - Banjir besar yang melanda kawasan Jakarta pada 1 Januari 2020 menyisahkan kesedihan bagi Lani Maisaroh, warga Kedoya, Jakarta Barat.
Pasalnya, rumah Lani yang selama ini dijadikan tempat pengajian juga tak luput dari terjangan banjir. Hampir seluruh buku dan perabotannya rusak tak tersisa.
"Semua buku habis ya kira-kira ratusan buku anak-anak," ucap Lani di rumahnya, Jalan Pesing Green Garden RT022 RW008 Nomor 3 Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Kamis (16/1/2020) kemarin.
Buku-buku yang basah dan sudah tidak sempurna bentuknya dikumpulkan oleh Lani dalam karung untuk dibuang.
Sementara buku lainnya dijemur dalam ruangan dengan penerangan cahaya lampu. Sebagian lainnya Lani jemur di depan rumah.
Baca juga: Banjir Bandang di Tanah Datar, 2 Rumah Hancur, Mobil dan Motor Warga Hanyut
"Ini (rumah) tempat ngaji, semua buku-buku habis, itu perpustakaan juga buku-bukunya sebagian habis, baru dibuang sekarung," ucap Lani.
Lani menyebutkan, setiap hari rumahnya selalu dijadikan tempat pengajian anak-anak.
Namun, karena banjir melanda rumahnya hingga kini pengajian anak belum dapat berlangsung seperti sedia kala.
"Anak-anak biasa ngaji di sini, ada perpustakaan kecil untuk anak-anak baca, murid (dari siwa TK hingga SD) 40 lebih. Sampai saat ini belum masuk, padahal anak-anak sudah pada nanyain, 'Umi kapan masuk lagi?" kata Lani.
Baca juga: Setelah Dilanda Banjir, Perangkat E-Drives Satpas Daan Mogot Ditargetkan Beroperasi Lagi Senin
Pengajian di rumah Lani dibagi menjadi tiga sesi dengan kelas yang berbeda.
"Pagi, siang abis dzuhur, sama sore mulai dari kelas anak-anak belum sekolah, sampai kelas anak-anak sekolah," ucap Lani.
Selain buku, perabotan yang antara lain kursi dan papan tulis, juga belum dipersiapkan kembali oleh Lani. Sebab, kondisi rumahnya baru saja surut dan bersih.
Lani berujar, ratusan buku yang rusak akibat banjir terpaksa ia buang. Kesedihan Lani pun kian menjadi lantaran buku-buku itu berasal dari sumbangan masyarakat.
"Paling sedih bukan buangin apa-apa, tapi buangin buku yang bikin nangis. Karena itu ngebuang ilmu sedihnya itu," ujarnya.
"Kalau kasur dibuang itu biarin. Tapi kalau ngebuang buku, nangis saya," imbuhnya.
Kini Lani merasa bingung, bagaimana ia harus mengembalikan kondisi perpustakaan seperti semula dan mendapatkan kembali buku-buku untuk anak muridnya.
Lani pun berharap Pemerintah Kota Jakarta Barat dapat membantu rumah pengajian yang hampir seluruh bukunya rusak
"Ya berharap aja bantuan buat fasilitas ngaji, perpustakan," kata Lani.
Meski kehilangan banyak harta benda, Lani bersyukur karena tidak ada anggota keluarga yang sakit pascabanjir.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.