TANGERANG, KOMPAS.com - Tak ada persiapan mencolok, hanya ada beberapa deret lampion kecil yang dipasang di depan Kelenteng Hok Tek Tjeng Sin yang berada di tengah kampung pecinan Kota Tangerang.
Kelenteng yang berdiri sejak 1830 ini tidak mempersiapkan banyak hal untuk menyambut tahun baru Imlek 2571 yang akan diperingati pada Sabtu (25/1/2020) pekan depan.
Begitu juga dengan penjelasan Kepala Kelenteng Hok Tek Tjeng Sin, Afi. Dia mengatakan, hanya ada beberapa persiapan seperti mengecat langit-langit kelenteng yang terletak di Kampung Tehyan itu agar tidak terlihat pudar.
Baca juga: Pedagang Pernak-pernik Imlek di Kota Tangerang Raup Untung Rp 2 Juta per Hari
"Butek, tapi hanya ini saja, tidak ada yang istimewa," kata dia saat ditemui Kompas.com di Kelenteng Hok Tek Tjeng Sin, Kampung Tehyan, Tangerang, Jumat (17/1/2020).
Nama Kampung Tehyan sendiri, kata Afi, diambil dari nama alat musik dawai tradisional asal China. Biasanya, tehyan dimainkan untuk acara pemakaman atau mengantar mereka yang sudah berpulang.
Karena kampung tersebut dikenal dengan pemain musik tehyan, maka disebutlah kampung tersebut sebagai Kampung Tehyan.
Kampung ini termasuk salah satu wisata budaya di Kota Tangerang yang terletak di Kecamatan Neglasari Kota Tangerang.
Afi mengatakan, sejatinya bukan karena tidak ingin membuat perayaan. Akan tetapi, ajaran dari kelenteng tersebut adalah memberikan kesederhanaan dan kedamaian.
Kesederhanaan dalam perayaan tersebut justru memberikan makna tersendiri dari umat Budha yang beribadah di sana.
"Kami hanya mengecat langit-langit, lampion-lampion yang ada di tengah ruangan kami akan cuci," kata dia.
Ketika hari ramai untuk persembahanyangan, Afi mengatakan bahwa kapasitas kelenteng yang dia pimpin bisa menampung sampai 200 orang. Akan tetapi, biasanya orang-orang yang melakukan sembahyang jauh lebih banyak.
Baca juga: Cerita Kakek Rehani 15 Tahun Jadi Perajin Lampion di Solo, Kebanjiran Pesanan Jelang Imlek
"Tapi hilir mudik, tidak bersamaan," kata dia.
Kesederhanaan itu juga terlihat dari cat yang digunakan untuk memberikan warna langit-langit kelenteng.
Afi mengatakan, catnya pun dari sumbangan sukarela warga yang ingin melihat kelenteng tampak cerah di tahun baru nanti.
"Jadi ada warga, nih nyerahin satu cat, gitu aja. Jadi warnanya nanti beda-beda tergantung yang belikan," kata dia sambil berkelakar.