Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Merayakan Imlek dengan Sederhana di Kampung Tehyan Kota Tangerang

Kompas.com - 17/01/2020, 17:08 WIB
Singgih Wiryono,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Tak ada persiapan mencolok, hanya ada beberapa deret lampion kecil yang dipasang di depan Kelenteng Hok Tek Tjeng Sin yang berada di tengah kampung pecinan Kota Tangerang.

Kelenteng yang berdiri sejak 1830 ini tidak mempersiapkan banyak hal untuk menyambut tahun baru Imlek 2571 yang akan diperingati pada Sabtu (25/1/2020) pekan depan.

Begitu juga dengan penjelasan Kepala Kelenteng Hok Tek Tjeng Sin, Afi. Dia mengatakan, hanya ada beberapa persiapan seperti mengecat langit-langit kelenteng yang terletak di Kampung Tehyan itu agar tidak terlihat pudar.

Baca juga: Pedagang Pernak-pernik Imlek di Kota Tangerang Raup Untung Rp 2 Juta per Hari

"Butek, tapi hanya ini saja, tidak ada yang istimewa," kata dia saat ditemui Kompas.com di Kelenteng Hok Tek Tjeng Sin, Kampung Tehyan, Tangerang, Jumat (17/1/2020).

Nama Kampung Tehyan sendiri, kata Afi, diambil dari nama alat musik dawai tradisional asal China. Biasanya, tehyan dimainkan untuk acara pemakaman atau mengantar mereka yang sudah berpulang.

Karena kampung tersebut dikenal dengan pemain musik tehyan, maka disebutlah kampung tersebut sebagai Kampung Tehyan.

Kampung ini termasuk salah satu wisata budaya di Kota Tangerang yang terletak di Kecamatan Neglasari Kota Tangerang.

Ingin kesederhanaan

Afi mengatakan, sejatinya bukan karena tidak ingin membuat perayaan. Akan tetapi, ajaran dari kelenteng tersebut adalah memberikan kesederhanaan dan kedamaian.

Kesederhanaan dalam perayaan tersebut justru memberikan makna tersendiri dari umat Budha yang beribadah di sana.

"Kami hanya mengecat langit-langit, lampion-lampion yang ada di tengah ruangan kami akan cuci," kata dia.

Ketika hari ramai untuk persembahanyangan, Afi mengatakan bahwa kapasitas kelenteng yang dia pimpin bisa menampung sampai 200 orang. Akan tetapi, biasanya orang-orang yang melakukan sembahyang jauh lebih banyak.

Baca juga: Cerita Kakek Rehani 15 Tahun Jadi Perajin Lampion di Solo, Kebanjiran Pesanan Jelang Imlek

"Tapi hilir mudik, tidak bersamaan," kata dia.

Kesederhanaan itu juga terlihat dari cat yang digunakan untuk memberikan warna langit-langit kelenteng.

Afi mengatakan, catnya pun dari sumbangan sukarela warga yang ingin melihat kelenteng tampak cerah di tahun baru nanti.

"Jadi ada warga, nih nyerahin satu cat, gitu aja. Jadi warnanya nanti beda-beda tergantung yang belikan," kata dia sambil berkelakar.

Afi memprediksi akan ada ribuan orang yang akan melakukan persembahyangan di hari Tahun Baru Imlek nantinya. Khususnya di Kelenteng Hok Tek Tjeng Sin ini.

"Ada sekitar 1.500 orang, itu berasal dari banyak, ada dari Jakarta, Bekasi dan lainnya," ucap dia.

Di tahun Tikus ini, dia berharap semua bisa merayakan dengan baik dan melakukan kebaikan di tiap harinya.

"Tidak ada pemaknaan khusus, yang terpenting kita berlaku baik dan berbuat baik seperti sesama," kata dia.

Sembari menunjuk patung Dewi Kwan In, Afi berdoa dan berharap dia bisa menjadi welas asih dan penyayang seperti yang dicontohkan Dewi Kwan In kepada Umat Budha.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Megapolitan
Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com