DEPOK, KOMPAS.com - Pascakecelakaan bus yang membawa Kader Posyandu Bojong Pondok Terong, Citayam, Depok di Subang pada Sabtu (18/1/2020) sore, berbagai penanganan seperti perawatan pun telah diberikan.
Salah satunya trauma healing atau pemulihan trauma pascakecelakaan.
Rumah Sakit Universitas Indonesia yang juga merawat sejumlah korban luka menyiapkan perawatan kejiwaan untuk penyembuhan mental korban kecelakaan.
"Kami punya dokter psikiatri empat orang, namun saat ini masih konsen untuk perbaikan kondisi pasien terlebih dahulu," ujar dokter spesialis anestesi, Andi Ade Wijaya, dalam konferensi pers di RSUI, Senin (20/1/2020).
Baca juga: 3 Korban Kecelakaan Bus di Subang Masih Dirawat Intensif di RSUD Kota Depok
Kendati demikian, Andi menyebut bahwa terdapat satu orang pasien yang telah dilakukan wawancara untuk penanganan mentalnya.
"Ada 1 yang sudah dilakukan penanganan oleh dokter pskiatri karena kondisinya sudah membaik, yakni tahap wawancara," ujar Andi.
Mengenai masa trauma, kata Andi, proses tersebut dinilai memiliki masa yang berbeda-beda.
Pada umumnya, trauma bisa hilang dalam waktu enam bulan.
"Tergantung kondisi pasien. Dalam waktu 6 bulan harusnya sudah bisa lepas trauma, tetapi ada yang lebih lambat atau cepat," ujar Andi.
Diberitakan sebelumnya, dalam bus yang kecelakaan itu berisi 58 orang kader Posyandu, seorang sopir, dan satu kenek.
Saat itu, mereka dalam perjalanan dari Gunung Tangkuban Parahu, Bandung, menuju Depok.
Namun, saat di Subang, bus yang melaju dengan kecepatan sedang tersebut kehilangan kendali dan terguling di jalan menurun.
Kecelakaan itu mengakibatkan bus rusak parah dan menelan 8 korban jiwa, termasuk sang sopir.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.