Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SDN Samudrajaya 04 Bekasi Rusak Parah sejak 2014, Pemkab Disebut Tak Beri Perhatian

Kompas.com - 20/01/2020, 15:22 WIB
Vitorio Mantalean,
Jessi Carina

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - SDN Samudrajaya 04 di Tarumajaya, Kabupaten Bekasi disebut sudah rusak parah sejak 2014.

Namun, sejak itu pula, permintaan perbaikan tak kunjung direspons oleh Pemerintah Kabupaten Bekasi. Perhatian dari pemerintah pun amat minim.

"Kondisi hancur seperti ini sudah sekitar dari 2014. Di sini ada enam kelas, hampir semuanya bocor," ujar guru olahraga SDN Samudrajaya 04, Sayyidina Ali kepada wartawan, Senin (20/1/2020).

"Kalau dari pemerintah daerah belum ada (perhatian) seperti yang bisa dilihat. Dari 2014, saya sudah mengajukan lewat kepala sekolah, kami ajukan ke dinas, tetapi sampai sekarang belum ada respon," imbuhnya.

Baca juga: Siswa SDN Samudrajaya 04 Bekasi Buat Video Minta Sekolahnya Diperbaiki

Ali mengatakan, permintaan perbaikan sekolah sudah dilayangkan ke Pemerintah Kabupaten Bekasi sejak tampuk kepemimpinan ada di tangan Neneng Hasanah Yasin hingga beralih ke Eka Supri Atmaja pada 2018 lalu.

Namun, jawaban dari pemerintah baru muncul pada awal 2020 ini.

Jawaban dari pejabat bidang perencanaan pembangunan itu pun tak memuaskan. Mereka menganggap, pihak sekolah yang kembali melayangkan permintaan perbaikan di awal 2020, terlambat.

"Coba kalau waktu sebelum tahun baru sudah diajukan pasti ini sudah dibangun," ujar Ali, menirukan jawaban pejabat Pemerintah Kabupaten Bekasi.

Kepala Bidang SD Dinas Pendidikan Kabupaten Bekasi, Hery Herlangga mengklaim bahwa SDN Samudrajaya 04 akan jadi salah satu sekolah yang perbaikannya diprioritaskan tahun ini.

Baca juga: Keluh Kesah Murid SDN Samudrajaya 04 Bekasi, 6 Tahun Saksikan Kelas yang Rusak

Namun, ia tak menjawab konfirmasi Kompas.com soal lambannya perhatian pemerintah sejak 2014 sebagaimana yang disampaikan pihak sekolah.

"SDN Samudrajaya 04 saat ini menjadi salah satu SDN prioritas yang akan dibangun secepatnya," kata Hery kepada Kompas.com, Senin petang.

Sebagai informasi, keadaan SDN Samudrajaya 04 amat memprihatinkan. Sejumlah ruang kelasnya rusak tak terawat.

Para murid terpaksa belajar di kelas yang ubinnya bergelombang, bahkan sebagian keramiknya mengelupas menyisakan tanah merah.

Atapnya pun penuh lubang. Dinding-dinding serta sekat antarkelasnya jebol. Sejumlah jendela tak berkaca. Pintu kelas lapuk dan sulit digeser.

Akibat keadaan ini, pihak sekolah semakin sering memulangkan murid-muridnya saat datangnya musim hujan.

Soalnya, gedung sekolah tersebut dinilai amat rentan ambruk jika diterpa angin kencang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com