Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Kabupaten Bekasi, Ruang Kelas yang Rusak 3 Kali Lebih Banyak dari yang Layak

Kompas.com - 20/01/2020, 17:54 WIB
Vitorio Mantalean,
Jessi Carina

Tim Redaksi


BEKASI, KOMPAS.com - Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bekasi, Carwinda mengakui bahwa jumlah sekolah yang butuh perbaikan amat banyak.

"Anggarannya pun terbatas, sehingga perbaikan dilakukan secara bertahap setiap tahunnya," kata Carwinda dalam siaran pers yang diterima Kompas.com pada Senin (20/1/2020).

Sejauh pencatatan Dinas Pendidikan Kabupaten Bekasi, jumlah ruangan kelas yang rusak setara tiga kali lipat jumlah ruangan kelas yang layak pakai atau dalam keadaan baik, yakni 9.686 kelas rusak berbanding 3.198 ruang kelas normal.

"Ada sebanyak 9.686 ruang kelas yang rusak. Terbagi untuk SMP 5.708 ruang kelas dan untuk SD sebanyak 3.978 ruang kelas," ujar Carwinda.

Di tingkat SMP, mayoritas kerusakan dikategorikan dalam kerusakan ringan. Namun, ada 1.015 ruang kelas yang masuk dalam kategori rusak berat.

Baca juga: Pertengahan 2020, SDN Samudrajaya 04 Bekasi Direhabilitasi Total

Sedangkan di tingkat SD, sebanyak 37 persen atau 1.481 ruang kelas yang ada masuk dalam kategori rusak berat.

"Ruang kelas yang rusak tersebut akibat banyak faktor, mulai dari sekolah tersebut sudah dalam kondisi tua, juga karena kebanyakan sekolah belum diperbaiki sejak berdiri tahun 1980 lalu," Carwinda menjelaskan.

"Sebagian lagi tergerus akibat diterjang banjir," imbuhnya.

Ia mengatakan, seluruh data itu sudah dikantongi oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Bekasi sebagai pihak berwenang merehabilitasi sekolah-sekolah yang rusak. 

"Kami berharap PUPR bisa lebih selektif menetukan sekolah yang akan dibangun dan memprioritaskan sekolah yang kondisinya mendesak," tutup Carwinda.

Baca juga: SDN Samudrajaya 04 Bekasi Rusak Parah, Sisa Dana BOS Hanya Cukup untuk Cat Dinding

Baru-baru ini, SDN Samudrajaya 04 di Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi menyita perhatian karena ruangan-ruangannya rusak parah.

Para murid terpaksa belajar di kelas yang ubinnya bergelombang, bahkan sebagian keramiknya mengelupas menyisakan tanah merah.

Atapnya pun penuh lubang. Dinding-dinding serta sekat antarkelasnya jebol. Sejumlah jendela tak berkaca. Pintu kelas lapuk dan sulit digeser.

Para murid sampai membuat video meminta pemerintah segera memperhatikan sekolah mereka.

Akibat keadaan ini, pihak sekolah semakin sering memulangkan murid-muridnya sehubungan dengan datangnya musim hujan.

Soalnya, gedung sekolah tersebut dinilai amat rentan ambruk jika diterpa angin kencang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usai Dicopot, Pejabat Dishub DKI yang Pakai Mobil Dinas ke Puncak Tak Dapat Tunjangan Kinerja

Usai Dicopot, Pejabat Dishub DKI yang Pakai Mobil Dinas ke Puncak Tak Dapat Tunjangan Kinerja

Megapolitan
Harga Cabai Rawit di Pasar Perumnas Klender Turun Jadi Rp 40.000 Per Kilogram Setelah Lebaran

Harga Cabai Rawit di Pasar Perumnas Klender Turun Jadi Rp 40.000 Per Kilogram Setelah Lebaran

Megapolitan
Dukung Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Rp 22 Miliar, Fraksi PKS: Biar Nyaman Jadi Kantor Kedua

Dukung Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Rp 22 Miliar, Fraksi PKS: Biar Nyaman Jadi Kantor Kedua

Megapolitan
Harga Bawang Putih di Pasar Perumnas Klender Masih Stabil dari Sebelum Lebaran

Harga Bawang Putih di Pasar Perumnas Klender Masih Stabil dari Sebelum Lebaran

Megapolitan
PSI DKI Ingatkan Heru Budi soal Keberadaan Biro Jasa Pembebasan Lahan Normalisasi Kali Ciliwung

PSI DKI Ingatkan Heru Budi soal Keberadaan Biro Jasa Pembebasan Lahan Normalisasi Kali Ciliwung

Megapolitan
Penampilan Pengemudi Fortuner Arogan Berpelat Palsu TNI yang Kini Berbaju Tahanan

Penampilan Pengemudi Fortuner Arogan Berpelat Palsu TNI yang Kini Berbaju Tahanan

Megapolitan
Gerindra Mulai Jaring Sosok Calon Wali Kota Bogor untuk Pilkada 2024

Gerindra Mulai Jaring Sosok Calon Wali Kota Bogor untuk Pilkada 2024

Megapolitan
DBD di Jaksel Turun Drastis, dari 507 Menjadi 65 Kasus per April 2024

DBD di Jaksel Turun Drastis, dari 507 Menjadi 65 Kasus per April 2024

Megapolitan
Dalam Rapat LKPJ 2023, Heru Budi Klaim Normalisasi Berhasil Atasi Banjir Jakarta

Dalam Rapat LKPJ 2023, Heru Budi Klaim Normalisasi Berhasil Atasi Banjir Jakarta

Megapolitan
Pria di Bekasi Jadi Korban Penipuan Program Beasiswa Doktoral di Filipina

Pria di Bekasi Jadi Korban Penipuan Program Beasiswa Doktoral di Filipina

Megapolitan
Tak Hanya Kader, PKS Juga Usulkan Anies dan Eks Kapolda Masuk Bursa Bacagub DKI

Tak Hanya Kader, PKS Juga Usulkan Anies dan Eks Kapolda Masuk Bursa Bacagub DKI

Megapolitan
Tak Lagi Dapat 'Privilege' KTP Jakarta, Warga: Akses Pendidikan dan Kesehatan Jangan Jomplang

Tak Lagi Dapat "Privilege" KTP Jakarta, Warga: Akses Pendidikan dan Kesehatan Jangan Jomplang

Megapolitan
Warga 'Numpang' KTP DKI: Pelayanan di Jakarta Itu Enak Banget, Administrasinya Enggak Ribet...

Warga "Numpang" KTP DKI: Pelayanan di Jakarta Itu Enak Banget, Administrasinya Enggak Ribet...

Megapolitan
Masuk Bursa Cagub DKI dari PKS, Khoirudin: Saya Kawal dari Dewan Saja...

Masuk Bursa Cagub DKI dari PKS, Khoirudin: Saya Kawal dari Dewan Saja...

Megapolitan
Maju di Pilkada Kota Bogor, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Daftar Lewat Gerindra

Maju di Pilkada Kota Bogor, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Daftar Lewat Gerindra

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com