Duduk perkara
Yasonna sebelumnya mencoba menjelaskan contoh wilayah sebagai tempat dengan tingkat perekonomian rendah.
Dengan rendahnya tingkat perekonomian, wilayah tersebut akan rentan terjadi aksi kriminal yang dilakukan warganya.
Yasonna mengambil contoh Tanjung Priok sebagai contoh daerah dianggap marjinal itu.
"Yang membuat itu menjadi besar adalah penyakit sosial yang ada. Itu sebabnya kejahatan lebih banyak terjadi di daerah-daerah miskin. Slum areas (daerah kumuh), bukan di Menteng. Anak-anak Menteng tidak. Tapi, coba pergi ke Tanjung Priok, di situ ada kriminal, lahir dari kemiskinan," kata Yasonna saat pidato di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Narkotika Kelas IIA Jatinegara, Jakarta Timur, Kamis (16/1/2020) lalu, seperti dikutip Batam.Tribunews.com.
Sontak warga Tanjung Priuk geram dengan pernyataan tersebut, meskipun Menteri Yasonna hanya memakai wilayah Tanjung Priok sebagai perumpamaan saja.
Wakil Ketua Komisi Hukum DPR RI dari Fraksi Nasdem Ahmad Sahroni menilai, Menteri Yasonna menyimpulkan keadaan suatu wilayah tanpa data yang valid.
Sahroni membantah dengan tegas jika Tanjung Priok dianggap sarang kriminal.
“Pak Menteri mungkin sudah lama tidak berkunjung ke Priok sehingga kurang bisa membandingkan wajah Priok di masa lalu dengan masa kini,” ucapnya seperti dikutip Tribunnews.com.
Politisi yang juga asli warga Priok ini menyebut Polres Metro Jakarta Utara menangani 1.695 kasus tindak pidana di sepanjang 2019, menurun 7 persen dibanding tahun 2018 sebanyak 1.735 kasus.
Respons Menteri Yasonna
Menteri Yasonna langsung merespons aksi warga Tanjung Priok di depan kantornya.
Menjelang malam, Yasonna memanggil seluruh awak media ke kantornya untuk menjelaskan masalah tersebut.
Yasonna merasa pidatonya yang menyinggung kriminalitas di Tanjung Priok dipelintir pihak-pihak tertentu.
Yasonna mengatakan, pernyataannya itu merupakan penjelasan ilmiah sehingga seharusnya ditanggapi secara ilmiah.
"Sebenarnya apa yang saya sampaikan itu kan penjelasan ilmiah, seharusnya ditanggapi secara ilmiah bukan secara politik karena dipelintir-pelintir ada beda informasi yang disampaikan ke publik sehingga adanya perbedaan pendapat," kata Yasonna.
Yasonna menuturkan, pernyataannya itu bertujuan agar publik memahami bahwa kejahatan merupakan produk sosial.
Oleh karena itu, kata Yasonna, masyarakat harus memperbaiki kondisi-kondisi sosial supaya tidak menimbulkan kejahatan.
"Bila pun merujuk pada tempat itu tidak dimaksudkan, not intended to be that way, itu yang mau saya sampaikan. Tapi ada dari orang tertentu mungkin tidak memahami secara detail, tidak melihat secara utuh," kata Yasonna.
Baca juga: Diprotes Warga Tanjung Priok, Menkumham Yasonna Laoly Minta Maaf
Meski demikian, Menteri Yasonna meminta maaf atas ucapannya yang dinilai menyinggung warga Tanjung Priok.
"Kemudian ternyata berkembang penafsiran yang berbeda di media massa dan publik luas sehingga saudara-saudara saya yang ada di Tanjung Priok merasa tersinggung, maka saya menyampaikan permohonan maaf," kata Yasonna.
Yasonna berharap, permintaan maafnya tersebut dapat menyelesaikan perdebatan yang ia nilai justru menimbulkan kerancuan.
Ia berjanji akan mencari waktu untuk bersilaturahim dengan para warga Tanjung Priok.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.