Bergeser lagi mencari keberadaan pohon-pohon yang selama ini berfungsi sebagai paru-paru ibu kota, Kompas.com menemui posko TNI yang bersiaga.
Di sana, Kompas.com menanyai salah satu anggota.
Anggota TNI itu mengatakan tak melihat adanya aktivitas penanaman atau pemindahan pohon di kawasan barat Monas tersebut.
"Enggak-enggak ada," ujar anggota TNI yang tidak disebutkan namanya itu.
Setelah upaya pencarian terhadap pohon-pohon yang ditebang dan katanya dipindah itu tak berbuah hasil, Kompas.com pun menanyakannya kepada Kepala Unit Pelaksana Teknis Monas Isa Sanuri.
Isa mengakui, ada pohon yang ditebang dan tak lagi berdiri kini. Namun, ada pohon yang memang dipindahkan.
Menurut dia, pohon yang ditebang itu ialah pepohonan tua dan lapuk.
Sementara itu, pohon yang dipindahkan ialah pepohonan yang masih mudah. Misalnya, pohon cermai, belimbing.
Baca juga: Ironi Emas di Monas: Sumbangan, Ambisi Soekarno, dan Pemborosan
"Seperti yang saya bilang tadi pohon yang masih kuat dan bagus ditanam ulang di bagian barat. Ada beberapa yang rapuh ditebang," ucap Isa saat dihubungi, Rabu (22/1/2020).
Isa tak menjelaskan secara detail ada berapa pohon yang ditebang saat itu.
"Ini sudah pengerjaannya (tebang pohon) dari bulan November 2019, tanya lebih lanjut ke Dinas Citata ya," kata Isa.
Meski demikian, Isa berjanji jika pepohonan yang ditebang itu akan ditanam kembali.
"Sebagian pohon yang dipindahkan sudah ditanam di bagian barat," tuturnya.
Sebelumnya, Pemprov DKI Jakarta merevitalisasi kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat.
Revitalisasi dimulai setelah penandatanganan kontrak dengan pemenang lelang PT Bahana Prima Nusantara pada November 2019