Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/01/2020, 12:03 WIB
Walda Marison,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA,KOMPAS.com - Kisah kehidupan masyarakat keturunan Tionghoa di Indonesia telah banyak tercatat dalam sejarah. Tidak hanya setelah kemerdekaan. Kisah–kisah kehidupan mereka telah mewarnai bangsa ini sejak dulu, termasuk pada zaman penjajahan kolonial Belanda.

Masa kelam pun sempat mewarnai kehidupan etnis Tionghoa Indonesia di masa lalu

Buku berjudul Batavia Kota Banjir karya Alwi Shahab misalnya menceritakan kasus pembantaian besar–besaran kaum etnis Tionghoa oleh pemerintahan kolonial Belanda di masa lalu.

Baca juga: Mengenang Gus Dur...Ulama yang Mengaku Berdarah Tionghoa

Saksi bisu peristiwa itu adalah Kali Angke. Alirannya kali itu saat ini masuk wilayah Jakarta Barat. Hulunya berada di wilayah Tangerang Selatan, Banten.

Pembantaian itu terjadi tahun 1740. Alwi menulis, peristiwa itu berawal dari bangkrutnya pabrik–pabrik gula di Batavia.

Gara-gara harga gula anjlok

Ketika itu, gula merupakan komoditas unggulan di Batavia. Pabrik-pabrik gula bangkut karena harga jual gula di pasar internasional anjlok.

Gula dari Batavia (nama Jakarta pada masa penjajahan Belanda) kalah saing dengan gula Malabar (India).

Otomatis, ribuan karyawan perkebunan dan pabrik gula yang mayoritas orang etnis Tionghoa dipecat. Perkebunan dan pabrik satu per satu tutup.

Dampaknya lanjutannya, banyak warga etnis Tionghoa jadi pengangguran. Ujung-ujungnya banyak yang jadi pelaku kriminal.

“Pabrik–pabrik gula di Batavia pada bangkrut, sehingga banyak warga China yang menjadi penangguran dan gelandangan. Dampaknya kriminalitas di Batavia meningkat tajam,” tulis Alwi dalam buku itu.

Karena angka kriminalitas melonjak, Gubernur Batavia saat itu, Adrian Vlocknaier, membatasi warga keturunan Tionghoa datang ke Batavia.

Belanda merazia dan menangkap warga yang tidak punya surat izin tinggal atau usaha.

Mereka yang ditangkap kabarnya diasingkan ke Sri Lanka yang saat itu merupakan jajahan Belanda juga.

Baca juga: Kisah John Lie, Perwira TNI Keturunan Tionghoa yang Kerap Lolos dari Kepungan Belanda

 

Namun kabar beredar di tengah masyarakat bahwa mereka tidak sampai ke Sri Lanka. Mereka  dibuang di tengah laut.

“Maka gegerlah warga warga China di Batavia dan sekitarnya,” lanjut buku tersebut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Dipukul dan Ancam Tak Diberi Uang Jajan, Ayah Kandung di Tangsel Perkosa Anaknya hingga 18 Kali

Dipukul dan Ancam Tak Diberi Uang Jajan, Ayah Kandung di Tangsel Perkosa Anaknya hingga 18 Kali

Megapolitan
Disdik DKI Sebut Tak Ada Pemotongan Gaji Guru Honorer SDN Malaka Jaya 10 Jaktim

Disdik DKI Sebut Tak Ada Pemotongan Gaji Guru Honorer SDN Malaka Jaya 10 Jaktim

Megapolitan
Paradoks Perayaan Hari Guru dan Mereka yang Diabaikan Kesejahteraannya

Paradoks Perayaan Hari Guru dan Mereka yang Diabaikan Kesejahteraannya

Megapolitan
Antisipatif dan Inovatif, Terobosan Pj Heru Selama Memimpin Jakarta Raih Penghargaan

Antisipatif dan Inovatif, Terobosan Pj Heru Selama Memimpin Jakarta Raih Penghargaan

Megapolitan
Guru SDN Malaka Jaya 10 Digaji Rp 300.000, Walkot Jaktim: Nanti Saya yang Ngomong Salah...

Guru SDN Malaka Jaya 10 Digaji Rp 300.000, Walkot Jaktim: Nanti Saya yang Ngomong Salah...

Megapolitan
Tanam Ribuan Pohon di Pulogadung, Jokowi: Mengatasi Polusi yang Kita Rasakan

Tanam Ribuan Pohon di Pulogadung, Jokowi: Mengatasi Polusi yang Kita Rasakan

Megapolitan
Banjir Rob Berpotensi Terjadi di Pesisir Jakarta hingga 2 Desember 2023

Banjir Rob Berpotensi Terjadi di Pesisir Jakarta hingga 2 Desember 2023

Megapolitan
Wali Kota Jaksel Klaim Anak Asli Manggarai Diam dan Tak Terhasut dalam Tawuran Senin Dini Hari

Wali Kota Jaksel Klaim Anak Asli Manggarai Diam dan Tak Terhasut dalam Tawuran Senin Dini Hari

Megapolitan
Anak di Tangsel 18 kali Diperkosa Ayah Kandungnya hingga Hamil

Anak di Tangsel 18 kali Diperkosa Ayah Kandungnya hingga Hamil

Megapolitan
Mengadu ke DPRD DKI, Warga Keluhkan Usaha Kuliner di Jalan Tulodong Bikin Macet dan Bising

Mengadu ke DPRD DKI, Warga Keluhkan Usaha Kuliner di Jalan Tulodong Bikin Macet dan Bising

Megapolitan
Parpol Pasang Alat Kampanye di Jalan Protokol Bekasi, Bawaslu Bakal Beri Imbauan

Parpol Pasang Alat Kampanye di Jalan Protokol Bekasi, Bawaslu Bakal Beri Imbauan

Megapolitan
Cerita Warga Kampung Tanah Merah 7 Tahun Hidup di Tenda Setelah Digusur Pemerintah

Cerita Warga Kampung Tanah Merah 7 Tahun Hidup di Tenda Setelah Digusur Pemerintah

Megapolitan
Para Pemuda yang Ikut “Gathering” Pemkot Jaksel Diklaim Tak Terlibat Tawuran Terakhir di Manggarai

Para Pemuda yang Ikut “Gathering” Pemkot Jaksel Diklaim Tak Terlibat Tawuran Terakhir di Manggarai

Megapolitan
Damkar DKI Terima Kunjungan Edukasi untuk PAUD hingga SD, Simak Caranya

Damkar DKI Terima Kunjungan Edukasi untuk PAUD hingga SD, Simak Caranya

Megapolitan
IPW: Penahanan Firli Bahuri Sebaiknya Tunggu Hasil Sidang Praperadilan

IPW: Penahanan Firli Bahuri Sebaiknya Tunggu Hasil Sidang Praperadilan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com