Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Monas, Lahir dari Ide Warga Biasa dan Dikerjakan Pekerja Jepang

Kompas.com - 23/01/2020, 13:04 WIB
Singgih Wiryono,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

Saat itu, Bung Karno sangat tertarik dengan ide "Tugu Nasional" sebagai pengingat dan pembangkit semangat pemuda Indonesia di masa depan atas patriot bangsa yang memperjuangkan kemerdekaan.

Ide awal tugu setinggi 45 meter kemudian diubah Soekarno yang menginginkan tinggi Tugu Monas menjadi lebih dari 100 meter.

Soekarno juga mengubah apa yang sebelumnya jadi rencana Panitia Tugu Nasional yang merencanakan Tugu Nasional hanya sebagai tempat penyimpanan bendera pusaka Merah Putih.

"Di dalamnya harus ada museumnya, dindingnya harus diukir, harus ada lift yang dapat membawa pengunjung untuk melihat Kota Jakarta dari atas puncak Tugu," kata Sudiro mengulang perintah Soekarno.

Permintaan Presiden tersebut bikin Panitia Tugu Monas pening kepalanya. Ide awal yang sederhana kini menjadi fantastis karena campur tangan Bung Karno.

Baca juga: Setneg: Revitalisasi Monas Belum Kantongi Izin

Akhirnya proyek Monumen Nasional tersebut resmi diambil alih pemerintah tahun 1959 setelah keluar Keputusan Presiden RI Tanggal 30 Agustus 1959 yang melengserkan satu persatu panitia awal yang sudah terbentuk dan menempatkan orang-orang pemerintahan di panitia pembangunan Monumen Nasional tersebut.

Belum genap dua tahun, pada 8 April 1961 kembali dikeluarkan Keputusan Presiden untuk mengganti seluruh panitia lama dan memasukan pejabat-pejabat pemerintahan dalam posisi panitia yang baru.

Pengunjung bermain sepeda listrik yang disediakan oleh pengelola di kawasan Monumen Nasional, Gambir, Jakarta Pusat, Minggu (29/12/2019). Jelang penghujung 2019, tempat wisata Monumen Nasional (Monas) ramai dikunjungi wisatawan lokal maupun mancanegara.KOMPAS.com/M LUKMAN PABRIYANTO Pengunjung bermain sepeda listrik yang disediakan oleh pengelola di kawasan Monumen Nasional, Gambir, Jakarta Pusat, Minggu (29/12/2019). Jelang penghujung 2019, tempat wisata Monumen Nasional (Monas) ramai dikunjungi wisatawan lokal maupun mancanegara.

Soekarno kemudian menghendaki pembangunan Monas dilakukan sendiri oleh para pejuang Indonesia.

Tetapi kehendak itu kemudian berubah di awal tahun 1962.

Dikerjakan orang Jepang

Mesin-mesin dan arsitek dari Jepang mengambil alih pengerjaan Monumen Nasional.

"(Monumen Nasional) sebagian pekerjaan dilakukan oleh tim pekerja Jepang. (Monas dikerjakan) justru oleh suatu bangsa yang pernah menjajah Rakyat Indonesia," tulis Sudiro.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kondisi Terkini Kebakaran Saudara Frame Mampang, Api Belum Dinyatakan Padam Setelah 11 Jam

Kondisi Terkini Kebakaran Saudara Frame Mampang, Api Belum Dinyatakan Padam Setelah 11 Jam

Megapolitan
Anak-anak Belanjakan THR ke Toko Mainan, Pedagang Pasar Gembrong Raup Jutaan Rupiah

Anak-anak Belanjakan THR ke Toko Mainan, Pedagang Pasar Gembrong Raup Jutaan Rupiah

Megapolitan
Petantang-petenteng Sopir Fortuner yang Ngaku Anggota TNI: Bermula Pakai Pelat Dinas Palsu, Kini Terancam Bui

Petantang-petenteng Sopir Fortuner yang Ngaku Anggota TNI: Bermula Pakai Pelat Dinas Palsu, Kini Terancam Bui

Megapolitan
Polisi Usut Laporan terhadap Pendeta Gilbert Lumoindong Atas Dugaan Penistaan Agama

Polisi Usut Laporan terhadap Pendeta Gilbert Lumoindong Atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Asap Masih Mengepul, Damkar Belum Bisa Pastikan Kapan Pemadaman Toko Bingkai di Mampang Selesai

Asap Masih Mengepul, Damkar Belum Bisa Pastikan Kapan Pemadaman Toko Bingkai di Mampang Selesai

Megapolitan
Momen Lebaran, Pelanggan Borong Mainan sampai Rp 1 Juta di Pasar Gembrong Jatinegara

Momen Lebaran, Pelanggan Borong Mainan sampai Rp 1 Juta di Pasar Gembrong Jatinegara

Megapolitan
Tengah Malam, Api di Toko Bingkai Mampang Kembali Menyala

Tengah Malam, Api di Toko Bingkai Mampang Kembali Menyala

Megapolitan
Polisi Bakal Periksa Pelapor dan Saksi Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa Doktoral ke Filipina

Polisi Bakal Periksa Pelapor dan Saksi Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa Doktoral ke Filipina

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 19 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 19 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Sedang

Megapolitan
Terdengar Ledakan Keras Sebelum Toko Bingkai di Mampang Terbakar

Terdengar Ledakan Keras Sebelum Toko Bingkai di Mampang Terbakar

Megapolitan
Cara ke Aviary Park Bintaro Naik Transportasi Umum

Cara ke Aviary Park Bintaro Naik Transportasi Umum

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Program Beasiswa Doktoral di Filipina, Uang Para Korban Dipakai Pelaku untuk Trading

Ratusan Orang Tertipu Program Beasiswa Doktoral di Filipina, Uang Para Korban Dipakai Pelaku untuk Trading

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Arogansi Sopir Fortuner yang Mengaku Anggota TNI | Masyarakat Diimbau Tak Sebar Video Meli Joker

[POPULER JABODETABEK] Akhir Arogansi Sopir Fortuner yang Mengaku Anggota TNI | Masyarakat Diimbau Tak Sebar Video Meli Joker

Megapolitan
Pengemudi Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI Palsu Bakal Jalani Pemeriksaan Psikologi

Pengemudi Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI Palsu Bakal Jalani Pemeriksaan Psikologi

Megapolitan
Sudah 3 Jam, Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Belum Juga Padam

Sudah 3 Jam, Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Belum Juga Padam

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com