Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Grup Barongsai Kong Ha Hong, Dilarang Era Orba dan Kini Jadi Juara Dunia

Kompas.com - 23/01/2020, 21:36 WIB
Sabrina Asril

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Perayaan Imlek identik dengan pertunjukan Barongsai. Tarian tradisional asal Tiongkok dengan sarung yang menyerupai kostum singa ini paling ditunggu-tunggu oleh setiap masyarakat saat tahun baru Imlek.

Kong Ha Hong, tim barongsai Indonesia besutan Ronald Sjarif jadi langganan berbagai pusat keramaian saat tahun baru Imlek tiba.

Dibentuk sejak 1999, nama Kong Ha Hong disegani di beberapa negara. Hal ini lantaran Kong Ha Hong beberapa kali menjadi juara dunia.

Salah satunya menjadi juara pertama di kota Beijing, Tiongkok.

"Kami telah lima kali dapat juara satu dunia. Dua kali di Indonesia, tiga kali lagi di China. Yang dinilai itu berdasarkan kerapihan, kebersihan, sopan santun, itu 1 point. Kedua kerjasama kepala dan buntut, lalu kerjasama musik dan barongsai, juga tingkat kesulitan loncat tinggi, loncat jauh, loncat sambil menukik," kata Ronald, Kamis (23/1/2020).

Baca juga: Rayakan Imlek, Pemprov DKI Gelar Festival Makanan Tionghoa hingga Pertunjukan Barongsai

Meski dikenal sebagai sebuah kesenian dan kebudayaan asal Tiongkok, Kong Ha Hong tak membatasi siapa saja yang mereka rekrut. 

Berbagai suku, ras, dan agama dipersatukan tanpa memandang latar belakang keturunannya.

Beberapa anggota tim yang mengikuti kejuaraan dunia bahkan merupakan seorang muslim yang berkebangsaan Indonesia.

"Yang ikut juara dunia anak buah saya, itu muslim dan dua-duanya yang di kepala dan ekor itu Ibunya orang Indonesia," kata Ronald.

Tim ini berhasil menjadi juara 1 dunia pada tahun 2009, 2015 I , 2015 II, 2017, serta 2019.

Suasana pertunjukan Barongsai Kong Ha Hong menghibur pengunjung di Pondok Indah Mall, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Senin (20/1/2020). Pertunjukan ini diadakan guna menyambut perayaan Imlek 2571.KOMPAS.com/M LUKMAN PABRIYANTO Suasana pertunjukan Barongsai Kong Ha Hong menghibur pengunjung di Pondok Indah Mall, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Senin (20/1/2020). Pertunjukan ini diadakan guna menyambut perayaan Imlek 2571.

Rahasia di balik kostum barongsai

Ronald membeberkan rahasia di balik kesuksesannya dalam membesarkan nama Kong Ha Hong.

Berdiri pada saat hari kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus tahun1999, tim ini sudah beberapa kali menjuarai kejuaraan dunia World Lion Dance Championship di beberapa negara.

Salah satunya di Guang Xi World Lion Dance Championship 2019 lalu.

Gelar juara di kejuaraan itu didapatkan dengan cara yang tidak mudah, penuh liku-liku.

Baca juga: Ada Barongsai Air dan Darat di Seaworld Saat Perayaan Imlek 2020

"Kong Ha Hong itu sudah ada dari dulu. Tapi kita sempat vakum 32 tahun karena dulu sempat dilarang saat orde baru. Sampai pada akhirnya kembali aktif tahun 1999. Kami pertama kali tampil lagi saat kemerdekaan Indonesia 17 Agustus," kata Syarif.

Menurut dia, kerja keras bersama timnya selama ini menjadi alasan mengapa Kong Ha Hong bisa sangat disegani.

Selain itu, Ronald juga banyak merekrut kaum muda untuk bergabung bersama dengan tim nya dalam mengikuti berbagai kejuaraan tingkat dunia.

Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul "Kong Ha Hong, Tim Barongsai Indonesia Yang Jadi Langganan Juara Dunia".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Megapolitan
Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Megapolitan
Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Megapolitan
Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Megapolitan
Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Megapolitan
Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Megapolitan
'Otak' Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

"Otak" Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com