Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asal-usul Jalan Perniagaan, Perkampungan Masyarakat Keturunan Tionghoa di Jakarta

Kompas.com - 25/01/2020, 07:45 WIB
Dean Pahrevi,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Berbicara soal masyarakat keturunan Tionghoa di Jakarta, tentunya tidak bisa lepas dari kawasan pertokoan di Glodok, Jakarta Barat.

Tepatnya di Jalan Perniagaan atau orang hingga kini masih menyebutnya "Patekoan".

Ya, di sana seakan sudah menjadi perkampungan masyarakat keturunan Tionghoa di Jakarta.

Dikutip dari buku "Waktu Belanda Mabuk Lahirlah Batavia" yang ditulis Alwi Shahab, kawasan Jalan Perniagaan atau Patekoan ini memiliki sejarah yang panjang.

Kawasan Patekoan sudah dikenal sejak zaman kolonial Belanda. Pada Mei 1619, Gubernur Batavia (kini Jakarta) JP Coen menjadikan kawasan Patekoan sebagai perkampungan masyarakat Tionghoa.

Baca juga: Merawat Keberagaman dan Kebaikan Lewat Tradisi Patekoan di Glodok

Sejumlah kapitan China atau pemimpin etnis China di Batavia pun tinggal di kawasan itu. Di Patekoan, sejumlah kapitan China dijadikan penasehat resmi pemerintah kolonial Belanda di Pengadilan.

"Seperti Souw Beng Kong, kapitan China pertama (diangkat Oktober 1619) memiliki kapal, mengurus tempat perjudian, pembuatan uang tembaga, serta mengawasi rumah timbang bagi semua barang orang Tionghoa," tulis Alwi dalam bukunya.

"Souw juga anemer (kontraktor) pertama di Batavia. Wakilnya, Jan Con, adalah seorang yang membangun masjid di Kampung Belek, Jakarta Barat," tulis Alwi.

Baca juga: Mengenal Patekoan di Glodok, Tradisi Menyuguhkan Teh Gratis Setiap Hari

Asal usul nama "Patekoan"

Nama kawasan "Patekoan" sendiri muncul dari kisah Kapitan China ketiga bernama Gan Djie.

Gan Djie menggantikan Kapitan China kedua bernama Phoa Beng Gan yang terkenal karena membangun sungai (kanal) yang kini diapit Jalan Hayam Wuruk dan Jalan Gajah Mada.

Sebelum menjadi kapitan China ketiga, Gan Djie merupakan pemuda China yang datang ke Jawa, tepatnya di Gresik, mengikuti kakak laki-lakinya.

Di sana dia membantu kakaknya berjualan hasil bumi. Dia berjualan dengan memikul dagangannya dari desa ke desa lainnya. Di sana pula dia bertemu dengan seorang gadis Bali yang kemudian menjadi istrinya.

Baca juga: Mengenal Souw Beng Kong, Pemimpin Pertama Etnis Tionghoa di Batavia

Berkat kerja keras dan kerajinannya, beberapa tahun kemudian, Gan Djie sukses dan menjadi saudagar besar di Gresik.

Pada 1659, Gan Djie meninggalkan Gresik dan hijrah ke Batavia. Di Batavia, dia tinggal di sebuah rumah di kawasan Patekoan.

"Di Batavia dia (Gan Djie) berniaga hasil bumi. Karena sifatnya yang baik dan suka menolong, dalam waktu singkat dia menjadi salah seorang terkemuka di pemukimannya yang baru," tulis Alwi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jadwal Buka Puasa di Tangsel Hari Ini, 28 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Tangsel Hari Ini, 28 Maret 2024

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Tangerang Hari Ini, 28 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Tangerang Hari Ini, 28 Maret 2024

Megapolitan
Kembangkan 'Food Estate' di Kepulauan Seribu, Pemprov DKI Bakal Perhatikan Keselamatan Lingkungan

Kembangkan "Food Estate" di Kepulauan Seribu, Pemprov DKI Bakal Perhatikan Keselamatan Lingkungan

Megapolitan
Kelakar Heru Budi Saat Ditanya Dirinya Jadi Cagub DKI: Pak Arifin Satpol PP Juga Berpotensi...

Kelakar Heru Budi Saat Ditanya Dirinya Jadi Cagub DKI: Pak Arifin Satpol PP Juga Berpotensi...

Megapolitan
Keluarga Korban Pembacokan di Kampung Bahari Masih Begitu Emosi terhadap Pelaku

Keluarga Korban Pembacokan di Kampung Bahari Masih Begitu Emosi terhadap Pelaku

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Kota Bogor Hari Ini, 28 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Kota Bogor Hari Ini, 28 Maret 2024

Megapolitan
Aviary Park Bintaro: Harga Tiket Masuk dan Fasilitasnya

Aviary Park Bintaro: Harga Tiket Masuk dan Fasilitasnya

Megapolitan
Pengakuan Sopir Truk yang Bikin Kecelakaan Beruntun di GT Halim: Saya Dikerjain, Tali Gas Dicopotin

Pengakuan Sopir Truk yang Bikin Kecelakaan Beruntun di GT Halim: Saya Dikerjain, Tali Gas Dicopotin

Megapolitan
Berkas Rampung, Ammar Zoni Dilimpahkan ke Kejaksaan untuk Disidang

Berkas Rampung, Ammar Zoni Dilimpahkan ke Kejaksaan untuk Disidang

Megapolitan
Pengendara Motor Dimintai Uang agar Bisa Lewat Trotoar, Heru Budi: Sudah Ditindak

Pengendara Motor Dimintai Uang agar Bisa Lewat Trotoar, Heru Budi: Sudah Ditindak

Megapolitan
Jadi Tersangka, Sopir Truk 'Biang Kerok' Tabrakan di GT Halim Utama: Saya Beli Semua Mobilnya

Jadi Tersangka, Sopir Truk "Biang Kerok" Tabrakan di GT Halim Utama: Saya Beli Semua Mobilnya

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Depok Hari Ini, Kamis 28 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Depok Hari Ini, Kamis 28 Maret 2024

Megapolitan
Pemkot Bogor Relokasi 9 Rumah Warga Terdampak Longsor di Sempur ke Rumah Kontrakan

Pemkot Bogor Relokasi 9 Rumah Warga Terdampak Longsor di Sempur ke Rumah Kontrakan

Megapolitan
Wali Kota Bogor Diisukan Masuk Kabinet Prabowo-Gibran, Bima Arya: Itu Spekulasi

Wali Kota Bogor Diisukan Masuk Kabinet Prabowo-Gibran, Bima Arya: Itu Spekulasi

Megapolitan
Pelaku Pembacokan di Kampung Bahari Jalani Pemeriksaan dengan Tenang Usai Tewaskan Sepupu

Pelaku Pembacokan di Kampung Bahari Jalani Pemeriksaan dengan Tenang Usai Tewaskan Sepupu

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com