JAKARTA, KOMPAS.com - Keberadaan Masjid Lautze di kawasan pecinan Sawah Besar, Jakarta Pusat menjadi simbol toleransi bagi umat beragama di Indonesia.
Pasalnya, sejak hadir pada awal 1990-an, keberadaan masjid disambut baik oleh warga sekitar.
"Alhmadullilah banyak sekali sambutan yang dari saudara-saudara kita dari etnis Tionghoa," kata Pengurus Masjid, Yusman pada Jumat (24/1/2020).
Masyarakat sekitar tidak hanya menyambut positif keberadaan Masjid Lautze, tapi beberapa juga ada yang tertarik untuk belajar agama Islam di dalam masjid itu.
"Yang datang ke sini ada yang tanya-tanya sebatas tentang Islam, ada juga yang sudah punya niat menjadi mualaf masuk Islam, sehingga minta dibimbing di Masjid Lautze ini," kata Yusman.
Baca juga: Di Balik Tegaknya Masjid Lautze, Ada Peran BJ Habibie...
Keberadaan Masjid Lautze, menurut Yusman, juga membawa hikmah tersendiri bagi warga sekitar.
Masjid yang berada di Jalan Lautze menjadi terkenal hingga penjuru dunia.
Bahkan turis mancanegara pun menjadikan Masjid Lautze sebagai salah satu destinasi wisata rohani.
"Tadinya tidak begitu terkenal, sekarang menjadi terkenal bahkan di luar negeri juga terkenal Masjid Lautze. Jadi ya kami diterima dengan baik, enggak ada istilah penolakan, enggak ada," kata Yusman.
Baca juga: Syiar Islam Komunitas Tionghoa di Masjid Lautze...
Salah satu bukti Masjid Lautze hadir di tengah masyarakat adalah dengan aktifnya para pengurus dan umat dalam menjalankan kegiatan sosial.
Kegiatan sosial diadakan dalam bentuk kolaborasi dengan para pengurus tempat ibadah lain seperti gereja, wihara, kelenteng, serta warga sekitar.
"Ini banyak tempat ibadah malah bukan cuma masjid, masjid sedikit, malah minoritas. Banyak kelenteng, wihara, gereja," tutur Yusman.
"Sering kerja sama, bakti sosial, bila ada musibah kebakaran, kebanjiran kita sama-sama kerja sosial bantu sesama," ucapnya.
Baca juga: Jejak Orang Tionghoa dalam Penyebaran Islam di Pulau Jawa
Adapun, Masjid Lautze beralamat di Jalan Lautze Nomor 87-89, RT 010/RW 003, Karanganyar, Sawah Besar, Jakarta Pusat. Masjid ini memang dibangun oleh keturunan Tionghoa.
Awal mula hadirnya Masjid Lautze, diawali dengan pendirian Yayasan Haji Karim Oei.
Tujuan pendirian masjid adalah untuk menyampaikan Islam kepada etnis Tionghoa. Dengan demikian, Yayasan Haji Karim Oei pun dibentuk dengan berpusat di kawasan Pecinan.
"Untuk menonjolkan Islam sebagai agama yang universal dan cocok untuk etnis Tionghoa," demikian informasi yang terdapat dalam situs Masjid Lautze.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.