Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Merajut Toleransi dan Keberagaman di Kelenteng Pan Kho Bio

Kompas.com - 25/01/2020, 17:14 WIB
Audia Natasha Putri,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

Tradisi itu diisi dengan membagi-bagikan sembako sebanyak 1000 kantong kepada warga yang kurang mampu. 

Baca juga: Mengenal Wihara Pan Kho Bio, Kelenteng Tertua di Bogor yang Pernah Jadi Tempat Istirahat Prabu Siliwangi

Kelenteng itu juga selalu mengadakan acara buka puasa bersama setiap tahun. Namun, untuk tahun ini, acara buka puasa bersama diganti dengan membagi-bagikan takjil kepada masyarakat sekitar sebagai bentuk menyambut Ramadhan.

"Selain bagi-bagi takjil, saat malam Imlek kami juga open house dengan memanggil tukang bubur, tukang mie bakso, atau tukang soto. Lalu kami bagikan ke warga sekitar sini," ujar Chandra.

Ada tempat salat di Kelenteng Pan Kho Bio

Kelenteng yang didirikan tahun 1703 itu sudah menerapkan toleransi sejak lama.

Kelenteng itu sesungguhnya tak berbeda dengan kelenteng pada umumnya. Namun, jika ditelusuri, di kelenteng itu ada ruangan khusus, berukurun kecil dan bercat hijau yang terletak bagian belakang kelenteng. 

Ruangan itu ruang shalat. Ruangan dibangun tahu 2007 dan sengaja dibuat untuk para peziarah yang datang ke petilasan leluhur keluarga Kerajaan Pajajaran, yaitu Eyang Sakee dan Eyang Jayaningrat serta makam Embah Imam. Ketiganya merupakan tokoh penyebar agama Islam pada masa Kerajaan Pajajaran.

Di dalam ruangan tersebut terdapat dua buah batu besar yang dipercaya sebagai tempat petilasan Eyang Sakee dan Eyang Jayaningrat. Dalam ruangan itu juga terdapat alat shalat, Alquran serta sejadah yang menghadap ke kiblat.

"Kelenteng ini pernah menjadi tempat peristirahatan Raja Siliwangi dan tempat berkumpulnya para penyebar agama Islam sejak zaman kerajaan Pajajaran," kata Abraham Halim, pemerhati sejarah Kampung Pulo Geulis.

Bram menegaskan, prinsip yang diusung kelenteng itu dan warga Pulo Geulis merupakan sesuatu yang indah, yang menampilkan kebersamaan dalam perbedaan.

"Bersatu di sini bukan berarti campur aduk. Ibarat air dan minyak, bisa ada dalam satu wadah," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemprov DKI Bakal Libatkan BRIN dalam Pengembangan 'Food Estate' di Kepulauan Seribu

Pemprov DKI Bakal Libatkan BRIN dalam Pengembangan "Food Estate" di Kepulauan Seribu

Megapolitan
Mengenang 9 Tahun Kematian Akseyna, Mahasiswa UI Berkumpul dengan Pakaian Serba Hitam

Mengenang 9 Tahun Kematian Akseyna, Mahasiswa UI Berkumpul dengan Pakaian Serba Hitam

Megapolitan
Pengeroyokan Preman oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus Mencekam, Warga Ketakutan

Pengeroyokan Preman oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus Mencekam, Warga Ketakutan

Megapolitan
'Update' Kecelakaan Beruntun di Gerbang Tol Halim Utama, Total 9 Mobil Terlibat

"Update" Kecelakaan Beruntun di Gerbang Tol Halim Utama, Total 9 Mobil Terlibat

Megapolitan
Oknum TNI Diduga Keroyok Warga Sipil di Depan Polres Jakpus, Warga: Itu Darahnya Masih Ada

Oknum TNI Diduga Keroyok Warga Sipil di Depan Polres Jakpus, Warga: Itu Darahnya Masih Ada

Megapolitan
Polda, Polri, dan Kejati Tak Bacakan Jawaban Gugatan MAKI Terkait Desakan Tahan Firli Bahuri

Polda, Polri, dan Kejati Tak Bacakan Jawaban Gugatan MAKI Terkait Desakan Tahan Firli Bahuri

Megapolitan
Oknum TNI Aniaya 4 Warga Sipil di Depan Mapolres Jakpus

Oknum TNI Aniaya 4 Warga Sipil di Depan Mapolres Jakpus

Megapolitan
Ketua DPRD Kota Bogor Dorong Pemberian 'THR Lebaran' untuk Warga Terdampak Bencana

Ketua DPRD Kota Bogor Dorong Pemberian "THR Lebaran" untuk Warga Terdampak Bencana

Megapolitan
Dua Karyawan SPBU Karawang Diperiksa dalam Kasus Bensin Dicampur Air di Bekasi

Dua Karyawan SPBU Karawang Diperiksa dalam Kasus Bensin Dicampur Air di Bekasi

Megapolitan
Soal Urgensi Beli Moge Listrik untuk Pejabat, Dishub DKI: Targetnya Menekan Polusi

Soal Urgensi Beli Moge Listrik untuk Pejabat, Dishub DKI: Targetnya Menekan Polusi

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di DKI Jakarta Hari Ini, 28 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di DKI Jakarta Hari Ini, 28 Maret 2024

Megapolitan
Gagal Rekonstruksi karena Sakit, Gathan Saleh Dibawa ke Dokter

Gagal Rekonstruksi karena Sakit, Gathan Saleh Dibawa ke Dokter

Megapolitan
Karyoto Disebut Hentikan Perkara Firli Bahuri Diam-diam, Polda Metro Jaya: Mengada-ada!

Karyoto Disebut Hentikan Perkara Firli Bahuri Diam-diam, Polda Metro Jaya: Mengada-ada!

Megapolitan
9 Tahun Misteri Kasus Kematian Akseyna, Keluarga Tidak Dapat “Update” dari Polisi

9 Tahun Misteri Kasus Kematian Akseyna, Keluarga Tidak Dapat “Update” dari Polisi

Megapolitan
Ammar Zoni Residivis Narkoba 3 Kali, Jaksa Bakal Pertimbangkan Tuntutan Hukuman

Ammar Zoni Residivis Narkoba 3 Kali, Jaksa Bakal Pertimbangkan Tuntutan Hukuman

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com