Baca selengkapnya di sini.
Edy hanya bisa menyatakan kesedihan dan keprihatinannya dari jauh saat disampaikan kabar buruk mengenai banjir di Jatiasih, Kota Bekasi, Jawa Barat, pada 1 Januari 2020.
Perkiraannya benar bahwa kabar yang disampaikan adalah terendamnya Komplek Perumahan Pondok Gede Permai (PGP).
Dia menyatakan kasihan kepada teman dan tetangganya di komplek yang dihuni sekitar 1.500 kepala keluarga (KK) itu.
Tetapi, dia tidak bisa berbuat banyak kecuali hanya menghubungi teman dan tetangganya yang masih dia ingat.
Baca juga: Tolak Relokasi, Warga Sebut Pondok Gede Permai Banjir karena Pemerintah Teledor
Edy sudah beberapa tahun tidak lagi tinggal di perumahan ini.
Rumahnya berlantai dua di Blok C PGP dia jual karena tidak tahan tinggal di sana akibat sering dilanda banjir.
Banjir dirasakannya sangat berat, apalagi makin tahun air makin tinggi.
Itulah yang mendasarinya menjual rumah lalu pulang kampung dan membangun rumah di kampung halaman.
Setelah pembangunan rumahnya selesai, ternyata masih ada sisa uang dari hasil penjualan rumahnya di PGP.
Uang sisanya itu kemudian dibelikan lahan untuk kebun lada. Hidup di kampung dirasakannya lebih nyaman dan yang pasti tidak banjir.
Kisah Edy hanya satu bagian dari pilihan yang dimiliki warga di PGP.
Ada yang sama dengan dia, ada yang memilih mengontrakan rumahnya lalu tinggal di tempat lain dan ada pula yang tetap bertahan.
Baca selengkapnya di sini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.