JAKARTA, KOMPAS.com - YA (42), perempuan yang diduga pelaku penganiayaan terhadap penumpang Transjakarta Novitasari (24), masih menjalani pemeriksaan kejiwaan di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.
Kapolsek Metro Taman Sari Ajun Komisaris Besar Polisi Abdul Ghafur mengatakan, YA melakukan penganiayaan dengan kukunya karena diduga depresi.
"Kalau motif pelaku punya latar belakang dalam kondisi depresi kejiwaan sehingga keterangan sampai saat ini berubah-ubah dan sekarang akan kita bawa ke rumah sakit untuk diperiksa kejiwaannya," ujar Ghafur di Jakarta, Selasa (28/1/2020), seperti dikutip Antara.
Baca juga: Bukan Silet, Perempuan yang Serang Penumpang Transjakarta Gunakan Kuku untuk Lukai Korban
Ghafur menjelaskan, apabila dari hasil tes kejiwaan pelaku dinyatakan sehat, maka pelaku akan dikenakan Pasal 351 KUHP tentang Penganiayaan.
Berdasarkan keterangan warga, YA merupakan warga Taman Sari yang tinggal di emperan kawasan Asemka.
Ia tidak membawa KTP dan sering nongkrong di Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Halte Transjakarta Olimo.
YA diamankan tak jauh dari JPO Olimo, Selasa pagi.
Baca juga: Pelaku Penyayatan Penumpang Transjakarta merupakan Tunawisma yang Biasa Mangkal di Sekitar JPO Olimo
"Jadi, saat kejadian pelaku pergi dan besok kembali lagi karena memang pelaku tuna wisma dan diperkuat keterangan ojol (ojek online) yang kenal dengan pelaku karena pelaku sudah (sering) ada di situ," ujar Ghafur.
Kronologi
Novita, seorang perempuan penumpang bus Transjakarta menjadi korban kekerasan oleh orang tak dikenal di halte Transjakarta Olimo, Taman Sari, Jakarta Barat, Minggu (26/1/2020).
Akibatnya, korban mengalami luka sayatan benda tajam pada leher bagian belakang.
Dia awalnya membagikan kronologi kekerasan dan unggahan foto sayatan tersebut melalui akun Twitter pribadinya, @novitageraldine.
Saat dikonfirmasi Kompas.com, Novita menjelaskan peristiwa kekerasan itu terjadi pada Minggu sekitar pukul 12.00 siang.
Baca juga: Kronologi Penumpang Transjakarta yang Diserang Perempuan hingga Leher Tersayat
Saat itu, dia hendak turun dari jembatan penyeberangan orang (JPO) Halte Olimo. Saat melintas di JPO halte tersebut, kata Novita, suasana tampak sepi.
"Yang lewat hanya saya dan ada satu cewek itu yang lagi diam di tempat sambil melihat ke bawah jalan," kata Novita.