Berbeda dengan SARS, MERS tidak begitu mudah menular dari manusia ke manusia. Akan tetapi, tingkat kematian yang disebabkan olehnya lebih besar.
Wabah ini menewaskan 35 persen dari sekitar 2.494 orang yang terinfeksi. Sejak 2012, sebanyak 2.494 kasus di 27 negara dan membunuh sekitar 858 orang.
Gejala MERS-CoV yang diduga muncul di Arab Saudi pada pertengahan 2012 antara lain gangguan pernapasan akut dengan demam, flu, dan napas pendek.
Baca juga: Virus Corona Merebak, Masker di Pasar Pramuka Langka
Infeksi pada manusia ditemukan di beberapa negara, seperti Arab Saudi, Italia, Inggris, Perancis, Jordania, dan Uni Emirat Arab.
Sama seperti saat menghadapi SARS, Kementerian Perhubungan dan Kementerian Luar Negeri juga melakukan pemeriksaan dan sosialisasi bagi mereka yang datang dari negara ditemukan virus di tiap bandara.
Dikutip dari arsip Harian Kompas pada Jumat (26/7/2013), persiapan dilakukan dengan memasang spanduk kewaspadaan, penyediaan alat pelindung diri, kartu kewaspadaan kesehatan, desinfektan, hingga menyiapkan alat pendeteksi panas tubuh.
Sosialisasi juga diberikan di daerah kantong tenaga kerja Indonesia lewat dinas kesehatan daerah.
"Ada 100 rumah sakit rujukan di Indonesia disiapkan untuk menangani," kata Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan Tjandra Yoga Aditama.
Di Jakarta, rumah sakit yang disiagakan untuk pasien MERS saat itu adalah RSUP Persahabatan.
Baca juga: Ancaman Virus Corona dan Langkah Pemerintah Indonesia
Ruang isolasi yang disiapkan memiliki tiga tempat tidur. Ruang itu merupakan ruangan yang khusus disediakan untuk pasien penyakit tertentu.
Dokter spesialis paru RSUP Persahabatan, Jakarta, Sardikin Dwiputro, menyatakan, petugas di unit isolasi perlu diingatkan lagi tentang bagaimana menangani pasien di ruang isolasi.
"Mungkin sudah lupa, perlu diingatkan lagi," ujar dia.
Belajar dari SARS dan MERS, untuk mengantisipasi virus corona, pemerintah melalui Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Anung Sugihantono memberlakukan pengecekan kesehatan secara masif menggunakan thermal scanner di pintu kedatangan bandara.