TANGERANG, KOMPAS.com - Sebanyak 10.000 masker diperiksa satu per satu dengan x-ray scanner saat memasuki kawasan kargo Bandara Soekarno-Hatta.
Rencananya, masker-masker tersebut akan dikirimkan ke Kota Wuhan, China untuk didistribusikan kepada 243 warga negara Indonesia (WNI) yang masih terjebak di sana.
Baca juga: BNPB Kirim 10.000 Masker N 95 untuk WNI di Wuhan Besok
Kepala Pusat Data dan Informasi Kominkasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo mengatakan, ribuan masker tersebut dikirim atas permintaan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di China.
"Itu Kedubes (RI di) China meminta seperti itu (pengiriman masker, kita kirim saja, kirim 10.000 pieces," kata dia kepada Kompas.com, Rabu (29/1/2020).
Baca juga: Bukan Minta WNI Dievakuasi, KBRI di China Justru Minta Dikirimkan Ribuan Masker
Ribuan masker tersebut diperkirakan sudah tiba di China pukul 05.00 pagi waktu setempat.
Adapun jenis masker yang dikirimkan BNPB berjenis N95 yang mampu menyaring partikel kecil hingga 2.5 particullar meter.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah mengatakan, ada 243 Warga Negara Indonesia yang masih terjebak di China.
Kira-kira 100 di antaranya merupakan WNI yang tinggal di Wuhan, kota tempat mewabahnya virus corona.
Baca juga: Langka di Pasar Pramuka, Harga Masker Naik 2 Kali Lipat
Teuku mengatakan, KBRI di China selalu memonitor kondisi WNI yang masih berada di Wuhan dan selalu berkomunikasi dengan mereka.
"Pemerintah memastikan kecukupan logistik bagi mereka yang masih berada di wilayah terdampak," kata dia.
Di samping pengiriman ribuan masker ke China, Teuku mengatakan bahwa saat ini pemerintah masih belum siap untuk mengevakuasi WNI dari China.
Dia menyampaikan, pemerintah Indonesia masih mematangkan pilihan untuk mengevakuasi WNI yang masih berada di China.
Kemenlu, lanjut dia, akan bekerja sama dengan kementerian dan lembaga terkait untuk pematangan misi evakuasi tersebut.
"Kemlu telah meminta Dubes RI di Tiongkok untuk mengkoordinasikan rencana evakuasi ini kepada otoritas setempat," kata dia.
Para mahasiswa dan warga negara Indonesia lainnya yang berada di Wuhan, Provinsi Hubei, China berharap segera dievakuasi oleh pemerintah.
"Mahasiswa dan teman-teman mulai drop mentalnya, pasrah dan bahkan pesimistis ada evacuation plan dari pemerintah," kata Ketua Ranting Huazhong University of Science and Technology Wuhan, Khoirul, melalui keterangan tertulis, Rabu (29/1/2020) pagi.
Pada Selasa (28/1/2020), Khoirul mengaku mendapat informasi bahwa ada sejumlah WNI yang mengalami gejala batuk lebih dari dua minggu.
Baca juga: WNI di Wuhan Khawatir, Seorang Mahasiswa di Apartemennya Diduga Kena Virus Corona
WNI tersebut dikabarkan tidak memiliki riwayat penyakit bronchitis (bronkitis) sebelumnya. Namun, Khoirul belum dapat mengonfirmasi di mana lokasi pasti WNI itu berada.
Meski demikian, Khoirul menyatakan, WNI tersebut takut untuk memeriksakan diri ke dokter setempat karena khawatir justru akan dikarantina.
Selain itu, ada kekhawatiran mereka akan ditelantarkan karena membludaknya pasien dari klinik dan rumah sakit.
"Jadi, mereka mengambil keputusan untuk diam dan berharap bisa pulang (ke Indonesia) dan diperiksa di sana. Pilihan berisiko," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.