Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengusaha Tempat Pemotongan Unggas: Karyawan Tidur Bareng Ayam Tidak Ada yang Sakit

Kompas.com - 30/01/2020, 12:12 WIB
Dean Pahrevi,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Administratif Jakarta Timur merelokasi 24 tempat pemotongan hewan unggas di wilayah Kecamatan Matraman dan Pulogadung, Kamis (30/1/2020).

Puluhan tempat pemotongan hewan unggas itu direlokasi ke Rumah Potong Hewan Unggas (RPHU) di Rawa Terate, Cakung, Jakarta Timur, yang selesai dibangun Pemprov DKI Jakarta pada Desember 2019 lalu.

Wali Kota Jakarta Timur M Anwar mengatakan, relokasi tersebut dilakukan karena tempat pemotongan hewan unggas yang berada di kawasan permukiman warga itu dianggap dapat mengancam kesehatan masyarakat.

Baca juga: Puluhan Tempat Pemotongan Unggas di Matraman dan Pulogadung Direlokasi

"Karena unggas ini, termasuk ancaman buat warga, baunya luar biasa. Tadi kami masuk sebentar saja sudah luar biasa, pakai masker saya sudah tidak tahan. Tentunya ini membahayakan buat masyarakat," kata Anwar di lokasi.

Oleh sebab itu, relokasi dilakukan agar kawasan permukiman warga Matraman dan Pulogadung lebih asri, sehat, dan nyaman.

Terkait hal itu, Indro Sulistyo, salah satu pengusaha tempat pemotongan hewan unggas di Matraman mengatakan, sejauh ini belum ada karyawannya yang terjangkit penyakit dari hewan unggas.

"Sama sekali belum, itu stigma yang salah. Karyawan kita tiap hari berhubungan dengan ayam ada yang dari tahun 70, tahun 69, itu tidak ada sama sekali yang sakit" kata Indro, pengusaha tempat pemotongan hewan unggas sejak tahun 1970-an itu.

"Tidur bareng ayam, makan bareng ayam, segala sesuatunya bareng ayam," imbuhnya.

Indro menegaskan, bahkan tempat usahanya itu membantu mengurangi angka pengangguran di Jakarta. Setidaknya dia mempekerjakan 3.000 orang yang mayoritas merupakan warga sekitar.

Baca juga: Direlokasi ke Rawa Terate, Pemilik Tempat Pemotongan Unggas di Matraman Takut Rugi

"Tidak ada (warga yang sakit akibat unggas) dan kita itu di kandang ayam ini menyerap 3.000 tenaga kerja dari warga sekitar. Nah warga yang mana ini yang dirugikan dari usaha ayam ini, itu pertanyaannya. Jadi yang dirugikan warga juga, mata pencaharian mereka dari ayam juga," ujar Indro.

Indro bersama pengusaha lainnya pun mengaku takut alami kerugian karena ditinggal pelanggannya pasca direlokasi ke Rawa Terate.

Kendati demikian, mereka akan kembali mencoba lakukan mediasi kepada pemerintah agar diizinkan kembali berjualan di lokasi yang lama.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Megapolitan
Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Megapolitan
Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Megapolitan
Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Megapolitan
Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Megapolitan
Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Megapolitan
Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Megapolitan
Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Megapolitan
Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Megapolitan
Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Megapolitan
Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Megapolitan
Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com